Sudah tiga hari Ressa tidak masuk sekolah dan teman-temanya tidak tau gadis itu kemana, Dinda menangis karena putrinya belum juga ketemu padahal ia baru saja berbaikan dan Andreas sudah menyuruh anak buahnya untuk mencari ressa.
'nomor yang sedang anda hubungi berada diluar jangkauan, silahkan coba beberapa saat lagi'
Ressa tidak menjawab panggilannya melainkan suara operator yang membuat Vian kesal dan juga cemas, kemana perginya Ressa sebenarnya.
Biasanya kalau sedang ada masalah gadis itu pasti akan pergi ke apartemen Retta, tapi kali ini gadis itu tidak pergi ke sana sama sekali.
"Kemana sih sebenernya tuh cewek , bikin orang khawatir aja. Dasar bego" maki Vian.
"Udah yan, lo jangan ngumpat-ngumpat gitu. Lagian om Andreas sudah menyuruh anak buahnya buat mencari Ressa kan?" ucap Dian ikut kesal.
"Ya tapi gue masih nggak tenang din, kalau dia kenapa-kenapa gimana?"
"Udah lo tenang aja, mending lo makan dulu. Lo belum sarapan kan?" Ucap Dian dan Vian pun menurut.
Tak beberapa lama Dion dan Retta datang, lalu mereka pun menghampiri meja Dian dan Vian.
Penampilan Dion tidak seperti biasa, pemuda itu terlihat sangat lusuh dengan baju seragam yang keluar, rambut yang berantakan dan juga kantong mata. Sepertinya ia kelelahan mencari Ressa."Ressa udah ketemu nggak?" Tanya Vian pada Dion.
"Belum. Tuh anak kemana aja sih , bikin orang khawatir aja anjirr. Gue telfon nggak di angkat, gue chat nggak di balas. Dasar, awas aja kalau udah ketemu, gue gibeng tuh anak" omel Dion.
"Lo kok jadi ngomel gitu sih Yon, nyolot lagi" ucap Dian ikut kesel.
"Udahlah, capek gue. Urusan OSIS belum kela , malah si Ressa buat ulah, jadi makin pusing gue" ucap Dion sedangkan Retta menatapnya dan tersenyum penuh arti.
"Udah, jangan terlalu di pikirin. Lebih baik kamu makan dulu, lagian aku yakin Ressa pasti bisa jaga diri baik-baik. Kamu lupa kalau dia pintar silat dan taekwondo" ucap Retta menenangkan.
"hmm. Dian, tolong beliin gue makanan dong" ucap Dion sambil menyodorkan uang.
"Iye kanjeng ndoso" jawab Dian terpaksa tapi akhirnya pergi juga.
Retta yang mengerti hanya tersenyum, Dion tidak pernah sekalut ini jika ada masalah dan dia juga tak pernah mengeluh pada orang lain, dan pasti akan menyelesaikannya sendiri.
Baru kali ini Retta melihat Dion putus asa, dan yang bisa membuatnya sekalut ini hanyalah Ressa , dan mungkin Dion tidak sadar kalau dia sangat menyayagi Ressa melebihi seorang sahabat.
"Gue merasa kalau gue jadi tembok diantara kalian. sejak gue jadian sama lo, gue ngerasa kalau Ressa ngejauhin lo dan waktu kalian untuk bersama semakin sedikit. Apa mungkin gue harus mundur aja?" Ucap Retta dalam hati.
********
Sepulang sekolah Dion dan Vian kumpul di rumah Ressa, ia mendapat kabar dari Andreas kalau keberadaan Ressa sudah di temukan.
"Apa kau sudah menemukan keberadaan putri ku?" Tanya Andreas pada anak buahnya.
"Sudah Tuan. Kita melihatnya setiap malam pergi ke klub malam di daerah Bandung, dan saat pagi sampai siang ia tinggal di sebuah rumah di daerah sana" jelas pria berotot itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antaressa
Ficção AdolescenteAntaressa TAMAT [TELAH DIREVISI] "Berjuanglah untuk hidupmu meskipun nggak ada yang mau memperjuangkan mu" -Ressa Dia Reva Antaressa. Gadis yang dijuluki preman sekolah karena penampilan urakannya, dia yang hobbynya bolos, telat dan kumpul bareng co...