.
.
."Jaehyuk, kalo lu mau bercanda, sekarang aja bilang kalo lu barusan omong kosong, doang." Kata Beomgyu melotot ke arah Jaehyuk.
Jaehyuk menggeleng, "aku serius. Anak itu seorang teroris dan dia tengah merencanakan sesuatu.. tapi aku kehilangan jejaknya, kayaknya dia sadar ada yang nguntit dia, walaupun dia nggak tau siapa.. makanya dia ganti device buat hubungan sama sekutunya. Sejauh ini aku cuma tau Yunjin dan gadis itu.. dia nggak akan bisa dihubungi untuk beberapa saat."
"Kenapa?" Tanya Jeongin.
"Aku membuatnya masuk rumah sakit." Balas Jaehyuk sambil tersenyum bodoh.
Makin lama makin ngeri aja itu si Jaehyuk, Beomgyu dan Jeongin auto liat liatan. Dari tatapan keduanya kayak sama sama nanya, ini beneran Jaehyuk?—gitu.
"Kenapa lu lakuin itu?" Tanya Jeongin.
"Pake nanya lagi, ya jelas karena aku sayang kalian, lah? Emang ada alasan lainnya? Anyway, kita udah sampai sini, kamu nggak mau jelasin apa apa, Beom?" Tanya Jaehyuk.
Beomgyu membuang perasaan ngeri itu dengan segera. Jaehyuk benar, mereka udah sampai sini. Mereka harus segera masuk ke dalam rumah itu sekarang.
"Soal yang ingin kamu pastikan, itu apa?" Tanya Jaehyuk lagi.
Beomgyu memelankan suaranya, "pelaku itu.. kemungkinan masih hidup. Jika kita bisa menangkapnya, dan ternyata dia pernah atau sempat berhubungan dengan Yeeun, maka kita mungkin bisa dapat informasi soal pembunuhan satu keluarga itu. Dan kalau seumpama di dalem rumahnya ini nanti banyak benda benda yang bisa mengaitkan dirinya ke tempat bernama Tunggangalas itu.. maka benar, yang hendak dia tutupi justru bukan dari polisi melainkan dari Pratabrama.. soal dia yang mengirim 'properti' Pratabrama secara percuma kesana buat sesembahan."
"Jeongin, lu pulang aja sekarang." Kata Beomgyu kemudian.
"Kalo endingnya lu nyuruh gua pulang, ngapain lu nyuruh gua kesini, anjer?" Kata Jeongin.
"Gua kira tadi kan, cuma kita berdua yang tau. Sekarang udah ada Jaehyuk dan lu harus pulang." Balas Beomgyu.
"Oke, sekarang lu lebih suka ama dia?" Tanya Jeongin sambil nunjuk Jaehyuk.
"Nggak gitu -_- Lu kenapa sensi banget, sih? Heran, gua tuh, ngapa orang orang akhir akhir ini bucin banget sama gua, sih?" Jawab Beomgyu.
"Gua sentil juga ginjal lu lama lama, Beom." Kata Jeongin.
Beomgyu menghela nafas, "Kak Moonbin jam segini udah pulang kerja. Lu yang harus ngomongin soal adiknya ke dia. Lu yang paling tenang kalo masalah beginian.. dan, bawa ini juga."
Jeongin yang mendengar itu ikutan menghela nafas panjang, kemudian Jeongin mengangguki suruhan Beomgyu sambil mengambil apa yang diulurkan adiknya itu. Jeongin kemudian berjalan pergi dari sana. Sekarang tinggallah Beomgyu dan Jaehyuk di depan rumah itu.
"Orangnya di rumah, Beom." Kata Jaehyuk.
"Iya, gua tau." Balas Beomgyu.
"Gimana sekarang?" Tanya Jaehyuk.
Beomgyu menyeringai, "tentu aja kita dobrak."
.
.Jeongin sampai di rumah dan bener aja kata Beomgyu, Moonbin udah pulang karena motornya udah terparkir apik di depan rumah. Sekarang udah lewat jam pulang sekolah jadi dia nggak akan dicurigai kalau pulang sekarang. Jeongin dengan jantung yang dag dig dug ser itu masuk ke dalam rumah, sambil mengucap salam tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly Effect
FanfictionBeomgyu : "Gua nggak sudi saudaraan ama anak gatau terimakasih kayak Heeseung!" Heeseung : "Gua juga ogah saudaraan ama anak nemu kayak Beomgyu." Jeongin : "Sadar diri Heeseung.. lu juga anak nemu, anjir." Jaehyuk : "Seret betul bahasamu, Kak." Sung...