.
.
."Maksudnya?" Tanya Beomgyu.
"Orang itu mungkin kelompok, kan? Dan sampai sekarang kita masih belum tau dia berasal dari kelompok apa. Jika memang gitu.. mereka mungkin mempelajari seluk beluk tentang Pratabrama dan mempraktekkannya." Balas Jaehyuk.
"Kalau emang gitu, apa tujuannya, hah?" Tanya Beomgyu, "nggak ada hal yang dicuri dari rumah itu."
"Mereka menunggu adanya reward? Polisi sampai sekarang belum membuat pengumuman apapun, makanya mereka akan tetap membunuh, namun jika kemudian polisi mengeluarkan reward besar, kemungkinan besar mereka akan menunjuk sebuah kambing hitam dan mendapatkan reward itu." Balas Jaehyuk.
Beomgyu memasukkan tangannya ke saku hoodienya lalu teringat tentang sesuatu yang dimasukkan Sungchan ke dalam sakunya kemarin. Dia mengambil hal itu lalu melihatnya. Itu adalah sebuah kertas yang telah diremat sehingga begitu kecil. Pelan pelan, Beomgyu membuka kertas itu dan menekuk alisnya.
"Sejak kapan Sungchan suka sama Sherlock Holmes?" Tanya Beomgyu.
Jaehyuk menekuk alis bingung, "dia nggak pernah suka sama cerita detektif."
Beomgyu lalu menunjukkan kertas yang dia dapat dari Sungchan kemarin. "Ini Dancing Man Code."
"Apa yang ditulis?" Tanya Jaehyuk.
Beomgyu menggeleng, "ini terjemahan dari tiap hurufnya."
Beomgyu lalu mendekatkan kertas itu ke indra penciumannya dan dia mengendus bau darah dari sana. Dan setelah dia lihat lihat, ternyata ada sebuah perbedaan mencolok diantara huruf di kertas itu. Hanya satu gambar yang digambarkan menggunakan pulpen dengan tinta pekat yaitu huruf B. Sementara lainnya, ditulis dengan pulpen tinta gel, pulpen yang biasanya emang digunakan sama Sungchan.
"Kita harus nemuin Pak Eunhyuk sekarang." Kata Beomgyu sambil berjalan cepat keluar dari ruangan Heeseung sambil sedikit—entah sengaja atau tidak membanting pintu.
Jaehyuk pun segera berpamitan dengan Heeseung sebelum ikutan berlari keluar dari ruangan. Meninggalkan Heeseung yang hanya menatap aneh ke arah kepergian dua saudaranya itu. Setelah itu, dia merebahkan dirinya di atas kasur dan terlelap sebelum menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam ruangannya. Bukan seorang perawat ataupun dokter, walau dia membawa jarum suntik bersisi cairan yang entah apa, dia bukanlah seorang tenaga kesehatan. Setelah sampai di dekat Heeseung, orang itu kemudian menyuntikkan cairan itu ke dalam infus Heeseung sebelum pergi dari sana dengan tergesa.
.
.Sampai di kantor polisi, Beomgyu segera menuju ruangan Eunhyuk walau dia dicegat oleh para polisi lainnya. Sampai di depan ruangan Eunhyuk, dia masuk sambil membanting pintu. Eunhyuk yang terkejut dengan kedatangan Beomgyu hanya bisa memasang muka bertanya. Eunhyuk lalu memerintahkan bawahannya untuk melepaskan Beomgyu dan Jaehyuk yang diseret pergi dari ruangan itu.
"Apakah Pak Eunhyuk memiliki gambar atau data posisi korban sebelum dipindahkan? Bukan hanya dari kota ini, tapi dari kota lain." Tanya Beomgyu.
Eunhyuk mengangguk dengan bingung, dia mengambil sebuah map coklat, mengeluarkan puluhan foto dan menunjukkannya pada Beomgyu.
"Jika kau pikir keadaan korban di kota kita sudah cukup mengerikan, di kota lain lebih mengerikan. Beberapa korban bahkan dimutilasi beberapa bagian tubuhnya.. walaupun begitu, tidak ditemukan adanya sidik jari ataupun DNA pelaku di tubuh korban." Kata Eunhyuk.
"Nggak, Pak. Bukan itu." Kata Beomgyu, senyumannya timbul. "Posisi korban adalah petunjuk tentang pembunuhan berikutnya."
"Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly Effect
FanfictionBeomgyu : "Gua nggak sudi saudaraan ama anak gatau terimakasih kayak Heeseung!" Heeseung : "Gua juga ogah saudaraan ama anak nemu kayak Beomgyu." Jeongin : "Sadar diri Heeseung.. lu juga anak nemu, anjir." Jaehyuk : "Seret betul bahasamu, Kak." Sung...