.
.
.
— "Ralat, nggak ada kata nggak sanggup buat punya hubungan baik ama saudara sendiri. So, kalian harus akrab dulu, kalo lu maksa dan nggak patuh, kunci ruangan ini bakal gua sita dan kalian nggak bakal punya izin buat gunain ruangan ini lagi." Sela Jaemin.
— "Gua nggak nerima tapi atau alasan apapun. Gua yakin lu sanggup buat menuhin itu.. pertemuan Klub 513 hari ini cukup itu saja, silahkan pulang."
Setelah pertemuan pertama para anggota baru Klub 513 hari itu, kelima limanya belum ada yang konfirmasi ke Jaemin a.k.a mantan anggota yang sekarang jadi pembina Klub itu kalo mereka udah akrab. Tapi ya lawak juga kalo nggak ada intro tiba tiba kelimanya mengklaim kalo udah akrab, Jaemin jelas nggak akan percaya, kalo kata orang no pict = hoax, kalo di Jaemin kok matanya baik mata fisik dan batinnya belum lihat sendiri berarti sama aja hoax.
Agak rempong ya bund, tapi ndak papa :D
Sebenarnya yang peduli untuk membongkar ruang Klub 513 kan, cuma Beomgyu.. jadi selain Beomgyu, ya, nggak ada yang peduli. Mereka menjalani hari hari mereka dengan normal, kayak biasanya, nggak ada beban apapun, nggak kayak Beomgyu yang walau diem, mesam-mesem, cengar-cengir, haha-hihi, gitu serasa bawa beban istri tiga, Astagfirullah.Sungchan yang mendeklarasikan diri bahwa dia adalah saudara kembar Beomgyu yang terpisah, merasa kalo Beomgyu makin aneh. Anehnya disini tuh, beneran aneh kalo kata Sungchan. Beomgyu yang biasanya nggak begitu peduli saudaranya yang lain udah mati atau belum jadi rajin nanyain kabar. Sekelasnya Sungchan yang nempel terus ama Beomgyu aja dibuat ngeri sama itu manusia satu apalagi si Jeongin yang sedari awal emang nggak menganggap masalah Klub 513 sebegitu seriusnya.
"Beomgyu mulai gila beneran kayaknya." Celetuk Jeongin ketika dia lagi main PS sama Sungchan & Jaehyuk."Emang sejak kapan dia waras, Kak? Orang dari lahir emang udah gitu." Balas Sungchan.
"Udah gitu gimana?" Tanya Jaehyuk.
"Otaknya kena damage, bubble wrap nya kurang tebel." Jawab Sungchan.
Jeongin memutar mata, "Kayak tau aja lu kalo Beomgyu dari lahir gitu."
"Kan gua saudara kembarnya, udah pasti gua bisa ngerasain apa yang dia rasain." Balas Sungchan.
"Kalian muka doang, mirip. Lainnya nggak. Eh, nggak deng, kelakuan kalian sama sama kayak setan." Kata Jaehyuk.
Ketiganya lalu diem doang itu, sampai Jeongin membanting stik game ditangannya karena kalah dari kedua adiknya. Yang lebih muda mah, cuma ketawa tengil, jelas banget lagi ngetawain si sulung. Jeongin merebahkan dirinya di atas sofa lalu terlintas sesuatu di otaknya.
"Beomgyu nyari apaan sih, di gudang itu?" Tanya Jeongin.
"Katanya sih, sesuatu yang seharusnya diterima sama Kak Hongjoong. Gatau juga gimana otaknya Beomgyu tiba tiba kepikiran itu." Balas Sungchan sambil melanjutkan main PS nya bareng Jaehyuk.
"Sesuatu? Dari siapa?" Tanya Jaehyuk.
"Kak Seonghwa." Balas Sungchan lagi.
Jeongin diam lalu menatap ke arah dinding kediaman Zahuwirya, tepatnya ke arah foto Seonghwa yang digantung di dinding bersama piagam penghargaan yang telah manusia itu dapat selama 17 tahun hidup di dunia. Tak banyak hal yang Jeongin dan keempat adiknya tahu soal Seonghwa. Saat kali pertama mereka masuk ke rumah besar itu, kelimanya sepakat bahwa ada angin kesedihan mendalam yang menyambut mereka, dan mereka mengetahuinya bahwa itu berasal dari euphoria keberadaan seorang Seonghwa Zahuwirya yang tersisa.
Mereka hanya tau kalo Seonghwa ini salah satu anggota keluarga yang bisa dibilang sebagai pencetus keluarga itu, dia telah mati lama di umurnya yang masih sangat muda, dengan cara yang menegaskan di dalam ruang Klub 513 itu. Seonghwa sangat dekat dengan Hongjoong dan ketika dia mati, Hongjoong mengalami guncangan emosional dan fase traumatik paling parah dari yang lain, bahkan itu masih berlanjut sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly Effect
FanfictionBeomgyu : "Gua nggak sudi saudaraan ama anak gatau terimakasih kayak Heeseung!" Heeseung : "Gua juga ogah saudaraan ama anak nemu kayak Beomgyu." Jeongin : "Sadar diri Heeseung.. lu juga anak nemu, anjir." Jaehyuk : "Seret betul bahasamu, Kak." Sung...