33. Kau dan aku✓

94 5 2
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, tapi Ressa tidak berniat sedikit pun untuk beranjak dari duduknya, ia dengan santai duduk sendiri di kantin dengan kaki yang ia naikkan ke atas meja.

Sampai seorang pemuda datang dan duduk di kursi di depannya, pemuda bermata tajam itu hanya menatap Ressa tanpa suara, sedangkan si empunya malah dengan santainya mengeluarkan putung rokoknya.

"Ada perlu apa lo?" tanyanya sambil menyalakan pematik.

"Gue mau bicarain kejadian di kelas tadi" jawab Revan datar.

"Oh, kenapa emang?" tanya Ressa santai.

"LO TANYA KENAPA? LO ITU KETERLALUAN TAU NGGAK!!"

"Bukan gue yang keterlaluan tapi dia aja yang baperan" ucap Ressa yang masih sempat di susul dengan tawa ringannya.

"LO ITU!! KENAPA LO BERUBAH GINI SIH!! GUE GAK NYANGKA CEWEK KAYAK LO BISA NGOMONG KAYA GITU!!"

"Emang kenapa kalau gue ngomong gitu? nggak masalah bukan, bukanya Rena juga bersikap gitu juga ke gue?" tanya Ressa kelewatan santai, bahkan ia masih sempat memyesap rokoknya lalu menghembuskan asapnya.

"MAKSUD LO APA? RENA ITU CEWEK BAIK-BAIK, DIA NGGAK AKAN BICARA SEKOTOR LO REVA!!!"

"Ohw... cewek baik-baik ya, lo amnesia atau apa? Lo nggak ingat kejadian di rumah sakit beberapa hari lalu? Setau gue cewek baik-baik nggak akan nyegah seorang anak untuk bertemu bundanya selama sekian tahun berpisah" jawab Ressa.

Skakmat.

Gadis itu selalu saja berhasil membuat lawan bicaranya kehabisan kata-kata, padahal ia mengucapkanya dengan begitu santai seolah itu bukannya apa-apa.

Braak!!

Ressa mengebrak meja dengan emosi yang berapi-api, matanya menatap tajam Revan yang duduk di hadapannya, ketenangannya hilang begitu saja.

"JAWAB GUE!! APA ITU YANG LO SEBUT CEWEK BAIK-BAIK ITU HAH!!!"

"CEWEK BAIK-BAIK YANG LO MAKSUD ITU NGGAK PERNAH ADA, ITU HANYA TOPENG UNTUK MENUTUPI KEBUSUKKANNYA" ucap Ressa lagi.

"TAPI LO NGGAK PERLU BAWA-BAWA NAMA GUE DAN GAMMA BUAT NGEHANCURIN RENA!!"

"EMANG KENAPA?? BUKANNYA KALIAN JUGA HANCURIN GUE DENGAN BAWA-BAWA NAMA RETTA!!!" ucap Ressa yang lagi-lagi membuat Revan tidak bisa menjawab.

"Diem kan lo!! Emang pada dasarnya lo semua itu brengsek!! Lo bilang gue berubah lah gini lah gitu lah, apa lo nggak ngaca hah? kalau yang buat gue berubah juga lo sendiri!!!" ucap Ressa mendorong bahu Revan dengan telujuknya.

"Lo sendiri yang buat gue kehilangan jati diri gue, lo sendiri yang buat gue sehancur sekarang!! Lo sadar nggak sih kalau semua itu karna lo!!" ucap Ressa pelan tapi menyiratkan kekecewaan.

Gadis itu mengerjapkan mata untuk membendung agar air matanya tidak turun, ia tidak mau terlihat lemah di hadapan pemuda itu.

"Andai saja lo nggak ikut-ikutan sama mereka, andai saja dulu lo percaya sama gue, andai saja lo nyemangatin gue, mungkin gue nggak akan sebrengsek dan serusak sekarang, tapi itu sebatas kata ANDAI!" ucap Ressa mencoba lebih tenang lalu ia pergi dari kantin.

Sedangkan Revan hanya bergeming di tempatnya, ia sedang mencoba mencerna setiap ucapan yang keluar dari mulut Ressa.

"Ohw... cewek baik-baik ya, lo amnesia atau apa? Lo nggak ingat kejadian di rumah sakit beberapa hari lalu?..."

AntaressaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang