.
.
.Setelah Jeongin mengakui nama belakangnya, senyum Caesar kian lebar. Dia menatap ke arah bawahannya dan memerintahkan mereka untuk melepaskan Sungchan dan Heeseung.
"Bagus. Harusnya tuh, dari tadi lu ngaku." Kata Caesar. "Sekarang dengan tenang, beberapa orang dari kami bakal ngirim lu ke Rusia."
"Kalau gua nggak mau?" Tanya Jeongin sambil tersenyum.
"Lu mau lihat adek lu dipukuli lagi?" Tanya Caesar.
"Gua gak akan biarin itu, sih." Balas Jeongin. "Btw, lu kira adek gua cuma mereka berdua, hm? Untuk sekarang, entah kenapa gua bersyukur banget karena ada adek gua yang saking posesifnya sampe nanem pelacak di hp gua."
Setelah Jeongin bilang gitu, terdengar suara sirine polisi yang mendekat. Caesar dan bawahannya jelas panik, dia segera berlari dari sana, hampir saja Jeongin ikut terbawa bersama mereka kalau saja seseorang tidak mendobrak pintu bangunan yang terbuat dari kayu itu.
Beberapa orang termasuk Caesar berhasil melarikan diri, sementara beberapa lagi tertinggal karena kakinya telah ditembak oleh polisi. Ternyata orang yang telah mendobrak pintu bangunan itu tadi adalah Juyeon. Dengan wajah lelah dan tersirat kemarahan membuncah di muka rupawan itu, dia menghampiri Sungchan dan Heeseung yang terduduk di tanah menundukkan kepala dalam dalam.
"Kak Juyeon—""Mending lu diem daripada ikutan gua hajar." Juyeon menyela ucapan Jeongin.
"Coba angkat kepalanya dan nengok ke gua." Demi apapun suara Juyeon nggak pernah se galak itu ke anak anak baru Zahuwirya sekurang ajar apapun mereka.
Degan takut keduanya pun menatap Juyeon yang berdiri di hadapan mereka. Terutama Sungchan yang udah adem panas karena Juyeon beneran nggak pernah memberikan tatapan kayak gitu ke dia—tatapan yang menyiratkan : sedetik lagi gua bacok pala lu—gitu.
Beomgyu dan Jaehyuk pun juga muncul dan menghampiri Jeongin yang masang muka miris lihat dua anak yang kayaknya beneran bakal dihajar ama tuan besar keluarga Zahuwirya itu.
"Lu gpp, kan?" Tanya Beomgyu.
"Gpp." Balas Jeongin, lalu dia menoleh ke arah Jaehyuk, "agak aneh kalo gua ngomong gini sih, tapi makasih udah nanam pelacak di hp gua, Jae."
Jaehyuk tersenyum konyol, "sama sama."
"Kalian tau konsekuensinya, kan? Terutama lu, Sungchan Zahuwirya." Tanya Juyeon.Sungchan mengangguk, "iya, Kak.. aku bakal nyerahin diri ke polisi.. tapi Heeseung nggak usah ikut diseret juga. Dia nggak salah."
"Terserah lu, tapi yang penting, lu sekarang harus nyerahin diri ke polisi." Balas Juyeon.
Dua orang polisi lalu memborgol tangan Sungchan dan menggiring anak itu menuju salah satu mobil polisi yang terparkir di depan bangunan. Ketika Sungchan melewati Beomgyu, tanpa ada yang sadar, dia menyelipkan sesuatu di saku jaket Beomgyu. Menyadari itu, Beomgyu melirik sebentar ke arah saudara yang wajanya mirip dengannya itu.
Juyeon kemudian memapah juga Heeseung untuk dia bawa ke rumah sakit. Sebelum pergi dia menoleh ke arah Jeongin dan berucap.
"Gua nggak peduli kehidupan apa yang udah lu jalani sama nama belakang lu itu, Jeong. Tapi gua tau ada orang yang beneran butuh penjelasan dari lu." Kata Juyeon.
"Gua janji bakal jelasin semuanya ke Kak Jaemin." Balas Jeongin sambil mengangguk.
"Sekarang kalian semua pulang sana, kecuali kalo lu mau ikut ke rumah sakit, Jeong." Kata Juyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | vol.3 | Ep.1 : Butterfly Effect
FanfictionBeomgyu : "Gua nggak sudi saudaraan ama anak gatau terimakasih kayak Heeseung!" Heeseung : "Gua juga ogah saudaraan ama anak nemu kayak Beomgyu." Jeongin : "Sadar diri Heeseung.. lu juga anak nemu, anjir." Jaehyuk : "Seret betul bahasamu, Kak." Sung...