19. Black-üra

181 89 11
                                    

Tidak ada diksi dan kerapian di sini, ngga ada estetik estetikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada diksi dan kerapian di sini, ngga ada estetik estetikan. Nulis part ini aja sambil berjuang nahan ambruk. Ngga enak badan banget. Jadi mohon maklumi kalau nemu buanyak banget kesalahan (ya meski emang dari dulu suka typo).

Aku mulai senang memberi notes, di bawah ada notes lagi. Tolong dibaca hingga tuntas, ya!

Anw, enjoy.

***

"Chi,"

Yoon membangunkan Ichi, mengusap kepala istrinya yang tertidur di bahu kirinya ini dengan lembut. Ichi tidur pulas sekali sepanjang perjalanan. Yoon sampai tak berani bergerak demi tak membangunkan Ichi. Mengingat semalam mereka bekerja keras lagi demi memenuhi―lupakan.

Mereka telah kembali ke Seoul. Setelah mendapat telepon kantor tadi kala malam hari setengah sepuluh. Yoon putuskan untuk segera mengepak semua barang ke dalam koper. Mengatakan pada Ichi bahwa ada pekerjaan yang mendesak. Ini perihal Vociverouf. Sebenarnya Yoon sungguh pusing, namun ia tak dapat mengatakan bahkan pun memperlihatkannya di depan Ichi.

Istri kecilnya itu mudah sekali berpikir keras. Meski terlihat cuek, Yoon tahu benar Ichi. Ia tidak ingin membebani pikirannya. Yoon ingin dia menyelesaikan masalahnya daripada harus membuang umur untuk memikirkan persoalan pekerjaan Yoon. Yoon yakin ia dapat mengatasinya sendiri.

"Ichi.." Yoon mulai tersenyum kala Ichi tak kunjung bangun namun malah menggamit lengannya. Menjadikan lengan Yoon serupa bantal guling nyaman untuk dipeluk.

Yoon bahkan belum berhenti tersenyum. Ia menyerah membangunkan Ichi. Kembali disandarkan punggungnya itu ke kursi pesawat yang empuk. Menghela sejenak sebelum tangannya mengambil satu tangan Ichi untuk digenggam. memainkan jari-jemari lentik Ichi, merasakan lembut tangan Istrinya.

Pikiran Yoon benar-benar padat. Vociverouf, Ichi, bahkan Jyira. Rumit sekali dan Yoon mulai ingin menyerah menyusun rencana, mungkin nekad ia akan katakan itu pada Ichi. Namun Ichi pasti tidak akan lantas percaya.

"Chi?" Yoon menoleh sedikit demi untuk melihat kepala Ichi yang bersandar di bahunya. "Sudah sampai, sayang."

Tidak ada jawaban.

"Masih mengantuk, ya?"

Didengarnya Ichi berdeham dua kali.

"Nanti dilanjutkan lagi di rumah."

HELLUVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang