27. Kembali Pada Jalan Lurus

1.6K 616 92
                                    

.
.
.

    Ketika Heeseung bangun, dia mencium bau yang familiar, lagi lagi bau karbol yang tercampur dengan bau obat obatan, bau khas Rumah Sakit. Dia pelan pelan bangun dan merasakan nyeri luar biasa di kaki kanannya. Ketika dia mencoba bangun, sebuah tangan justru menahannya agar tetap terbaring di atas ranjang.

  "Kak, Heeseung udah bangun." Sebuah suara menyapa indra pendengaran Heeseung, dia menoleh ke arah suara dan menemukan Jaehyuk yang bicara—atau mungkin memberitahu Moonbin yang sedang duduk di sofa rungan itu.
 
 
  "Heeseung, gimana perasaanmu?" Tanya Jaehyuk sementara Moonbin pergi memanggil perawat.

  "Kaki gua yang sebelah mati rasa." Balas Heeseung lemas.

    Jaehyuk tak mengatakan apapun dan hanya menekuk alisnya prihatin. Setelahnya perawat datang bersama dengan seorang dokter. Mereka melakukan sedikit pemeriksaan pada Heeseung, hasilnya normal, keadaan Heeseung mulai stabil, hanya tinggal luka retak di tulang kaki kanannya, mereka kemudian meminta Moonbin untuk pergi ke ruangannya.

    Jaehyuk lalu membantu Heeseung duduk, dia juga menaikkan kasur itu agar Heeseung bisa bersandar. Jaehyuk kemudian tanpa bicara apa apa, langsung menyuapi Heeseung dengan bubur ayam yang diberikan oleh Rumah Sakit.

 
  "Parah, Hee," Jaehyuk ketawa, "Kak Moonbin sama Kak Juyeon hampir ngebakar Rumah Sakit gara gara kejadian ini."

    Heeseung hanya diam sambil menunduk, "Beomgyu.. gimana Beomgyu?"

    Heeseung dengar Jaehyuk kembali menghela nafas kali ini ada sebuah kesedihan dari helaan itu. "Beomgyu belum sadar. Dia mengalami trauma kepala yang lumayan parah, dokter membicarakan soal retak tulang belakang yang Beomgyu alami.. juga kemungkinan Beomgyu yang tidak bisa berjalan lagi."

    Mendengar itu, hati Heeseung mencelos. Dia rasa tubuhnya mati rasa sesaat dan dadanya tiba tiba sesak. Itu membuat Heeseung kebingungan, sejak kapan dia jadi begitu merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada orang orang yang diperkenalkan padanya sebagai saudara namun tak pernah Heeseung pedulikan sama sekali? Sejak kapan tepatnya dia mendapatkan perasaan ini?—perasaan khawatir dan cemas berlebih ketika sesuatu terjadi pada orang terdekat kalian—Heeseung terbiasa tidak memilikinya, atau mungkin lebih tepatnya, terbiasa mengabaikan perasaan itu.

 
  "Kak Juyeon sangat marah kau, tahu?" Kata Jaehyuk.

  "Dan Kak Jeongin, entah bagaimana menyebut tindakannya, berusaha melindungimu, Hee. Dia mengambil alih seluruh hukuman yang ingin Kak Juyeon berikan padamu.. padahal Kak Jeongin sendiri sudah mendapat hukuman karena tidak bertindak cukup bijak untuk mengikuti kalian sampai di bangunan itu."

  "Selain itu, Kak Hongjoong juga berusaha melindungimu, percaya atau tidak, itu terserah padamu.. namun dia benar benar mengatakan pada Kak Juyeon jika kau hanya perlu sedikit lagi pengertian dan perhatikan.. aku rasa itu yang Kak Jaemin katakan padanya, makanya Kak Hongjoong berusaha melakukannya."

  "Pada titik ini, Heeseung.. aku tetap tak akan menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi, tidak akan pernah. Pasti kau mengalami trauma yang begitu besar hingga tak bisa membedakan mana yang benar dan salah, Kak Jungwoo bilang jika kau memerlukan terapi dan kau tahu? Terapi akan sangat membantu! Aku bisa pastikan itu, aku mengalaminya juga, jadi.. rutin mengunjungi psikiater akan jadi usaha terbaik yang bisa kau lakukan saat ini. Aku hanya ingin kau tau bahwa keluarga baru tidak seburuk itu, kan?"

  "Um—ma-maksudku.. pasti tak ada yang bisa menggantikan posisi mereka, tidak ada sama sekali, aku tidak akan pernah berhak bilang jika aku pantas menggantikan mereka sedikitpun di hatimu, namun membuka lembaran baru adalah apa yang dilakukan orang baik untuk bisa sembuh dari trauma menyakitkan itu." Jelas Jaehyuk.

[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang