25. Peringatan✓

97 6 6
                                    

"Apa lo?" tanya Ressa tak bersahabat.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo" jawab Gamma menatap Ressa serius.

"Yaudah, lo masuk aja terus ngomong" sahut Vian tak bersahabat juga.

"Gue nggak bisa ngomong di sini, gue butuh bicara empat mata dengan Reva" jawab Gamma lagi, sedangakan Ressa memalingkan mukanya kesal.

"Terakhir kali ada bicara seperti itu kepada Ressa, buat dia down. Jadi gue nggak ngijinin, kalau lo mau ngomong sesuatu lo ngomong aja sekarang" ucap Dion turut menyahuti.

"Siapa lo berhak ngatur Reva?" tanya Gamma dengan menatap Dion tajam.

"Gue tetangga sekaligus sahabat Ressa, gue udah di beri amanat sama om Andre buat jagain putrinya" jawab Dion sarkas.

"Rev, yuk pulang." ucap Dion sambil menarik Ressa pergi di ikuti Retta yang bersembunyi di balik punggung Dian, takut Gamma menyadari keberadaannya.

"Gue peringatin sama lo ya!! Jangan pernah ganggu adik gue!! bilang juga sama temen lo itu, jangan suka nyakitin perasaan cewek. Gue nggak akan segan-segan lakuin sesuatu sama lo dan Revan, meskipun Revan itu sepupu gue" ucap Vian sambil menunjuk ke arah Gamma.

"Ini baru peringatan bro, lo tenang aja" ucap Vian lalu pergi, sebelum itu ia menepuk pundak Gamma dua kali.

"WOII TUNGGUIN GUE!!! KALIAN TEGA NINGGALIN GUE YAA!!" seru Vian di tengah-tengah koridor sambil menyusul keempat temannya, sedangakan Gamma hanya menatap mereka dari tempatnya.

"Gladion Aldebaran dan Alphard Stevian. Mereka adalah ancaman baru buat gue." ucap Gamma dengan tatapan menerawang kedepan.

Mereka berlima sekarang berada di parkiran, bersiap pulang keruma masing-masing.

"eh bentar-bentar, kalian kan double date nih ya, terus gue pulang sama siapa dong, kan gue nggak bawa mobil" ucap Ressa saat menyadari hanya dia yang tidak punya pasangan.

"Lo bareng gue aja ress, kita kan searah. Jadi setelah nganterin Retta kita langsung pulang" ucap Dion.

"Hem, bener tuh" timpal Retta membenarkan.

"Emang kalian nggak jalan-jalan dulu gitu, biasanya kan kalau pacaran pasti sepulang sekolah jalan-jalan, ya nggak" jawab Ressa.

"Udah-udah, mending lo ikut gue aja, lagian tadi berangkatnya kan bareng gue jadi pulangnya juga bareng gue dan gue juga masih mau ke rumah lo" jawab Vian lalu ia mendekatkan bibirnya ke telinga Ressa.

"Emang lo kuat satu mobil sama Dion dan Retta, kalau gue jadi lo sih mending nggak. Lo mau jadi kambing congeknya crush lo apa" bisiknya.

"Hayoo pada bisik-bisik apa nihh, gue jadi curiga sama kalian berdua" ucap Retta menatap keduanya curiga.

"Iya deh, gue ikut lo aja yan. Gue di jok belakang yaa, mau tidur gue" ucap Ressa, ia melemparkan tasnya ke arah Vian lalu masuk ke mobil dengan watadosnya.

"Anjir nih cewek" umpat Vian kesal.

"Yan, mana ponsel gue!!" ucap Dian yang dari tadi memilih diam.

"Nanti kalau udah masuk mobil" jawab Vian santai.

"Huft, cepat napa gue takut ada notif masuk tau!!" Ucap Dian greget.

"Emang kenapa kalau ada notif, takut gebetan lo kabur?" tanya Vian menatap Dian tak suka

"Iyalah, kalau nggak ada mereka gue harus morotin siapa dong" jawab Dian dengan gaya alay nya

"Anjir, dasar cewek. Jadi lo cuma manfaatin mereka doang nih?" tanya Vian sedikit terkejut Dian hanya mengangguk.

AntaressaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang