-20.2-

541 64 3
                                    

Anyway , ini lanjutan part sebelumnya. Soalnya kepanjangan kayanya kalau disatuin.
Enjoy the story 💞💞💞

-
-
-

Wendy ditemani nyonya son berjalan menuju ruang rawat chaeyoung.

Berbekal informasi yang didapatkan dari seorang receptionist, wendy menggenggam tangan nyonya son dengan erat.

Jujur saja, perasaan wendy saat ini sedang bercampur aduk dan bergejolak. Entah itu perasaan bahagia, gugup, atau takut yang wendy rasakan, yang jelas gadis itu terlihat berkeringat dan wajahnya jauh dari kata santai.

Bahkan ketika dirinya dan nyonya son sudah berdiri tepat didepan ruangan chaeyoung, wendy hanya diam alih-alih menggeser pintu itu dan masuk kedalam sana.

"Sayang, kenapa hanya diam saja?" Teguran dari nyonya son-lah yang akhirnya menyadarkan wendy dari lamunan sesaatnya itu.

"Ah, nde"

Akhirnya setelah mengumpulkan semua keberanian dari seluruh penjuru semesta, wendy perlahan menarik pintu itu.

Hinggat sedetik kemudian, ia bisa melihat bagaimana ruangan rawat chaeyoung yang terasa begitu tenang.

Perlahan namun pasti, wendy membawa langkahnya untuk menapaki ruangan rawat sahabatnya itu.

Hal pertama yang wendy lihat adalah dua orang pria yang sama-sama terlelap dengan posisi dan tempat yang berbeda.

seorang pria yang wendy ketahui sebagai park jinyoung-adik chanyeol- sedang tertidur dengan tubuhnya yang bersandar disandaran sofa.

Sementara seorang pria yang selalu menghantui pikiran wendy sampai mempengaruhi mood wendy belakangan ini, juga sedang tertidur dengan kepala yang bersandar dikursi disamping ranjang chaeyoung.

Jika boleh jujur, wendy merasa kasihan dengan kedua pria ini. Mereka terlihat letih dan kurang tidur. Terbukti dengan bagaimana kedua pria itu bisa terlelap walau dengan keadaan dan posisi tidur yang bisa dibilang tidak nyaman seperti itu.

"Wen, sepertinya kita datang disaat yang kurang tepat ya?" Nyonya son yang berdiri disamping wendy mengucapkan kalimatnya dengan nada yang dibuat memelan. Takut mengganggu para pria yang terlihat tertidur itu.

Sayangnya Wendy seperti tidak begitu mendengar dengan baik ucapan nyonya son. Karna saat ini, seluruh atensi gadis itu ia arahkan pada seorang pria tinggi yang terlihat tenggelam dalam alam mimpinya.

Pandangannya begitu mengisyaratkan bahwa ia sangat ingin menghampiri pria itu. Memberikan pundaknya untuk pria itu setidaknya agar tidurnya bisa lebih nyaman. Namun, wendy hanyalah wendy yang lugu dan polos. Ketakutannya dan keraguan gadis itu selalu menghalangi niatannya untuk menghampiri chanyeol.

"Eomma, ayo pulang saja. Lain kali saja kita menjenguk chaeyoung." Ucap wendy kepada nyonya son.

Nyonya son hanya bisa mengangguk. Kedua wanita berbeda generasi itu akhirnya memutar tubuh masing-masing hendak meninggalkan ruangan itu.

"Eungghhhh~"

Namun suara lenguhan singkat dan serak itu seketika membuat ibu dan putri itu serempak berhenti dan menoleh kembali.

"Chaeyoung-ah, kau sudah sadar?" Secara refleks, wendy menghampiri ranjang chaeyoung dengan perasaan gembira dan teramat riang.

Gadis itu bahkan tidak menyadari bahwa suara riangnya itu mengusik tidur kedua pria park disana.

Sementara itu, gadis berambut blonde yang masih terbaring diranjang itu hanya bisa mengedarkan pandangannya kepenjuru ruangan. Seolah ia mencari jawaban dimana dia sekarang dan apa yang terjadi pada dirinya.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang