Ressa dan Vian berjalan mengendap-endap memasuki area sekolah, kalian pasti sudah hafal kan sifat kedua anak itu. Jika kalian menebak kalau mereka berdua telat, kalian tepat sekali.
"Gimana Yan, aman kan?" bisik Ressa sambil tetap bersembunyi di balik punggung Vian, sedangkan Vian menoleh kanan-kiri memantau keadaan sekitar, sambil terus memperhatikan lapangan upacara yang sudah penuh.
"Muka lo udah seperti detektif aja Yan, sok serius gitu" ucap Ressa lagi, selalu ada saja yang ia komentari.
"Sstt diem lo!! entar kalau ketahuan gue salahin lo pokoknya" ucap Vian dengan menatap tajam Ressa.
"Ehh kok gue, gue kan cum..." belum selesai Ressa mengucapkan perkataanya, Vian sudah menarik tangannya.
"Berisik banget sih lo, untung tadi nggak ketauan" ucap Vian saat mereka sudah berhasil masuk menyelinap ke barisan.
"Ehh, yang buat kita telat siapa coba? coba aja lo nggak ngebo, kita nggak akan telat kali" jawab Resaa sambil memelototkan matanya.
"Iya itu juga salah lo juga, kenapa nggak bangunin gue" ucap Vian tak terima jika Ressa menyalahkannya.
"Eh gue udah bangunin lo dari shubuh kali" jawab Ressa ikutan kesal karena ia juga disalahkan.
"Hah? Dari shubuh? Emang lo udah bangun jam segitu , ayam juga kaget kali kalau lo bangun sepagi itu" ucap Vian.
"Yah siapa suruh tadi malem lo ajak gue ngegame sampek tengah malem" jawab Ressa tak mau kalah.
"Eh itu yang belakang jangan ramai sendiri" ucap salah seorang anggota PD yang berhasil membuat mereka diam.
"Lo sih" bisik Vian sambil menyikut lengan Ressa.
"Lo juga rame bangsat!!" jawab Ressa sambil menginjak kaki Vian.
"Aww , kurang ajar lo!!" maki Vian sambil mengelus kakinya yang di injak Ressa.
"Makanya jangan macem-macem lo sama gue" bisik Resaa penuh penekanan sedangkan Vian langsung mendorong kepalanya kesamping.
"Cari gara-gara aja sih lo!!" ucap Ressa sambil menatap Vian, sedangkan yang di perhatikan hanya memasang muka watadosnya dengan tatapan lurus ke depan.
Mereka berdua tidak menyadari kalau sedari tadi ada seseorang yang mengawasi mereka dari jauh, seseorang itu terus memperhatikan interaksi Ressa dan Vian.
*******
Hari ini adalah hari sial bagi Ressa dan Vian, pertama mereka telat datang kesekolah ya meskipun hampir setiap hari mereka telat, kedua adalah upacara yang sangat membosankan dan yang ketiga adalah ulangan matematika dadakan; lengkap sudah kesialannya hari ini."Anjir emang tuh guru!! baru aja selesai upacara malah di hantam dengan berbagai macam rumus begini" gerutu Vian sambil mencoret-coret lembar jawabannya dengan tidak jelas.
Sedangkan di tempatnya Ressa malah dengan santainya memainkan kukunya, sebenarnya Ressa tergolong anak yang pintar. IQ-nya bisa di bilang di atas rata-rata, hanya saja ia malas. Buktinya sekarang ia sudah menyelesaikan soalnya dengan tenang, mungkin kalau ia sedikit rajin dan sekolah dengan sungguh-sungguh ia bisa menjadi juara umum menyaingi Retta.
"Sstt..sstt.. Ress..ressa" panggil Vian lalu melemparkan gumpalan kertas yang menimpa kepala Ressa.
Ressa membuka gumpalan kertas itu lalu menoleh ke arah Vian dengan tatapan malasnya, tapi selanjutnya ia menuliskan sesuatu di kertas itu lalu melemparnya kembali ke Vian dan Vian menangkapnya dengan mulus. Tapi anehnya sang guru sama sekali tidak menyadari perbuatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antaressa
Подростковая литератураAntaressa TAMAT [TELAH DIREVISI] "Berjuanglah untuk hidupmu meskipun nggak ada yang mau memperjuangkan mu" -Ressa Dia Reva Antaressa. Gadis yang dijuluki preman sekolah karena penampilan urakannya, dia yang hobbynya bolos, telat dan kumpul bareng co...