38

3.2K 321 4
                                    

Gelap, sunyi dan sangat menakutkan. Gedung tua yang terletak di tengah-tengah hutan, gedung yang sudah dipenuhi dengan tanaman berantai. Gedung yang memang sudah lama tidak ditempati serta dikunjungi.

Sangat sepi dan sunyi... Hanya ada suara burung hantu yang terdengar. Siapapun pasti akan merinding jika berada di gedung tersebut seorang diri. Termaksud dirinya.... Dia sangat takut bahkan benar-benar takut.

Mata tertutup serta mulutnya yang dibekap dengan sapu tangan. Lengannya pun diikat disebuah tiang, dia tidak bisa berbuat apapun selain menangis. Pikirannya bertanya-tanya tentang siapa yang menyekapnya? Dan apa kesalahannya?

Sedari tadi dia berusaha untuk melepaskan ikatan di lengannya, namun itu sama sekali tidak berpengaruh. Ikatannya terlalu kencang, bahkan membuat lengannya memerah serta terasa perih.

Appa tolong aku

Entah apa tujuan orang-orang itu membawanya kemari. Saat dirinya sedang berada di taman tiba-tiba saja ada tiga orang yang tidak terlihat wajahnya yang membawanya kemari. Tidak ada sama sekali orang yang melihatnya saat dibawa oleh mereka. Mansion tadi memang kebetulan sedang tidak ada orang, hanya ada dirinya sendiri.

Cklekk...

Terdengar suara pintu yang terbuka dari sana.

"Ingin dibuka penutup matamu? Ah, kurasa tidak usah. Tapi aku akan memberimu untuk berbicara." ujar orang tersebut. Terdengar derap langkah kaki yang semakin mendekat.

Orang tersebut membuka pembekap mulut yang tersumpal di mulutnya. "Kumohon lepaskan aku..." lirihnya, kakinya sudah benar-benar lelah karena berdiri sedari tadi.

"Ingin aku lepaskan?"

"Ne... Tolong lepaskan aku, kumohon."

"Pftt... Gadis manis, memohon lah kepadaku jika kau ingin aku lepaskan. Tapi kurasa aku dan kakakku tidak akan melepaskan mu begitu saja, sebelum kau mendapatkan sedikit warna ditubuh mu."

"A-apa yang kau maksud. Kumohon lepaskan aku, apa kesalahanku sehingga kalian menyekap ku seperti ini."

"Hmmm, kau tidak memiliki kesalahan apapun."

"Lalu apa maksudmu membawaku kesini!" teriaknya dengan sangat lantang.

"Berani berteriak didepan ku!! Kau berani? Ck, kurasa kau harus diberikan pelajaran."

Orang tersebut melangkahkan kakinya menjauh darinya. Namun terdengar langkah kaki yang mendekat lagi kearahnya.

"Kau tau apa yang tanganku pegang sekarang?"

"Jeball..."

Ctak
Ctak
Ctak

"Akhh-- kumohon hentikan...... hiks, eomma appa tolong aku."

"Ya! Lemah sekali kau.. aku baru memberimu tiga kali cambukan dan kau sudah menangis?! Kau tidak akan tau betapa kejamnya saudaramu yang melemparkan aku serta kakakku kedalam penjara saat itu."

"Shhh... Apa yang kau maksud, aku bahkan tidak mempunyai kakak maupun adik."

####

Kini waktu sudah menunjukkan pukul tiga malam. Seorang gadis bermata kucing tengah berdiam diri didekat jendela, dia menatap kosong keluar jendela. Dia sama sekali belum memejamkan matanya, rasanya dia benar-benar tidak bisa tidur.

Sudah berkali-kali dia mencoba memejamkan matanya, namun matanya sama sekali tidak ingin tertidur. Banyak sekali yang tengah dia pikirkan, tentang pekerjaannya, Lisa dan juga keluarganya.

Bogoshipda LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang