5. Merendahkan Ego

1.6K 591 48
                                    

.
.
.

    Hari Minggu pagi yang cukup hening di kediaman Zahuwirya yang dihuni oleh sembilan orang itu—walau untuk sekarang, nggak semuanya ada di rumah. Heeseung sendiri memilih untuk tetap berada di kamarnya, Jaehyuk nggak ada disana karena mungkin pemuda itu masih marah pasal pertengkaran mereka beberapa hari lalu.

   Ketika dia sedang diam seorang diri sambil mendengarkan musik, samar samar dia mendengar suara pintunya diketuk oleh seseorang. Heeseung pun melepaskan earphone nya dan membukakan pintu, lantas dia temukan Sungchan sebagai pelaku sedang tersenyum padanya.

  "Apa?" Tanya Heeseung.

  "Gua boleh masuk? Ada yang mau gua omongin sama lu." Tanya Sungchan.

    Walau sebenarnya Heeseung agak nggak suka sama keberadaannya Sungchan karena wajahnya Sungchan itu mirip ama Beomgyu, Heeseung tetap mempersilahkan pemuda itu masuk ke dalam. Sungchan duduk di kasur Jaehyuk, sementara Heeseung tetap berdiri menghadap Sungchan, seakan dia ingin menunjukkan bahwa Sungchan harus segera mengatakan apa yang ingin dia bicarakan dan pergi langsung setelahnya.

  "Lu liat apa dari gua?" Tanya Sungchan.

  "Hah?" Heeseung bertanya.

  "Simpulkan sesuatu dari gua sekarang." Balas Sungchan.

  "Lu buang buang waktu gua—"

  "Lu nggak bisa?" Sungchan menyela.

    Heeseung berdecak kesal. "Apa yang harus gua simpulkan?"

  "Masa lalu gua, mungkin?" Tanya Sungchan. "Lu tau, kan? Walau gua juga yakin lu udah tau dulu masa lalu masing masing dari kami, sejak pertama kita ketemu."

  "Nggak semua. Moonbin dia orang yang membingungkan, dan Jaehyuk, dia misterius." Balas Heeseung.

    Mendengar itu membuat Sungchan cukup terkejut sebenarnya. Dia nggak nyangka kalo Jaehyuk ternyata orang yang misterius, soalnya kan, kalo diliat kesehariannya, kayaknya Jaehyuk itu lebih ke arah blak blak an dalam menujukkan kepedulian dan perhatiannya, anak itu setau Sungchan juga hobi banget SKSD, apalagi kan, Jaehyuk itu kalo udah kumat beneran nggak bisa diem, ribet sendiri gitu, apa apa dikerjain sampe bingung sendiri.

  "Kalau lu cuma anak yang nggak bisa pulang ke rumah." Lanjut Heeseung.

  "Oh, ya? Menurut lu, kenapa gua begitu?" Sungchan ketawa.

  "Karena nggak semua anak bisa pulang, bahkan ke rumah orang tuanya sendiri. Lu cuma salah satu anak yang begitu, yang nggak bisa pulang karena menurut lu 'rumah' orang tua lu nggak bisa jadi rumah yang sebenarnya." Kata Heeseung.

  "Selain karena lu nggak akrab sama orang tua lu, lu juga nggak punya alasan buat bertahan sama kakak lu sendiri karena dia seorang pemabuk. Untuk beberapa hari pertama gua liat lu, gua bisa lihat kalau lu bukan orang yang sebegitu butuhnya sama handphone, lu juga bukan orang yang terlalu memikirkan brand hp apa yang harus digunakan, entah buat gengsi doang, atau emang fasilitas hpnya yang memadai. Apalagi lu memilih hidup di luar jangkauan keluarga lu sendiri, bergantung di gereja daripada menyewa sebuah apartemen sepetak. Lu bukan tipe orang yang bakal menghamburkan uang cuma buat beli hp yang bahkan lu sendiri jarang banget gunain."

  "Tapi hp yang lu punya itu, adalah merk mahal yang terkenal bagus, jadi bisa disimpulkan kalo lu dapet handphone itu sebagai hadiah—hadiah dengan maksud lu bisa menghubungi sesering mungkin. Artinya lu punya keluarga untuk pulang tapi lu memutuskan buat nggak ngelakuin itu dan milih jadi gelandangan yang dipungut dan dikasihani oleh gereja." Lanjut Heeseung. "Dan soal gimana caranya gua tau lu punya kakak adalah, diliat dari gimana lu berperilaku ke Jeongin, keliatan kalo lu sempat punya hubungan baik sama kakak lu—lu punya naluri hormat sebagai seorang adik—kalian begitu akrab sebelum dia memutuskan untuk menjadi pemabuk."

[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang