30. Canvas

61 37 2
                                    

(Dikasi awan awan biar kek sinetron azab wkw)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Dikasi awan awan biar kek sinetron azab wkw)

***

"Aku selalu diminta diam oleh Kozzo ketika pria itu berpesan beberapa tahun lalu sebelum ingatannya semakin lemah. Dia menuliskan seruntutan amanat di kertas yang hampir-hampir mirip cerpen. Shimizu Haro juga tahu itu. Ditulis terpisah dengan wasiat. Bila kau tahu tugasku dan Shimizu kala itu untuk memenuhi permintaannya, mungkin kau tak akan menyangka, Ichi. Ayahmu bahkan lebih banyak memberi kami tugas daripada anak bandelnya yang hanya disuruhnya untuk menikah."

Ichi tertawa demi mendengar penuturan Ibu Hannah sembari mencolek pelan lengan Ichi.

Ichi tahu, menyimak cerita Ibu Yura dan Ryu selaiknya hanya akan membuat hatinya terhunjam. Kendati obrolan diselingi dengan mencomot buah dan menyemil banyak roti kelapa yang lezat hingga berujung kembali ingin menangis, tetap saja  getar dari cerita mereka bukan meringankan rindu, justru akan membuatnya semakin rindu. Apa boleh buat, hanya dari kisah-kisah belakang punggungnya yang dapat ia dengar demi tahu banyak hal baik yang rasa-rasanya berlalu cepat. Akan tetapi Ichi tahu, alih-alih mengatakan 'meringankan rindu pada Ayah', mereka sebenarnya hanya ingin membuka mata Ichi dan menceritakan semua hal yang selama ini terjadi di belakang punggungnya. Semua, iya semuanya. Tak terkecuali.

"Ayahmu mungkin menderita trauma kepala dan alzheimer. Tapi ia tak pernah lupa hari ulang tahunmu, Chi."

Ichi mengernyit, bagaimana bisa? Terdengar mustahil. Lagipula ia tak pernah menemukan satupun ucapan bahkan kue kiriman ayah, atau sekadar melihat ayah muncul di depan matanya saja tidak. Ia bahkan telah mengira bahwa ayah sudah benar-benar melupakannya.

"Kozzo punya alarm khusus, setiap ulang tahunmu dan ia akan terbang ke Korea pada hari itu juga. Kue-kue itu.. bukan aku  yang membuatnya, tapi ayahmu. Asal kau tahu saja, Chi, ayahmu selalu ada di rumah tiap hari itu. Kozzo sempat beberapa kali hampir ketahuan olehmu, dia bahkan sempat berkata padaku untuk memastikan menyiapkan rencana agar setidaknya kau pulang ke rumah tak bertepatan saat ayahmu sedang sibuk membuat kue bantetnya. Di hari ulang tahunmu, ayahmu selalu ada di kamar belakang, Chi. Mendengarmu tertawa dan meniup lilin ulang tahun. Dan setiap aku mengantarnya ke bandara untuk kembali, dia bilang itu sudah cukup membuatnya bahagia."

Ichi tertegun. Ibu Yura bahkan juga tak mengetahui ini, sebab sorotnya tampak begitu sedih dan menerawang.

"Dalam amanat yang ia tulis. Ia menulis banyak hal yang kau sukai. Aku dan Shimizu selalu memberi kabarmu secara rutin, memantau, dan menyampaikan pesan. Banyak kebutuhan yang sengaja disiapkan untukmu tanpa sepengetahuanmu. Bahkan pernah yang membuat kami merasa terkejut, dokter sudah menyatakan bahwa ingatan ayahmu hampir 70% telah digerogoti, dia bahkan juga sudah lupa namanya, rumah yang dia tinggali, kakinya juga semakin lemah, intinya banyak hal yang mulai lenyap dalam ingatannya. Namun pada satu hari, justru Kozzo menunjuk satu menu yang disajikan di atas meja. Dan dia menyebutmu dengan 'Ichi-ku sangat menyukainya.' Itu sangat mengejutkan." Ibu Yura berkata sembari tersenyum setengah sedih.

HELLUVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang