46. Tentang Dion✓

113 7 23
                                    

Bel sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu, Retta berjalan cepat di koridor, ia sedang menghindari seseorang agar tidak pulang bersama.

"Eh lo mau kemana? buru-buru amat" tanya seseorang yang tiba-tiba berjalan di sampingnya.

Ia mengelus dadanya karena terkejut dan  menatap datar Gamma "ngagetin aja lo" ucapnya kesal.

"Abisnya lo jalan sendiri terus buru-buru banget dan lo kaya lagi ngehindari seseorang, jadi gue ikutin" jawab Gamma santai.

"Iya. Gue lagi ngehindari Dion, gue nggak mau tiba-tiba dia ngajak gue pulang bareng" jawab Retta pelan.

"Kenapa emang? Kalian ribut?" Tanya Gamma menatap Retta heran.

"Udah putus mah. Lo jangan banyak tanya, gue buru-buru mau ke rumah sakit" jawab Retta dengan mempercepat langkahnya.

"Eh tunggu. Lo bareng gue aja, lagian kita satu tujuan kan? Gue juga mau ke rumah sakit" ucap Gamma menahan Retta.

"Emang lo nggak bareng Rena?" tanya Retta ragu.

"Nggak, dia naik mobil sendiri. Biar dia mikirin kesalahannya dulu" jawab Gamma terdengar sangat serius.

"Yaudah deh, gue iyain aja dari pada naik taksi"

"Pilihan yang tepat, sekalian gue juga mau tanya-tanya sama lo" ucap Gamma sok misterius.

"Tanya apaan emang, jangan aneh-aneh lo" ucap Retta waspada.

"Iya-iya, lo tenang aja. Gue nggak akan macem-macem, lagian kita udah lama nggak ketemu, apalagi setelah kejadian itu" jawab Gamma, dan percakapan mereka lanjut sampai parkiran.

"Lo lihatin siapa sih Gam, dari tadi kayak fokus kesana aja" ucap Retta saat ia melihat Gamma memperhatikan seseorang di parkiran, dan sekarang mereka sudah di dalam mobil.

"Hm? Nggak ada?" jawab Gamma segera mengalihkan pandangannya.

"Lo nggak usah bohong sam gue, gue tau arah tatapan lo ke siapa" ucap Retta sambil menatap lurus seorang gadis seumurannya memasuki sebuah mobil BMW warna kuning.

"Gam, gue mau tanya sesuatu sama lo tapi gue ragu" ucap Retta ragu.

"Tanya apaan emang? Lo nggak usah sungkan-sungkan sama gue" jawab Gamma sambil menstart mobilnya.

Retta menarik nafas dalam lalu menghembuskannya "sebenarnya rasa lo ke Reva itu beneran nggak sih? kok gue ragu. Soalnya lo sama Rena itu kayak lebih dari sahabat" ucap Retta lalu ia memejamkan mata takut Gamma marah.

Bukannya marah Gamma malah terekekeh pelan. "Lo benar, gue sendiri aja bingung sama perasaan gue. Maka dari itu gue ngejauh dari Rena dulu, takut gue terlalu ngasih harapan ke dia" jawabnya.

Ia menghembuskan nafas lelah "karna lo sendiri tau kan, kalau sejak dulu dia suka sama gue sedangkan gue sukanya sama Reva" ucap Gamma

"Gue ngerti gimana perasaan lo, tapi menurut gue lo pilih Rena aja, meskipun sifatnya kadang keterlaluan" ucap Retta menasehati.

"Kenapa gitu? Jadi lo nggak dukung gue sama Reva gitu rett?" tanya Gamma melas.

"Bukan gitu maksud gue, tapi Johny Deep pernah berkata 'jika kau mencintai dua orang dalam waktu yang sama maka pilihlah yang kedua, karena jika kau benar-benar mencintai yang pertama maka tidak akan pernah ada orang ke dua" jawab Retta tenang yang berhasil membuat Gamma terdiam.

AntaressaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang