16. Kembalinya Gamma.✓

105 5 0
                                    

Pagi ini tidak seperti biasa tiba-tiba Ressa pagi-pagi sudah siap dengan seragam sekolah, seluruh penghuni rumah menatapnya kaget bahkan sang bibi juga.

"Non nggak lagi kesambet lagi kan?" tanya bi iyem sambil meletakkan punggung tangannya ke dahi Ressa, pasalnya kemarin Ressa memilih sarapan semeja dengan Dinda lalu hari ini gadis itu sudah siap dengan seragamnya pagi-pagi seperti ini.

"Nggak bi, aku nggak pa-pa kok" jawab Ressa dengan terkekeh pelan.

"Oh ya mama kemana bi?" tanyanya lagi.

"Itu di dapur lagi masak" jawab bi Iyem dan Ressa pun melipir ke dapur menghampiri Dinda.

"Ma" panggil Ressa, yang membuat wanita paruh baya itu menoleh.

"Hm? Ressa? Kamu udah siap aja nih, kamu nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Dinda sambil memutar-mutar tubuh Ressa memastikan tidak ada yang lecet.

"Iya aku nggak pa-pa kok, emang kenapa sih. Nggak mama, nggak bibi tanya aku kenapa?" Tanya Ressa cemberut.

"Nggak, cuma aneh aja kamu jam segini udah bangun bahkan udah rapi begini" jawab Dinda menyuarakan apa yang ada di kepala bi Iyem.

"Yaelah, kan mau tobat ma" jawab Ressa sekenanya sedangkan Dinda hanya tersenyum.

"Ma!!" panggil Ressa.

"Apa?" jawab Dinda tanpa menoleh, ia sibuk dengan wajan di depannya.

"Nya, sini. Biar saya aja yang masak, kayaknya non Reva mau ngomong penting" ucap bi Iyem peka, lalu mengambil alih wajan.

"Kamu mau ngomong apa sih emangnya?" Tanya Dinda, ia kembali di buat terheran-heran, apalagi Ressa sudah mau memanggilnya Mama.

Ressa mengambil nafas lalu menghembuskan secara perlahan "aku mau minta maaf sama mama" ucap Ressa dan Dinda langsung menyungingkan senyum.

"Maaf ya kalau selama ini ucapan aku kasar dan sering buat mama sakit hati, aku berjanji mulai saat ini aku akan belajar buat menerima mama dan menyayangi mama melebihi aku menyayangi bunda..." ucap Ressa dan Dinda langsung memeluknya.

"...tapi mama harus janji nggak akan ngelakuin apa yang dilakuin sama bunda, mama harus berjanji kalau mama akan terus ada buat aku apapun yang terjadi" ucap Ressa sendu dibalik pelukan Dinda.

"Iya mama janji, mama nggak akan ngelakuin apa yang bundamu lakuin. Karna ini mama bukan bunda" jawab Dinda, tak bisa di jelaskan lagi betapa bahagianya wanita itu, bahkan matanya sudah berkaca-kaca sangking terharunya.

"Makasih ya ma"

"Iya sama-sama" jawab Dinda sambil mengelus rambut ressa.

Bahkan bi Iyem juga ikut terharu melihat kejadian itu, wanita tua itu menghapus sedikit air mata di sudut bibirnya, akhirnya sekarang Ressa bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama tidak gadis itu rasakan.

Pagi ini dinda sangat bahagia, satu doanya telah terkabul. Ia sangat bersyukur pada tuhan, karna ia juga yakin sejak pertama kali melihat Ressa ia sudah menyimpulkan kalau gadis itu sebenernya baik, ia hanya memakai topeng dengan sifat nakalnya.

"Wah ada apa ini, kok ada acaara peluk-pelukan. Tapi papa nggak di ajak lagi" ucap Andreas yang baru saja keluar dari kamar.

"Nggak ada kok pa, papa nggak usah ikut-ikutan deh. Jadi ganggu suasana" ucap Ressa di ikuti kekehannya dan Dinda

"Iya deh, papa minta maaf. Tapi acara peluk-pelukanya di tunda dulu , papa sudah lapar nih. Ayo makan" ujar Andre lalu duduk di salah satu kursi di meja makan.

"Yaudah , ayo kita makan"

********

Mobil Ressa memasuki area sekolah lalu melaju ke parkiran dan saat Ressa keluar dari mobil malah banyak pasang mata yang menatapnya aneh, mereka menatap Ressa seolah melihat sebuah keajaiban.

AntaressaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang