.
.
.Beomgyu begitu frustasi karena dia nggak juga menemukan jejak Hongjoong di area itu padahal dia dan Asahi udah memutari tempat itu terhitung sudah sekitar tujuh kali. Beomgyu pun langsung dapat feeling jika Hongjoong mungkin udah di tengah rencana jahatnya Heeseung, entahlah diculik, disekap atau apa.
Di tengah emosinya yang hampir meledak itu, pesan masuk dari Jeongi langsung membuat Beomgyu memaksakan diri untuk tenang. Dengan informasi yang diberikan Jeongin itu, Beomgyu bisa menyusun rencananya untuk balik menjebak Heeseung.
Setelah membaca pesan panjang Jeongin dia menatap Asahi yang juga menatapnya.
"Apa?" Tanya Asahi.
Beomgyu tersenyum lebar. "Keluarga lu punya bisnis jasa transportasi, kan?"
.
Hongjoong menatap langit langit gedung dimana dia diikat di sebuah kursi itu dengan tatapan bosan. Mungkin dua udah sekitar lima jam berada di sana tanpa bisa bergerak. Darah yang keluar dari luka menganga di pelipisnya bahkan mulai kering. Hongjoong udah menghitung luas lantai gedung itu itu bahkan menghitung kemungkinan berapa banyak balok dalam ukuran 5 x 8 x 9 cm bisa diletakkan di lantai dua gedung itu.
Tanpa harus bertanya, Hongjoong sudah tahu bahwa Heeseung dibalik semua ini. Makanya Hongjoong tak panik sama sekali, bukankah dia pernah bilang.. jika dia harus mati di tangan Heeseung agar anak itu bisa merasa sedikit lebih baik baik saja, maka Hongjoong tidak akan keberatan sama sekali. Karena dalam kasus Hongjoong sendiri, kehilangan Seonghwa sudah jadi tolak ukur seberapa Hongjoong masih sudi memperjuangkan kehidupannya.
Walau akan Hongjoong akui, akhir akhir ini.. dia mendapatkan mimpi aneh yang berulang. Dia berada di atas kapal, di tengah lautan yang tenang dengan bau amis dan suara kicauan burung, di hadapannya terpampang keindahan semesta berupa matahari yang tenggelam di garis cakrawala. Dia lihat jika dia tidak sendiri, namun hanya satu orang yang bisa dia kenali dan dia adalah Seonghwa, hanya Seonghwa, dengan kemeja putih yang kerahnya berumbai, celana hitam yang melekat begitu pas di kaki jenjangnya, tak lupa sebuah senapan laras panjang yang dia gendong di punggungnya.. Seonghwa tersenyum padanya—bukan hanya Seonghwa namun juga semua orang yang ada di atas kapal itu.
Mimpi itu berulang-ulang, dan satu kesamaan, Hongjoong akan selalu terbangun ketika dia dengar suara yang seakan sedang memanggilnya dengan sebutan 'Captain'. Mimpi yang aneh, apakah dulu Hongjoong sangat mengidolakan bajak laut atau semacamnya? Hongjoong menebak jika mimpi itu adalah milik inner child nya yang belum puas menjadi anak ingusan yang mengidolakan sosok dengan kebebasan tak terbatas di tengah lautan itu. Hal itu entah kenapa memberinya setitik semangat untuk hidup.
'krieeeekkk'
Hongjoong segera mengangkat wajah ketika suara lantai rapuh yang bila diinjak berdecit itu mengusik telinganya. Namun Hongjoong terkejut ketika dia temukan bahwa orang yang datang itu bukanlah salah seorang yang menculiknya tadi, melainkan Hyunsuk dengan beberapa orang yang mengenakan stelan jas hitam lengkap dengan kacamata hitamnya juga."Kak—"
"Ngapain lu disini?" Tanya Hongjoong sambil membuang muka.
Hyunsuk menghela nafas panjang, dia berjalan mendekati Hongjoong dan melepaskan ikatan tali di tubuh kakaknya itu. "Seseorang memberitahu jika kau tengah disekap disini."
"Siapa?" Tanya Hongjoong.
"Entahlah, tapi dia cukup berani untuk menghubungi Ayah." Balas Hyunsuk sambil ketawa.
"Gua bakal bilang dia cukup gila buat itu." Kata Hongjoong sambil meringis menahan sakit karena Hyunsuk menempelkan sebuah kasa pada pelipisnya.
Setelah sesaat berpikir, dia lantas tahu siapa yang menghubungi Ayahnya alih alih memberitahu Juyeon atau siapapun tentang ini. Satu satunya anak baru yang bisa seenak jidatnya mengotak-atik handphonenya tak peduli mau berapa kali Hongjoong mengganganti password handphonenya. Siapa lagi kalau bukan Beomgyu? Lagian, siapa yang cukup gila untuk menghubungi Pratabrama selain anak nggak punya takut itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly Effect
FanfictionBeomgyu : "Gua nggak sudi saudaraan ama anak gatau terimakasih kayak Heeseung!" Heeseung : "Gua juga ogah saudaraan ama anak nemu kayak Beomgyu." Jeongin : "Sadar diri Heeseung.. lu juga anak nemu, anjir." Jaehyuk : "Seret betul bahasamu, Kak." Sung...