2. Couple✓

284 15 0
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu dan saat ini Ressa sedang berada di kantin bersama Vian dan Dian.

"Eh Res , Yan! lo pada dah tau kabar belom?" ucap Dian sambil fokus menatap layar ponselnya.

Namanya Diandra Atmosfera biasa dipanggil Dian , dia adalah sepupu dari Dion sekaligus patner in cream Ressa.

"Berita apaan, Di?" tanya Vian yang berada di sampingnya sambil melongok, mencoba mengintip ponsel Dian.

"Gue baca-baca di grup angkatan kita nih, katanya mau ada anak baru loh" jawab Dian tak henti-hentinya menscroll layar ponselnya.

"Cewek apa cowok nih?" tanya Vian sambil menaikturukan alisnya.

"Kayaknya cewek cowok deh" jawab Dian, ia masih belum mengalihkan pandangan dari ponselnya itu.

"Lo jangan mulai Yan! lihat cewek bening dikit lo langsung gercep, kelakuan playboy lo ini harus di hilangin sebelum lulusan" ucap Ressa sebelum Vian melanjutkan omongannya, sedangkan Vian hanya nyengir tanpa bersalah.

"Yee malah nyengir-nyengir , nggak tau apa kalau muka lo itu nyeremin" ucap Ressa lagi, ia melempar Vian dengan tissue di tangannya.

"Ehh muka ganteng gini lo bilang nyeremin Ressa" ucap Vian tak terima, lalu berkaca pada layar ponselnya sambil merapikan rambutnya.

"Iya ganteng-ganteng buaya" Dian menambahi, meskipun tangannya masih tak lepas dari ponsel.

"Heem, cuma lo dan orang nggak waras lain Dian, yang anggap buaya ciliwung kaya Vian ini ganteng," Ucap Ressa.

"Hei buktinya , tuh degem banyak yang mau sama gue" jawab Vian tak terima, dengan pandangan mengarah pada beberapa adik kelas cewek di meja sebelah, lalu dengan genitnya ia mengedipkan sebelah matanya kepada para adik kelas itu.

"Karna mereka belum tau sih sifat buaya lo , baru sehari putus besoknya langsung jadian" ucap Ressa lagi sambil menyeruput minuman di depannya.

"Eh itu karena prinsip gue, nggak ada yang itu cari yang lain" jawab Vian dengan songongnya, lalu merapikan kerah kemejanya.

"Prinsip apaan? semua cewek lo godain kali
!! bahkan Bu Anis yang terkenal killer itu" sahut Dian dengan menyebut nama salah satu guru BK yang terkenal killer dan sangat di takuti.

"Ya deh iya, nyerah gue ngomong sama lo berdua, satu lawan dua mana adil" ucap Vian tak terima sambil melempar kripik ke arah Ressa dan Dian.

"Udah yan berisik lo deh!! eh Di, Dion mana nih kok nggak nonggol-nonggol sih" tanya Ressa pada Dian sambil menoleh kanan-kiri dan menatap ke arah pintu masuk, mencari keberadaan seorang Dion.

"Mana gue tau, kecantol salah satu degem kali" jawab Dian yang kembali fokus pada ponselnya lalu Ressa mendengus kesal mendengar jawaban random Dian.

Tak lama kemudian orang yang di omongin datang dengan gaya sok cool-nya , tapi emang cool sih, lalu dengan santainya duduk di samping Ressa.

"Ehh dari mana aja sih loh, di gondol wewe lo yah" ucap Ressa mendorong Dion untuk sedikit menggeser posisi duduknya.

"Ck! enak aja kalau ngomong lo Ress , nggak tau sahabat lagi capek dikasih minum kek apa kek, malah di omelin" jawab Dion kesal.

"Kenakan lo mah kalau di kasih minuman mending kasih bogeman" jawab Ressa dengan celetukannya yang menyebalkan.

"Bener tuh, nggak tau apa kalau kita di sini kayak cacing kepanasan nungguin lo" ucap Dian ikut memanas-manasi.

"Boong Yan , Dian dari tadi sibuk sama ponselnya bukan nungguin lo" ucap Vian menanggapi ucapan Dian, dan malah membela Dion.

"dah tau juga gue, kesambet setan apaan sampe-sampe ia nugguin gue, buat apa juga, gue nggak minta di tungguin, tapi minta traktir aja" jawab Dion.

"Yee sepupu laknat lo" jawab Dian menanggapi Dion, meskipun tatapannya masih fokus pada ponselnya.

"Udah jangan banyak bacot , mending lo makan aja deh. kasian gue lihat muka lo melas gitu , kayak nggak pernah di kasih makan" ucap Ressa seolah Dion adalah rakyat jelata yang patut dikasihani, lalu ia menyodorkan semangkok bakso pada Dion.

"Ck!, sialan lo Ress!" Umpat Dion kesal dengan ucapan Ressa yang sepertinya tidak pernah disaring, tapi Dion tetap memakan bakso itu juga.

"Lo ngatain gue tapi lo makan juga nyet!!" ucap Ressa, lalu memasukkan kripik ke mulutnya dengan kesal.

"Udah diem gue laper" jawab Dion dengan mulut yang masih penuh.

"Salah lo sendiri, siapa suruh nggak sarapan dulu. Untung gue baik hati mau ngasih lo bakso sebelum lo mati kelaparan" ucap Ressa, sepertinya mulut Ressa memang tidak ada saringannya.

"Lo do'ain gue mati nih" jawab Dion menatap Ressa tajam.

"Sebenernya iya sih, tapi kalau lo mati siapa yang gue nyontekin ntar" jawab Ressa tenang, ia mengetuk dagunya dengan jari dan berlagak berfikir.

"ASEM LO" umpat Dion.

"Ehh ketos bermatabat udah bisa ngumpat nih ya" ucap Dian, yang mendengar umpatan Dion yang lumayan keras itu.

"Gara-gara sahabatan sama nih kampret deh jadi kena virusnya" jawab Dion sambil menunjuk Ressa yang duduk di sebelahnya.

"Malah salahin gue lo nyet" ucap Ressa tak terima lalu menjitak kepala Dion.

"Sakit woyy" keluh Dion sambil mengelus kepalanya, bekas pukulan Ressa tadi.

***********

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Ressa dan Dion berjalan bersama menuju parkiran.

"pulang bareng siapa lo?" tanya Dion, saat mereka sudah berada di parkiran.

"Sendirilah, emang bareng siapa?" Jawab Ressa santai-santai saja, awalnya. Hingga ia teringat jika mobilnya masih berada di halaman belakang.

"Yeee siapa tau lo mau nebeng gitu" Jawab Dion.

"Udah pulang sana jangan banyak bacot" ucap Ressa mendorong bahu Dion agar segera mengambil motornya.

"Ehh mobil lo mana Ress?" tanya Dion sambil melihat sekeliling, saat menyadari ia tak melihat rupa-rupa mobil warna biru.

"Anjirr jangan sampai Dion tau, kan mobil gue di halaman belakang" batin Ressa.

"Ada kok, tadi gue berangkat awal jadi ada di paling depan nohh" ucapnya bohong, sambil menunjuk ke ujung parkiran.

"Seriusan nih? Tapi kok gue nggak lihat ya. Jangan-jangan..."

"Eh DION , sini!!" panggil seorang gadis sambil melambaikan tangan ke arah Dion, lalu dengan senang hati Dion pun berjalan menghampiri gadis tersebut.

"Huhh kali ini lo nylametin nyawa gue, Rett" ucap Ressa bermonolog sambil mengelus dadanya.

Ia melihat interaksi cowok itu dengan gadis di depannya , dia seorang waketos, namanya Retta Altayra, gadis yang diam-diam tanpa sadar selalu menjadi pusat perhatian Dion

"Memang pasangan yang serasi" ucap Ressa bermonolog saat melihat mereka tertawa bersama dari kejauhan , dan perlahan garis wajahnya berubah menyenduh, lalu ia memutuskan pergi ke halaman belakang tuk mengambil mobilnya dan segera pulang.

AntaressaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang