.
.
.Setelah drama di rooftop rumah sakit itu, kini baik Heeseung dan Beomgyu harus menjalani perawatan intensif dengan pengawasan yang kali ini jauh lebih ketat. Kini baik Beomgyu dan Heeseung berada di ruangan yang sama, dengan jaminan jika keduanya tidak akan melakukan tindakan gila lainnya, itung itung juga mengawasi satu sama lain.
Keduanya telah berjanji untuk tidak melakukan sesuatu yang lebih gila dari ini karena Juyeon, taulah kalian, semarah apa pada keduanya. Sampailah tersebut kata kata keramat berbunyi, 'sekali lagi kalian berulah, gua beneran bakal nyoret nama kalian dari KK'—ya menurut Beomgyu ama Heeseung sekarang, nggak ada yang lebih serem daripada terancam dibuang sama Juyeon.
Untuk Jaehyuk dan Jeongin sendiri, keduanya akan bergantian menunggu di Rumah Sakit ataupun mengunjungi Sungchan yang kayaknya udah suntuk banget ngeliat tembok penjara. Sebelum dia punya rencana bikin bom, dia harus rutin diajak ngomong biar gabutnya nggak kelewat batas.
Kelar dengan drama adik adiknya, sekarang Jeongin harus kembali memfokuskan tujuan awal mereka soal pengeboman serta pembunuhan yang akan terjadi berikutnya, yang kata Sungchan kemungkinan besar akan menimpa seorang pejabat pemerintah yang diam diam seorang anti-negara karena dia menjadi komplotan—informan—dari para teroris itu.
Well, walaupun Beomgyu bilang dia dalam kondisi baik untuk kembali menyelesaikan kasus itu, nyatanya mereka masih stuck di posisi yang sama, tanpa progres apapun karena emang belum ada lagi informasi lanjutan tentang masalah itu. Hanya soal prediksi pada event apa pengeboman itu terjadi, namun tidak jelas kapan hari tanggal dan jam terjadinya.
Apalagi dengan Beomgyu yang sekarang hanya bisa duduk di kasurnya mengamati berita terupdate dari website resmi presiden, mereka tidak begitu bisa mencari tahu sesuatu yang memang diperlukan. Jujur, ini membuat Jeongin lumayan frustasi karena dia nggak bisa ngapa ngapain buat nyari sesuatu untuk meluruskan teori yang amburadul itu, sementara Pak Eunhyuk terus menghubunginya, bertanya soal perkembangan penyelidikan mereka.
Lagi mumet mikirin ini itu sambil mencoret coret sebuah kertas di atas meja, Jeongin dikejutkan sama kedatangan Asahi yang tanpa intro duduk di bangku depannya.
"Lu anak Klub 513, kan?" Tanya Asahi.
"Muka gua keliatan kayak anak Klub 513?" Tanya Jeongin balik.
"Nggak sih, kayak anak ilang." Balas Asahi. "Temen gua yang dulu juga sekolah sini cerita kalo dulu Klub 513 sempet eksis karena berhasil memecahkan misteri pembunuhan beruntun di sekolah yang ternyata pelakunya ketua OSIS baru pas itu. Jadi vibes nya Klub 513 kayak orang orang detektif gitu, kan? Gua mau konsultasi, nih."
"Muka gua keliatan kayak konsultan, kah?" Tanya Jeongin.
"Udah gua bilang kayak anak ilang muka lu itu." Balas Asahi, dia lalu mengeluarkan handphonenya lalu menunjukkan video, tampaknya itu dari rekamam CCTV dari beberapa stasiun bawah tanah yang dijadikan satu.
"Gua mau nanya soal berapa besar kemungkinan seseorang masih hidup setelah lompat dari kereta." Kata Asahi kemudian.
Jeongin menekuk alis bingung, "lu ngomong apaan, sih?"
Asahi mengisyaratkan Jeongin untuk menonton video yang sedang dia putar di hpnya itu, "dalam video ini, kemarin pukul sebelas lebih dua puluh tujuh malam, ada pemberangkatan terkahir sebuah kereta listrik dari stasiun V menuju stasiun Z. Ketika melewati stasiun W, tampak seluruh penumpang telah turun, ketika melewati stasiun X pun, tampak seluruh gerbong telah kosong, namun di stasiun X itu pula ada satu orang yang tertangkap CCTV masuk ke dalam kereta, orang itu nggak asing. Lihat, deh. Bukannya itu salah satu petinggi negara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly Effect
FanfictionBeomgyu : "Gua nggak sudi saudaraan ama anak gatau terimakasih kayak Heeseung!" Heeseung : "Gua juga ogah saudaraan ama anak nemu kayak Beomgyu." Jeongin : "Sadar diri Heeseung.. lu juga anak nemu, anjir." Jaehyuk : "Seret betul bahasamu, Kak." Sung...