.
.
.Mendapati nama asing itu membuat Jeongin dan Beomgyu saling tatap. Siapapun perempuan ini, kalo kata Beomgyu bukan perempuan biasa, kayak Bua*ita gitu, kalo Bua*ita kan, benar benar jus.. bedanya jusnya lebih kental karena mengandung tiga kali lebih banyak buah. Iya Bu, nggak tembus—gitu :v
Alicia Bond bukanlah nama yang familiar, beneran kayak orang ini.. siapapun nama aslinya, Beomgyu yakin banget dia agak rada ngasal pas bikin. Tapi secara bersamaan, hal itu memberikan Beomgyu sebuah kemungkinan kalau manusia ini memiliki banyak nama samaran yang berbeda setiap dia bertemu dengan para 'klien'-nya.
"Pak, jikalau saya tidak salah duga, maka setiap korban hanya memiliki satu kesamaan yang dapat kita cari tau dan mengantarkan kita kepada pelakunya.. berkas seperti ini kemungkinan besar ada di setiap rumah korban, entah dimana mereka menyimpannya, dan jika diizinkan untuk sedikit serakah, bisakah Anda membantu kami mencari data dari setiap nama perempuan yang tertulis di kertas kertas itu? Seperti ini, Alicia Bond, Anda pasti memiliki akses mudah untuk dapat mengetahui siapa orang ini." Jelas Beomgyu.
"Kami akan sangat berterimakasih jika Anda dengan sukarela mengirimkan nama nama yang akan Anda temukan di setiap berkas di masing masing rumah korban, kami sangat berharap Anda bisa mengirimkannya secepat mungkin. Ada peribahasa yang bunyinya seperti ini, sepintar pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga—saya khawatir masyarakat mulai mencium kasus ini entah dari gosip ataupun saksi yang tidak disadari ada di sekitar TKP saat kejadian berlangsung. Jadi lebih cepat lebih baik." Lanjut Beomgyu.
"Jika memang ada berkas seperti itu di rumah mereka, maka kita bisa segera menangkap pelakunya dengan mencocokkan kebutuhan mereka ataupun hubungan mereka dengan wanita ini. Bagaimana jika kita memanggilnya 'The Women'..? Saya rasa itu cocok." Imbuh Beomgyu.
"Bagus 'The Omen' ga, sih?" Tanya Jeongin.
"Lu ngelawak?" Tanya Beomgyu balik.
"Nggak Beom, gua kebetulan lagi mengucap sumpah serapah di dalam hati barusan." Balas Jeongin.
"Kami akan usahakan sebisa kami." Kata Eunhyuk sebelum mengizinkan keduanya untuk undur diri.
Jeongin dan Beomgyu dengan sopan berpamitan dan pergi dari sana, menaiki mobil yang juga tadi menjemput mereka.
"Rencana lu selanjutnya?" Tanya Jeongin."Nyari tau soal Yeeuni Astuti atau Alicia Bond ini." Balas Beomgyu.
"Bisa jadi keduanya orang yang berbeda." Kata Jeongin.
"Memang. Makanya kita harus cari tau." Jawab Beomgyu.
"Gimana?"
Beomgyu tersenyum, "bartender itu udah bilang untuk nemuin Pak Jackson, kan? Jadi kita cukup pergi kesana."
"Di jam setengah sebelas malem?" Tanya Jeongin.
"Apa salahnya bertamu jam segini, hah?" Beomgyu malah nanya balik.
"Gajadi, gua lupa kalo karakter lu emang minus, Beom." Balas Jeongin.
.
.Mereka sampai di rumahnya Pak Jackson yang keduanya ketahui tidak jauh dari rumahnya Jaemin pada pukul sebelas malam tepat. Beomgyu jalan duluan menuju pagar rumah, lalu menekan bel masuk yang ada di sana, mana nekannya brutal banget lagi, berulang kali sampe Jeongin membatin kalo seumpama besok entah kapan Beomgyu neken bel rumahnya kayak gitu, dia beneran bakal langsung lapor polisi.
"Orangnya udah tidur paling, Beom." Kata Jeongin. "Besok aja kita temuin beliau di sekolah, kayak beda provinsi aja."
"Belum, orang ini belum tidur." Kata Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly Effect
FanfictionBeomgyu : "Gua nggak sudi saudaraan ama anak gatau terimakasih kayak Heeseung!" Heeseung : "Gua juga ogah saudaraan ama anak nemu kayak Beomgyu." Jeongin : "Sadar diri Heeseung.. lu juga anak nemu, anjir." Jaehyuk : "Seret betul bahasamu, Kak." Sung...