-9

4.6K 442 6
                                    

"Rapatnya kita akhiri sampai di sini saja, kamsahamnida" setelah mengatakan itu dia pergi dari ruangan rapatnya

"Tuan Donghae"

Langkah nya terhenti ketika mendengar namanya di panggil

"Jiyong, ada apa kau kemari"

"Bisa kita berbicara, tapi tidak di sini"

"Saya sibuk"

"Hanya sebentar saja"

"Tidak bisa" setelah mengatakan itu dia melanjutkan langkahnya

"Apa sesibuk itu, sampai kau tidak ingin mendengar perkembangan anakmu"

Langkahnya terhenti ketika mendengar perkataan sahabat nya itu

Jiyong adalah sahabat dekat dari Donghae, bahkan sepertinya Jiyong lah yang lebih dekat dengan keempat putrinya itu, daripada dirinya

"Apa yang ingin kau bicarakan tentang putri ku"

"Kita berbicara di temp-"

"Bicarakan saja di sini, aku sedang sibuk"

"Baik, sepertinya istri dan kedua anakmu pulang ke mansion"

"Kau tau darimana"

"Saat aku ingin mengunjungi Lisa, aku melihat mobil istrimu dan juga kedua putrimu"

"Lalu apa yang ingin kau bicarakan"

"Sepertinya sedang ada pertengkaran di sana"

"Pertengkaran?" Pertengkaran apa yang di maksud Jiyong, dia sama sekali tidak mengerti

"Sepertinya istrimu itu tidak pantas di sebut sebagai seorang ibu"

"Jaga bicaramu tuan Jiyong"

"Kau sangat tidak pantas di sebut sebagai seorang appa"

"Apa maksudmu, apa kau juga sudah pantas di sebut sebagai seorang appa, bahkan saat anakmu saki-"

"Jangan membawa nama anakku" Jiyong memotong ucapan dari Donghae dia berucap dengan begitu dingin

"Lalu dengan hak apa kau berbicara seperti itu, saat putrimu sakit pun kau tidak ada di sampingnya bahkan saat putrimu itu mati pun kau tidak tau dan kau tau ketik-"

"Maka dari itu aku tidak ingin kau merasakan apa yang aku rasakan!, Sakit rasanya ketika kehilangan seorang putri" Jiyong berbicara dengan suara yang bergetar, sakit rasanya jika dia mengingat kejadian itu.

"Putriku dengan putrimu berbeda, mereka tidak akan pergi meninggalkan ku, jangan pernah kau samakan putrimu dengan putriku" dia berucap dengan wajah datar, setelah berucap seperti itu Donghae pergi meninggalkan Jiyong sendirian di sana

Jika dia bertemu dengan sahabatnya tentu saja akan terjadi pertikaian antara mereka, dan tentu saja permasalahan nya karena dirinya dan anaknya.

Dia sudah sampai di ruangannya itu, dia berjalan untuk duduk di kursi kebesarannya itu

"Apa yang di maksudnya, kenapa dia selalu menyamakan putrinya yang sudah mati dengan para putriku"

Donghae sama sekali tidak suka jika putrinya di samakan dengan putrinya Jiyong yang sudah meninggal itu.

####

Sekarang menunjukkan pukul 17:00 tapi gadis itu masih menetap di kantornya itu, ucapan unnie nya selalu terbayang di pikirannya dia juga sangat ingin memperbaiki semuanya namun dia juga tau bahwa kedua orang tuanya sangat melarang mereka untuk bersama

"Orang tua mana yang melarang anaknya untuk bersama" dia memang anak yang paling pendiam diantara saudaranya yang lain, tapi Jennie lahh anak yang paling memahami situasi.

Bogoshipda LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang