-16-

589 74 3
                                    

makan malam keluarga park terasa hikmat dan tenang.

Chaeyoung dan jinyoung yang duduk bersebelahan sudah terbiasa menyantap makanan mereka dengan keadaan hening tanpa satu obrolanpun.

Memang tuan park selalu menerapkan kedisiplinan yang ketat dikeluarga ini. Sehingga jinyoung dan chaeyoung tumbuh dengan kebiasaan itu.

Jadi jangan harap ada obrolan hangat ditengah makan malam keluarga park ini.

setelah beberapa menit menghabiskan makan malam mereka, barulah akan ada sebuah pertanyaan singkat dari tuan park sekedar berbsa-basi dengan putra putrinya.

"Jinyoung bagaimana dengan perusahaan?"

"Baik appa. Proyek di pulau jeju sebentar lagi akan selesai, dan juga rencana perusahaan untuk mengkespansi anak perusahaan di hongkong juga sudah mencapai taraf 70%."

Jinyoung menjelaskan progress perusahaan yang ia pegang pada tuan park. Dan terlihat tuan park tersenyum hangat pada jinyoung.

"Bagus. Kau memang bisa appa andalkan"

Jinyoung mengulas senyum tipis atas pujian dari sang ayah.

"Chaeyoung? Bagaimana dengan kuliahmu?"

"Biasa saja. Sebentar lagi ada ujian akhir semester. Dan tugas chaeyoung juga semakin lama semakin banyak" Berbeda dengan jinyoung, chaeyoung mengucapkan kalimatnya dengan nada yang enggan dan terkesan seperti tengah mengeluh.

"Appa tidak mau jika nilai-nilaimu buruk. Ingat, kau adalah—"

"Nde appa. Chaeyoung tahu." Ucap chaeyoung memutar mata jengah.

"Chaeyoung, jaga cara bicaramu."

Chaeyoung hanya mendengus malas. Tanpa berniat mengucapkan maaf, gadis dengan kaos hitam polos itu beranjak dari kursinya.

"Chaeyoung kekamar dulu. Banyak tugas yang harus chaeyoung selesaikan. Selamat malam"

Chaeyoung tetaplah chaeyoung. Sesuntuk-suntuknya dia. Seburuk apapun suasana hatinya, chaeyoung tetaplah gadis yang tumbuh dalam didikan keras seorang park yunho.

Jadi, seburuk apapun suasana hatinya, ia akan tetap menerapkan sopan santun dalam berperilaku. Hal itulah yang membuat chaeyoung masih sempat mengucapkan salam dan membungkuk sebelum meninggalkan meja makan keluarga park.

"Ada apa dengan anak itu? Tidak biasanya dia bersikap kurang ajar seperti itu"

Nyonya park menghela nafas dan mencoba menenangkan suaminya.

"Tenanglah. Chaeyoung hanya sedang capek. Nanti biar aku yang bicara padanya" ucap nyonya park.

Sementara itu jinyoung hanya bisa diam memperhatikan hal-hal yang terjadi disekitarnya.

Ia tidak punya kuasa untuk memberikan komentar dan tentu saja ia juga tidak akan mau ambil pusing untuk hal itu,kan?

🌺🌺🌺

Didalam kamarnya, dengan posisi tertelungkup diatas ranjangnya, chaeyoung menatap layar laptopnya sambil mengayun-ayunkan kakinya diudara.

Tak lama kemudian, ia mendengar suara ketukan dari pintu kamarnya.

"Masuk"

Tak lama setelah chaeyoung mengizinkan sang pelaku, pintu kamarnya terbuka dan nampaklah seseorang yang tidak akan pernah disangka chaeyoung akan menemuinya seperti ini.

Sontak, chaeyoung langsung duduk dengan benar sembari menunggu orang itu berjalan masuk kedalam kamarnya.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang