9. Anak Gereja

1.6K 584 140
                                    

.
.
.

    Beomgyu menghela nafas panjang banget sampai Sungchan mau nggak mau harus menengok ke arah kembaran yang diaku akuinya itu. Keduanya lagi duduk anteng di kantin sekolah, menunggu bel masuk bunyi. Sungchan ketawa setelahnya sambil mengusap kepala Beomgyu, agaknya saudaranya ini lagi dalam fase kalo maju gengsinya nyundul langit, kalo mundur kesannya dia nggak punya ✨yangsim✨ (tapi emang nyerempet nggak punya sih).
 
 
    *Jujur ini Beomgyu kayaknya salah masuk Klub, harusnya dia masuk Klub 513 yang satunya, biar samaan gitu, kembaran nggak punya hati nurani semua*
 
 
    Well, ini dari tadi ngomongin soal Beomgyu yang tetiba aja merasa bersalah udah mukul Heeseung tempo hari, tapi kayaknya udah sering banget keduanya saling pukul—walau sebenernya seringnya tuh, Beomgyu yang mukul duluan, terus Heeseung cuma membela diri.

  "Kalo mau minta maaf ya minta maaf aja kali, Gyu.. kayak mau minta maaf ama mantan aja." Kata Sungchan.

  "Dih, mending gua minta maaf sama mantan walaupun yang bajingan tuh, sebenernya dia." Balas Beomgyu.

    Sungchan mah, dibawa ketawa aja. No komen sih dia. "No komen, itu sih derita elu, masa bodo nggak mau tau"—begitu.
 
 
—agaknya aku makin prik deh :') maap ya
   
 
    Sungchan lalu menengok ke arah lain sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang agak kaku. Ketika Sungchan mengangkat kedua tangannya tinggi tinggi ke atas, lengan seragamnya otomatis ketarik ke bawah sedikit, dan matanya Beomgyu menangkap sebuah bekas luka yang kalo kata Beomgyu agak kurang wajar dimiliki oleh anak berumur 17 tahun kayak mereka. Karena Beomgyu kalo sama Sungchan itu no jaim jaim club, dia lantas langsung berkata,

  "lu belum pernah sekalipun ngomongin soal masa lalu lu ke gua." Kata Beomgyu.

  "Lu juga belum pernah, Beom." Balas Sungchan sambil menarik lengan bajunya untuk menutupi lengan atasnya kembali, kayaknya dia sadar kalo Beomgyu tanpa sadar melihat bekas lukanya itu.

  "Nggak ada yang spesial dari masa lalu gua." Kata Beomgyu. "Cuma tikus selokan yang ketemu orang baik."

  "Punya gua juga nggak spesial, kok. Gua cuma anak gereja yang ketemu orang baik." Sungchan menjawab sambil tersenyum konyol.

  "Nggak spesial lu bilang? Itu bekas luka tembak, gua tau." Kata Beomgyu.

    Mendengar Beomgyu bilang begitu Sungchan hanya bisa menutup mulutnya. Dia udah berusaha banget untuk menyembunyikan segala bekas luka yang ada di tubuhnya, makanya di rumah dia selalu mengenakan celana training panjang dan kaos lengan panjang juga. Dan sekarang dia malah kepergok dengan cara sepele, cuma gara gara dia mengangkat kedua tangan untuk meregangkan tubuhnya yang agak kaku.

  "Siapapun bisa punya luka tembak." Kata Sungchan.

alasan tolol,"  batin Beomgyu. Ini Sungchan kan, tau kalo Beomgyu itu susah digoblokin apalagi perkara hal kayak gitu, minimal usaha gitu nyari alasan yang lebih masuk akal daripada alasan yang barusan dia lontarkan tadi.

  "Kalo kata gua mah, siapapun yang nyebabin luka tembak di lengen lu itu udah cukup buat gua bertanya tanya soal latar belakang lu." Balas Beomgyu.

  "Lu bakal nyari tau?" Tanya Sungchan.

    Beomgyu melirik sebentar ke arah Sungchan lalu menaikkan kedu sudut bibirnya. "Kenapa? Lu takut?"

    Mendengar pertanyaan itu membuat Sungchan agak kesal memang. Dia menghela nafas, berdiri dari duduknya dan berjalan pergi dari sana. Sungchan yang sebelumnya nggak pernah berlaku seperti itu membuat Beomgyu makin senyum lebar. Siapapun yang ada di dalam keluarga Zahuwirya, agaknya emang punya latar belakang yang kurang layak buat jadi bahan obrolan ringan pas kumpul keluarga.

[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang