Sepulang sekolah Retta dan Dion mampir ke cafetaria di samping sekolah, kali ini mereka hanya berdua tanpa Ressa, Vian, dan Dian.
"Yon" panggil Retta ragu.
"Hm? mau bilang sesuatu?" tanya Dion seolah mengerti sambil menatap Retta penuh tanya.
"Aku mau bilang kalau...." ucapan Retta menggantung di udara.
"Kalau...kalau apa?" tanya Dion mulai penasaran.
"Ehmm...a-aku mau...kit-kita udahan aja, cukup sampai disini" jawab Retta lalu menghembusakan nafas lega.
"Hm? Kamu ngomong apa sih, jangan bercanda deh" jawab Dion di susul tawa sinis.
"Aku nggak bercanda Dion, aku mau kita udahan aja" ucap Retta yakin.
"Tapi kenapa Ret? Bukannya kita nggak ada masalah ya? kalau aku punya salah sama kamu bilang aja, aku minta maaf" tanya Dion frustasi
"Kamu nggak salah kok, aku yang salah" ucap Retta dengan menunduk dengan bahu melemas.
"Maksud kamu apa sih? aku nggak ngerti sama sekali Ret, emang kamu punya salah apa sama aku" tanya Dion yang semakin tidak mengerti dengan perkataan Retta.
"Kesalahan yang seharusnya tak aku lakukan dari awal..." ucap Retta mengantung. "yaitu mengizinkan kita bersama"
"Sumpah Rett kamu ngomong apa sih, jangan buat aku semakin bingung" ucap Dion menatap Retta tak percaya.
"Seharusnya aku nggak datang ke hidup kamu, seharusnya aku nggak berada diantara kamu dan dia" ucap Retta dengan susah menahan air matanya.
"Dia? Siapa yang kamu sebut dia?, aku cintanya cuma sama kamu. Kenapa kamu sebut dia, dia siapa?" Tanya Dion semakin kacau.
"Dia siapa lagi yang selalu ada di hatimu, dia yang selalu ada untuk kamu, dia yang selalu mengerti kamu, dia yang rela berkorban demi kamu, dia adalah Ressa" jawab Retta tepat saat satu bulir air mata jatuh dari sudut matanya.
"Ressa? Apa hubungannya sama dia, dia hanya sahabat aku Rett" jelas Dion dengan memandang Retta frustasi.
"Iya sekarang kamu menyebutnya sahabat, tapi siapa tau suatu saat nanti dia adalah alasanmu bahagia" jawab Retta, gadis tetap menunduk tanpa mau menatap kearah Dion yang menatapnya tak percaya.
"Sejak aku datang, kalian jarang bareng, kamu jarang main ke rumahnya, kalian jarang berangkat dan pulang sekolah bareng dan kalian juga jarang fulltime berdua, kamu malah sibuk denganku" ucap Retta menyuarakan semua hal yang selama ini menganggu pikirannya.
"Maksudnya?" Tanya Dion berlagak tak mengerti.
"Kamu tau alasan aku menerima cinta mu? Yaitu karena paksaan dari Ressa, dia bilang kamu sangat mencintaiku, dia mau aku menerima kamu agar kamu nggak sakit hati" jawab Retta tak sepenuhnya bohong, tapi ia tak mengatakan kalau itu juga kemauan hatinya sendiri.
"Jadi selama ini kamu nggak pernah cinta sama aku? Jika kamu bermaksud untuk tidak membuatku terluka kamu salah Rett, sekarang malah sebaliknya, justru dengan kamu menerima aku secara terpaksa aku lebih kecewa Rett" ucap Dion tak menyangka.
"Maaf Yon aku harus bohong, sebenarnya aku juga cinta sama kamu. Tapi aku tidak mau jadi penghalang antara kamu dan Ressa, aku tau Ressa adalah alasanmu bahagia" ucap Retta dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antaressa
Подростковая литератураAntaressa TAMAT [TELAH DIREVISI] "Berjuanglah untuk hidupmu meskipun nggak ada yang mau memperjuangkan mu" -Ressa Dia Reva Antaressa. Gadis yang dijuluki preman sekolah karena penampilan urakannya, dia yang hobbynya bolos, telat dan kumpul bareng co...