32

372 49 10
                                    




siang itu di ruang kerja chanyeol, pria tinggi itu nampak sedang fokus dengan layar laptop dan beberapa berkas di hadapannya.

"depyeonim, bagaimana dengan skandal anna? apa kita perlu melakukan konferensi pers secepatnya?" tanya roa yang duduk didepan meja chanyeol yang nampak tidak kalah sibuknya dari chanyeol.

tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop, chanyeol menggeleng. "jangan. Jika kita melakukan konferensi tidak akan ada gunanya. Lagipula, apapun pernyataan kita nanti media tetap akan menggiring opini publik mengikuti seperti apa yang mereka inginkan."

roa hanya mengangguk patuh pada titah chanyeol.

"dan juga depyeonim, pihak Klesta meminta kita untuk segera mengganti konsep pemotretan untuk produk mereka. Mereka juga akan membatalkan semua proyek kita yang menggunakan anna sebagai brand ambasador mereka"

Masih memfokuskan diri pada layar laptop didepannya, chanyeol berujar "untuk itu, atur pertemuan ku dengan shin ae in. Aku akan membicarakan ini terlebih dulu"

"tapi sajangnim, keputusan mereka sudah bulat. "

chanyeol menarik nafas panjang sebelum akhirnya menatap roa untuk pertama kalinya "kalau begitu, jangan beritahu anna tentang ini. Alihkan perhatiannya dan berikan dia proyek pemotretan lain."

"nde sajangnim"

setelah mengiyakan perintah chanyeol, roa undur dari dari hadapan chanyeol. Begitu assistantnya itu meninggalkannya, chanyeol terdiam di kursinya.

Menarik nafas dalam-dalam chanyeol mengacak rambutnya asal. Seharian ini tenaga dan pikirannya dikuras habis untuk mengatasi skandal dari salah satu talentnya. Hal itu membuat hampir seluruh proyek dengan brand besar berantakan.

Dan jujur saja, ini adalah masalah paling rumit yang pernah chanyeol hadapi selama membangun dan merintis loey corp.

sementara chanyeol sibuk menetralkan pikiran dan emosinya, dering panggilan dari ponselnya sejenak mengalihkan perhatian chanyeol.

Seketika wajah penat dan letih park chanyeol terganti saat melihat nama wendy tertera dilayar ponselnya.

"yeoliee........" suara yang selalu ceria itu sedikit banyak membuat emosi dan rasa lelah chanyeol hilang begitu saja.

"apa yang sedang kau lakukan?"

"wendy? wendy sedang membantu eomma memasak"

"benarkah? tumben? " goda chanyeol

"ihh... wendy tuh rajin masak tau.!!!"

klaim wendy itu hanya ditanggapi tawa kecil oleh chanyeol. Pria itu tidak tahu bahwa wajah gadisnya itu sedang merengut kesal karena chanyeol malah mentertawai dirinya.

"yeolie tidak percaya?" tanya wendy kesal

menyadari cara bertanya wendy, chanyeol segera meredakan tawanya. "anni..anni... aku percaya koK"

"hehe.. geurae? "

lihat? bahkan respon sesimple itu dari wendy bisa membuat chanyeol gemas setengah mati meskipun hanya mendengarnya hanya lewat sambungan telepon.

"hari ini, apa saja yang yeolie lakukan? pekerjaan yeolie banyak ya?"

"eum.. lumayan. Hari ini, ada sedikit masalah yang harus kuselesaikan"

"uri-yeolie, fighting!!!"

Senyum lebar seketika merekah diwajah chanyeol mendengar sebuah suntikan semangat dari wendy, kendati hanya lewat sambungan telepon.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang