Jisoo sedang berada di sebuah kafe. Ini seharusnya jam makan siang untuknya, namun sekertaris nya berkata ada seeorang klien yang ingin mengajaknya bertemu untuk membahas tentang pekerjaan.
Sudah hampir setengah jam Jisoo menunggu orang tersebut. Namun dia tidak ada menampakkan dirinya. Jisoo mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya untuk menghilangkan rasa bosannya. Hingga....
"Nona Jisoo?"
Mendengar namanya yang dipanggil dia langsung menoleh. Tapi seseorang yang berada dihadapannya tersebut membuatnya membeku. Dia lagi? Sebenarnya apa yang orang tersebut inginkan.
Jisoo segera berdiri dari tempat duduknya tersebut. Dia hendak pergi meninggalkan kafe tersebut, namun lengannya dicekal oleh orang yang datang tadi.
"Mengapa anda tidak sopan seperti ini. Seharusnya anda bersikap ramah kepada klien anda. Saya benar-benar tidak mengerti dengan pengusaha besar yang tidak memiliki etika seperti anda ini" sindirnya terhadap Jisoo.
Jisoo menghempaskan tangan orang itu dari lengannya. Dia mencoba mengkontrol emosinya agar tidak terpancing oleh perkataan orang tersebut.
Jisoo berusaha tersenyum kepada orang tersebut, "Saya mohon maap, tapi saya akan membatalkan kerja sama kita. Kamsahamnida tuan Taejoon-ssi" balas Jisoo dengan masih mempertahankan senyumannya.
"Duduklah terlebih dahulu. Aku ingin membahas tentang kejadian di masa lalu. Dimana kau membunuh adikku, tapi anehnya polisi malah menangkap ku dan adik bungsuku. Sungguh tidak adil bukan-
"Berhenti menuduhku sebagai pembunuh adikmu! Aku bahkan sama sekali tidak pernah menyentuhnya secuil kuku pun. Mengapa kau terus menerus menyalahkan ku atas kematian adikmu tersebut" potong Jisoo atas perkataan orang tersebut.
Jisoo menatap tajam orang yang berada dihadapannya ini. Dia selalu saja menuduh Jisoo sebagai pembunuh adiknya. Padahal Jisoo sama sekali tidak tau menau tentang kejadian tersebut.
"Kau memang pembunuh Jisoo-ssi. Tolong jangan berlagak bahwa kau tidak mengetahui hal tersebut. Padahal yang sebenarnya kau yang membunuh adikku"
"Apa perlu aku ingatkan? Adikmu yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri tuan Taejoon-ssi" timpal Jisoo.
Taejoon menggeram mendengar perkataan dari Jisoo. Dia mengepalkan tangannya sambil menatap nyalang kearah Jisoo.
"Dia tidak mungkin mengakhiri hidupnya jika tidak ada tekanan darimu!" pekiknya dengan tajam.
"Apa untungnya bagiku? Aku tidak akan pernah bertindak sesuatu jika tidak menghasilkan. Dan menekan adikmu itu sama sekali tidak menguntungkan bagiku"
Taejoon ingin menampar wajah cantik Jisoo. Namun pergerakannya terbaca oleh Jisoo, dia mencekal lengan Taejoon dengan kuat.
"Jangan pernah mengganggu kehidupanku lagi. Dan jangan pernah menyalahkan ku atas kematian adikmu tersebut!" tekan Jisoo kepada orang yang berada dihadapannya tersebut.
Jisoo menghempaskan lengan Taejoon, setelah itu dia melangkah ingin meninggalkan kafe tersebut. Namun perkataan dari Taejoon membuatnya berhenti.
"Kau harus ingat ini Jisoo-ssi! Nyawa dibayar dengan nyawa. Sampai kapanpun aku akan terus menerapkan hal tersebut dalam kehidupanku"
Jisoo Mencoba untuk tidak peduli, dia kembali melangkahkan kakinya meninggalkan kafe tersebut.
####
Bel sekolah sudah berbunyi. Para murid mulai merapikan buku-buku mereka kedalam tas, begitupun dengan Lisa. Setelah selesai merapikan buku-bukunya, Lisa segera berjalan keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bogoshipda Lisa
Fanfictionsorry jika ada kesamaan waktu tempat judul nama atau latar belakang itu semua terjadi karena ketidak sengajaan this is my first story Gadis cantik yang Selalu menyimpan semuanya sendiri termaksud prestasi bahkan penyakit nya "Mianhea lisa...