Dia sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, niatnya kemarin saat ingin ke rumah sakit dia urungkan karena pertengkaran dengan unnie nya itu.
Dia sudah mengikuti perintah dari Kai untuk berpuasa selama 12 jam, dia harap kondisinya baik baik saja.
Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya dia sampai di gedung putih itu, dia memasuki gedung itu dengan santai walaupun tidak dengan perasaannya.
Akhirnya dia sampai di ruangan dokter itu, dia membuka pintu itu namun yang dia dapat kosong, ruangannya itu kosong tidak ada orang.
Dia memilih duduk dan menunggu dokter itu sepertinya dia sedang berkeliling mengecek pasien.
Tidak butuh waktu lama pintu itu kebuka kembali dan menampakkan seorang namja tinggi dengan berbalut jas putih.
Dia menghampiri Lisa dan duduk didepan Lisa, dia tersenyum kearah Lisa yang sepertinya sedang gugup.
"Apa kau takut?"
"Aku bukan takut untuk diperiksa, tapi aku takut akan hasilnya" dia menghela nafas
Namja itu tetap tersenyum kearah Lisa "Tidak usah takut, aku yang akan jadi dokter pribadimu jika kau kenapa kenapa"
"Apa kau mendoakan ku?!" Dia menatap tajam namja yang ada dihadapannya itu
Namja itu tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Lisa.
"Kau berpuasa seperti perintahku kan?"
Mendengar pertanyaan itu Lisa hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Mari ikut saya"
####
Dia tidak ingin merepotkan sahabatnya itu karena terus menerus menginap di apartemennya, jadi dia memutuskan untuk membeli sebuah apartemen.
Dia sedang melihat keseluruhan tempat apartemennya itu, mewah, simpel, dan elegan, itulah yang terkesan dengan apartemen barunya itu.
Dia tersenyum bahagia karena bisa memiliki tempat tinggal sendiri walaupun dia membeli apartemen ini menggunakan uang orang tuanya, bisa dibilang uang bulanan yang dikirimkan orang tuanya itu dia belikan apartemen.
Dia memasuki kamarnya dan duduk di samping tempat tidurnya itu.
"Akhirnya aku memiliki tempat tinggal sendiri" dia merebahkan dirinya di tempat tidur itu
Dia menatap langit langit kamar apartemennya, namun tiba tiba setetes air mata lolos dari matanya.
Entah ada apa dengan perasaannya ini, tadi dia tersenyum bahagia dan sekarang dia menangis.
"Mianhea Lisa, aku memang sangat bodoh" dia teringat janji singkat yang dia berikan kepada adiknya saat kecil
9 tahun yang lalu
"Unnie ingin kemana" teriaknya
"Aku ada les belajar, ada apa"
"Kenapa unnie dan yang lain selalu pergi meninggalkan Lisa seorang diri"
Dia tersenyum kearah Lisa "mianhea Lisa, tapi ini perintah appa dan eomma"
"Unnie mari berjanji kepadaku"
Dia mengangkat jari kelingkingnya "janji, walaupun unnie sibuk nanti, tapi tolong jangan punya tempat tinggal lain selain mansion ini, agar unnie selalu ingat pulang dan bertemu Lisa"
Dia menempelkan jari kelingkingnya ke jari kelingking adiknya "Ne, unnie janji"
Dia bangkit dari tidurnya itu dan melangkah menuju sebuah cermin yang ada dikamar itu, dia menghapus air matanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogoshipda Lisa
Fanfictionsorry jika ada kesamaan waktu tempat judul nama atau latar belakang itu semua terjadi karena ketidak sengajaan this is my first story Gadis cantik yang Selalu menyimpan semuanya sendiri termaksud prestasi bahkan penyakit nya "Mianhea lisa...