23. Menyudutkan Rencana

1.6K 590 74
                                    

.
.
.

    Setelah dokter dengan terpaksa menyuntikkan obat penenang dosis tinggi pada Heeseung, anak itu kini terlelap di kasurnya. Luka di tangan Hongjoong sudah diobati dan kini para dokter tengah mencari tahu cairan apa yang telah disuntikkan ke dalam tubuh Heeseung lewat jarum suntik yang tertinggal di bawah ranjang rawat Heeseung. Dan ternyata bekas cairan di dalam suntikan itu adalah LSD. Itulah mengapa Heeseung jadi berhalusinasi.

    Mungkin dia ketemu sama adik adiknya lagi? Entahlah.
 
 
 
  "Ini tindakan kejahatan dan keteledoran." Kata Moonbin pada petinggi RS Cipta Sehat, Dr. dr. Jinyoung, Sp.PD,

  "Anda tahu jika saya bisa saja menuntut kalian karena hal ini. Masalahnya, ada dua adik saya yang hampir mati karena keteledoran kalian."
   
 
 
*Jinyoung-nya GOT7 ya, gaes ya.. bukan bapak JYP :')
 
 
 
  "Maafkan kami atas ketidaknyamanan nya. Kami telah melaporkan ini pada kepolisian, CCTV yang ada di Rumah Sakit pada jam jam kejadian sepertinya telah diretas, karena jejak rekamannya benar benar tidak ada." Jawab dokter yang masih terbilang muda itu, "kami akan mengusahakan yang terbaik untuk membenahi keamanan di rumah sakit ini. Kami akan meningkatkan pengawasan kami juga kepada pasien Heeseung Zahuwirya."

  "Harusnya memang begitu." Kata Moonbin.

  "Udahlah, Bin." Hongjoong bersuara, "gua tau emang ini keteledoran pihak rumah sakit, tapi kita juga salah karena ninggalin Heeseung sendirian padahal kita tau kalau kondisi mentalnya lagi nggak baik baik aja, daripada ngurusin tentang penuntutan atau apalah itu, mending kita fokus buat jagain Heeseung aja. Lagian dapet luka kayak gini bukan hal yang bikin gua marah."

    Setelah bicara begitu, Hongjoong berjalan menuju lift, tampaknya ingin menuju ke kamar Heeseung. Tanpa bisa komentar apa apa, Moonbin mengikuti adiknya itu, dia nggak mau ambil resiko meninggalkan Hongjoong dan Heeseung dalam satu ruangan yang sama sendirian.
 
 
 
  "Menurut lu siapa yang nyuntikin LSD ke Heeseung?" Tanya Moonbin.

  "Siapapun dia, tujuan utamanya pasti biar Heeseung berniat buat bunuh gua lagi. Beberapa bulan terakhir, habis Jaemin mendidik Heeseung, anak itu berangsur angsur mulai nggak ngelakuin apa apa ke gua, kayak nggak ada yang terjadi, tapi kemudian dia dibuat kumat lagi." Balas Hongjoong.

  "Njir, emang kalo lu mati, amit amit tapi ya, bakalan ujan duit atau apaan gitu, hah?" Tanya Moonbin.

  "Mereka taunya gua anaknya Pratabrama.. mungkin mereka ngiranya kalo gua mati—eh, nggak jadi deng, emang kalo gua mati Bapak gua bakal bilang wow, gitu? Kayaknya nggak." Balas Hongjoong.

  "Emang agak laen lu ini, Joong." Ucap Moonbin.

  "Intinya pelaku itu orang yang benci sama gua, udah gitu aja, sih." Kata Hongjoong.

  "Kalo cuma gitu mah, Juyeon bisa jadi pelakunya juga kali." Balas Moonbin.

    Hongjoong memutar mata. "Mending lu diem daripada gua cepu ke Juyeon terus lu ditampar pake knalpot."

  "Ya lu jangan cepu dong, Joong." Kata Moonbin.

 
  "Seru banget kayaknya gibahin gua."
 
 
    Suara Juyeon yang bintang satu sangat tidak ramah itu mengejutkan Hongjoong dan Moonbin. Otomatis keduanya bergidik ngeri sambil pelan pelan menoleh ke belakang, menatap takut Juyeon yang entah sejak kapan mendengar pembicaraan mereka berdua—udah kayak nengok hantu di belakang gitu kesannya.

  "Gimana Heeseung?" Tanya Juyeon kemudian.

  "Masih belum sadar sekarang." Balas Hongjoong.

  "Lu jangan nemuin Heeseung dulu untuk sekarang, gua nggak mau dibacok Seonghwa di dalam mimpi." Kata Juyeon pada Hongjoong.

[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang