28. "Jangan Mulai Lagi, Chi!"

64 34 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Lama-lama, yang semakin lama. Ichi sedang butuh Yoon, namun nampaknya Yoon jadi semakin sibuk bergulat dengan pekerjaannya. Ini salah Ichi juga yang selalu terus memicu pertengkaran dengan kepalanya yang batu dan segenap pemikiran ego kerasnya.

Seakan ditimpa kesadaran akan satu fakta yang belum tuntas. Entah sejak bila, pertengkaran kala itu, tak tahu sejak Jyira, tak tahu setelahnya, atau tak tahu juga di kala pemakaman ayah. Inti simpulnya, renggang itu masih terus berlanjut hingga kini. Lebih pada perang dingin tanpa ada satupun yang coba memulai lebih dulu. Ini mulanya Ichi mungkin egois ingin lebih dulu dihampiri seperti biasanya Yoon yang akan lebih dulu mendekapnya di kala ia marah, selalu mencarinya lebih dulu sebelum kemarahan lebih merebak, atau seminim mengalah dan membuat hubungan mudah dengan pria itu yang lebih dulu menenangkan. Tetapi ego Yoon juga sedang tinggi tampaknya, hingga Ichi menyadari bahwa suaminya itu semakin jauh dan mengikis jarak. Di tambah kesibukan dan jadwalnya yang semakin padat. Hingga kini dan tak tahu sampai kapan.

Jangan tanya untuk satu usaha.

Sekali dua, Ichi pernah mencoba ingin mendekati lebih dulu. Namun selalu mendapat momen yang tak pas. HAHA. Ichi bahkan tak lebih sekadar tahu dibanding Ryu yang paham segala jadwal Yoon. Ichi hanya terus mendapati terbangun di tengah malam dan melihat punggung Yoon dan terbangun lagi di pagi hari dengan sisa tempat tidur yang berantakan tanpa Yoon. Dia selalu pergi atau berkutat dengan pekerjaannya, bahkan kliennya kerap datang ke rumah megah Yoon. Suaminya itu sering mengabaikan makan bersama, setiap kali Ichi ingin bicara, pria itu selalu memasang tampang dengan alis serta raut yang tak dapat dijelaskan—tak tahu sedang sumpek dengan pekerjaannya, atau dia malas mendengar. Yang jelas, waktu, bahkan kesempatan semakin jauh hanya lantaran kesibukan dan jarak yang seolah diciptakan.

Ya, seharusnya Ichi pahami itu. Terlebih Yoon juga harus mengurus segala berkas dan mengambil alih kendali perusahaan ayah juga. Namun... apakah Ichi setransparan itu? Yoon bahkan hanya bicara seadanya, lebih sering menyampaikan pesan lewat sekretarisnya, lewat Ryu, atau lewat pesan singkat yang setelahnya sering tak aktif. Yoon terlihat sangat menghindari intensitas komunikasi yang membuat Ichi semakin bingung.

Bingung cara memperbaikinya, bingung untuk mendekatinya, lebih bingung juga atas keadaan mereka, dan berujung pada pikiran meragukan kesehatan hubungan rumah tangga mereka yang berujung membuat Ichi banyak berpikir tentang ekspektasi keretakan di kemudian hari yang boleh jadi akan terjadi.

Ichi dikejutkan dengan suara pintu kamar yang nyaris ditutup secara terbanting. Aromanya menghidu wangi Yoon yang ia hapal benar tekuar dari tubuh suaminya itu. Dan benar, Yoon muncul bersamaan dengan mata pria itu yang tampak terkejut menemukan Ichi masih terduduk dengan menekuk kakinya di atas ranjang.

Ichi melirik jam dinding, sekarang pukul setengah tiga pagi dengan Yoon yang awut-awutan menenteng jas di tangan kirinya dan tas jinjing hitam besar. Biasanya Yoon hanya membawa tas laptop, namun akhir-akhir ini (terbilang tiga bulan terakhir) ia jadi sering membawa banyak kertas dan berkas ke rumah.

HELLUVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang