KRINGG!!!!
Bunyi jam beker yang nyaring membangunkan Ressa yang tengah tertidur lelap, ia mengerjapkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk, ia mematikan jam beker di nakasnya.
07:00
Ini adalah rekor bagi Ressa, ia tidak pernah bangun sepagi ini di hari Minggu, ia turun dari ranjang lalu berjalan ke depan jendela, lebih tepatnya pintu kaca.
Ia membuka gorden dan refleks ia menutup matanya karena silau, ia mengerjap beberapa kali untuk bisa melihat dengan jelas, setelah itu ia mengeser pintu itu dan keluar menuju balkon.
Ia menghirup nafas menikmati udara pagi yang begitu segar, sedangkan diseberang sana seorang pemuda menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Apa lo? liatin gue nya nggak usah gitu juga kali" ucap Ressa dengan suara serak khas orang baju tidur, sedangkan pemuda itu mengerjap dan menghembuskan nafas kesal.
"Lo ngelindur atau apa? jam segini udah bangun, biasanya juga lo masih ngebo" ucap Dion yang dibalas lirikan tajam Ressa.
"Ya emang salah kalau gue bangun pagi??!!" tanya Ressa galak.
"Ya nggak sih, tapi aneh aja" jawab Dion memandang Ressa aneh.
"Nah! nggak salah kan, harusnya lo bangga gue bangun sepagi ini" jawab Ressa dengan membusungkan dadanya
"Terserah lo Ress. udah sana, lo mandi! Lo udah kayak orang gila tau" ucap Dion sambil melihat Ressa dari atas sampai bawah sambil mengelengkan kepala.
Ressa pun ikut melihat dirinya dari pantulan kaya di belakangnya, rambut barantakan lalu piyama dan wajahnya kusut, pantas saja Dion menyebutnya orang gila.
"Iya-iya ini gue mandi" jawab Ressa malas lalu masuk ke kamar tanpa menutup pintu kaca itu.
"Lah nggak di tutup pintunya, dasar anak sableng!!" ucap Dion lalu ia masuk ke kamarnya.
Dion berjalan keluar dari kamarnya, saat sedang menuruni tangga ia melihat bundanya sedang sibuk berkutat dengan dapur.
"Bund, Dion ke rumah Ressa bentar ya!!" pamitnya sambil terus berjalan.
"Eh.. bentar-bentar!!" jawab bundanya yang membuatnya menghentikan langkah dan berbalik badan.
"Mama titip ini kasih ke Reva ya, dia paling suka loh sama masakan bunda yang ini" ucap bundanya sambil memberikan sebuah kotak transparan berisi cupcake.
"Hmm, giliran sama Ressa bunda perhatian banget sama anak sendiri nggak pernah" ucap Dion cemberut.
"Kamu nggak perlu cemburu sama Reva, dia udah ibu anggap anak sendiri loh, ya siapa tau dia jadi mantu bunda" ucap bunda sambil cekikikan.
"Enak aja mantu-mantu, Dion itu udah punya pacar bunda.... kok jadi Ressa sih" jawab Dion kesal, tak terima dengan ucapan Bundanya.
"Hm? Emang kamu punya pacar? Kok nggak pernah di bawah kesini? Yang sering kesini malah Reva dan bunda kira kamu suka sama Reva" jawab bundanya polos.
"Nanti deh Dion bawa kesini, tapi ingat ya Bund! Dion sama Ressa itu cuma sahabat bund, SA-HA-BAT" ucap Dion dengan menekankan pada kata terakhir.
"Iya-iya bunda tau, udah sana cepat kamu anterin!!" ucap bundanya sambil mendorong Dion pergi.
"Eh ayah ke mana bund kok nggak lihat?" tanya Dion heran.
"Di halaman belakang ngurus adik-adik kamu" jawab bundanya cepat, yang di maksud adik-adik Dion itu adalah dua pasang burung love bird.
"Kenapa orang tua gue gini amat sih, yang satu perhatian banget sama Ressa yang satu malah sayang ke burung, gue merasa di anak tirikan" ucap Dion sambil berjalan ke rumah Ressa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antaressa
Teen FictionAntaressa TAMAT [TELAH DIREVISI] "Berjuanglah untuk hidupmu meskipun nggak ada yang mau memperjuangkan mu" -Ressa Dia Reva Antaressa. Gadis yang dijuluki preman sekolah karena penampilan urakannya, dia yang hobbynya bolos, telat dan kumpul bareng co...