.
.
.Sampai di universitas swasta yang Beomgyu sebutkan, keduanya segera turun dari taksi, mereka menggenakan hoodie guna menutupi seragam SMA mereka. Keduanya bergabung dengan para mahasiswa yang bergerombol masuk ke dalam lingkungan kampus.
Beomgyu menatap kanan kiri, tampak mencari sesuatu. Jeongin yang menyadarinya hanya diam, tampaknya anak itu tengah mencari gedung dari fakultas tempat kawan Yeeun itu menjadi asisten dosen.
"Fakultas apa?" Tanya Jeongin, "gerak gerik lu ngeri, Beom."
"Sastra." Kata Beomgyu.
Setelah mendapatkan jawaban itu, Jeongin dengan natural mencegat salah seorang pria yang berjalan searah dengan mereka guna menanyakan keberadaan fakultas sastra.
"Kebetulan, saya juga akan kesana.. jadi mari berbarengan saja." Ucapnya ramah.
Beomgyu yang sebelumnya masih celingak-celinguk langsung menghadap ke arah orang baik yang mau bantuin mereka itu, senyumannya lalu mengembang lebar, ini hari keberuntungannya pasti.
"Kak Donghyun." Kata Beomgyu.
Seorang pria yang Beomgyu panggil Donghyun itu lantas menaikkan alis terkejut. Mungkin batinnya, darimana anak ini tau namanya. Cukup dengan intro singkat, padat, nggak jelas itu, Beomgyu langsung menggenggam kedua tangan pemuda yang menatapnya sedikit julid.
"Kak, kami butuh bantuan." Kata Beomgyu.
Donghyun menaikkan sebelah alisnya, "ke fakultas sastra, kan? Ayo saya anter—"
"Ini pasal Kak Yeeun." Sela Beomgyu.
Mendengar nama yang udah sangat lama tidak dia dengar membuat Donghyun membeku sesaat. Apakah kebohongan Yeeun yang dia tutup tutupi dengan sengaja telah tercium? Apakah karena bantuannya kepada wanita itu dia terlibat dengan sesuatu yang berbahaya?
"Kalau kak Donghyun mau bantuin kami, kakak akan menyelamatkan nyawa banyak orang." Kata Beomgyu.
"Apa yang terjadi?" Tanya Donghyun.
"Sebelumnya, bisakah kita duduk di suatu tempat? Tidak enak diperhatikan oleh orang orang disini." Kata Jeongin.
Ketiganya kini berada di ruangan pribadi Donghyun. Keduanya duduk di sebuah sofa sementara Donghyun menyeduhkan teh untuk keduanya sambil mulai bercerita tentang bagaimana dia bisa terlibat dengan Yeeun, bersama teman teman anehnya yang menyebut diri mereka Klub 513."Terlibat dengannya hanya sebuah ketidaksengajaan. Daripada Yeeun, gua jauh lebih dulu kenal Seonghwa karena kami pergi ke SMP yang sama. Ketika gua denger Seonghwa bergabung dengan Klub 513, gua nggak ada curiga apapun, gua kira cuma perkumpulan apa gitu, bukan hal penting untuk mencari tahu tentang itu. Lalu kemudian aku berada di kelas yang sama dengan ketua Klub itu." Jelas Donghyun.
"Dengan nama apa dia memperkenalkan diri?" Tanya Beomgyu.
"Yeeuni Astuti." Balas Donghyun sambil menyodorkan dua cangkir teh kepada kedua anak itu. "Tidak ada yang spesial dari perkenalan kami pada awalnya, sampai dia datang lalu meminta sesuatu yang awalnya gua kira sepele. Dia minta gua buat membuatkannya surat izin. Kemudian hal itu berlanjut hingga perlahan lahan gua tau kemana dia sebenarnya pergi dengan semua surat izin itu."
"Jika kak Donghyun bersedia mengatakannya, maka kami akan sangat berterimakasih. Kemana atau apa yang dia lakukan?" Tanya Beomgyu dengan cemas.
"Melakukan perjanjian, atau jika bagaimana dia menyebutnya adalah membangun relasi.. dengan para orang penting, dia menawarkan bantuan dan dia meminta informasi sebagai gantinya." Balas Donghyun sambil menyandarkan pinggangnya ke meja kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly Effect
FanfictionBeomgyu : "Gua nggak sudi saudaraan ama anak gatau terimakasih kayak Heeseung!" Heeseung : "Gua juga ogah saudaraan ama anak nemu kayak Beomgyu." Jeongin : "Sadar diri Heeseung.. lu juga anak nemu, anjir." Jaehyuk : "Seret betul bahasamu, Kak." Sung...