Ressa berlarian di koridor di ikuti Vian di belakangnya, mereka berdua sama-sama menghindar dari kejaran pak Arif, guru piket yang double killer, sebelum pak Arif mengetahui keberadaan mereka.
Sesampainya di koridor kelas XI mereka buru-buru masuk ke kelas dan menutup pintu dengan keras, sontak seluruh penghuni kelas menoleh ke arah merek berdua, beruntung masih belum ada guru di kelas itu.
Ressa membungkukkan badan sambil berusaha mengatur nafasnya, dan Vian juga tak jauh berbeda, kedua saudara itu saling pandang lalu kompak tertawa bersama.
Ressa berjalan ke bangkunya dengan langkah gontai, lalu ia duduk di kursinya sambil mengangkat kaki ke atas meja.
Dian membalikkan badan menghadap Ressa, gadis itu sudah siap dengan ratusan kata yang tertahan di tengorokannya.
"Telat lagi telat lagi, lo nggak ada capek-capek ya Ress, beruntung pak Arif nggak ngejar lo, kalau dia tau lo telat lagi lo pasti di jemur di lapangan, emang lo mau bikin kulit lo yang mulus itu jadi kayak arang apa" ucap Dian dalam sekali tarikan nafas.
"Lo udah pantes jadi rap profesional din" jawab Ressa datar.
"Enak aja, cita-cita gue itu jadi model atau artis gitu bukan rap" ucap Dian tak terima.
"Iya-iya terserah, kalau pun lo jadi tukang parkir nggak apa-apa kok"
"Enak aja tukang parkir, tapi kalau tukang parkir pesawat boleh lah" Jawab Dian sedangkan Ressa mendengus kesal.
"WOY!! WOYY!! MOHON PERHATIAN PAK DADANG KASIH WAKTU 10 MENIT UNTUK GANTI BAJU, LALU KUMPUL DI LAPANGAN" ucap Wahyu yang merupakan ketua kelas. ia baru saja dari ruang guru.
Mendengar penuturan Wahyu seisi kelas memdesah kesal, baru saja mereka mengira akan jamkos tiba-tiba dapat pengumuman dari wahyu, mau tak mau mereka pun membawa baju olahraga mereka dan pergi ke toilet.
"Ress yuk ganti baju, lo nggak mau di hukum kan" ucap Dian lalu berdiri, dan dengan malas Ressa mengikuti langkah gadis itu.
"Baju lo mana?" tanya Dian saat menyadari Ressa berjalan dengan tangan kosong.
"Ada di loker, lo duluan aja nanti gue susul" jawab Ressa.
"Nggak, gue ikut lo. Nanti lo lama kalau nggak gue awasi" ucap Dian sedangkan Ressa hanya memutar bola matanya malas.
Saat tiba di depan loker Ressa mereka di kejutkan dengan coretan-coretan kalimat tidak senonoh dengan spidol merah.
"DASAR ANAK HARAM!! LO ITU PEMBAWA SIAL!!"
"BENALU, LO SELALU NYUSAHIN!!"
"LO NGGAK PERNAH DI HARAPKAN DI DUNIA INI!!"
"BAGAIMANA ORANG-ORANG MAU NERIMA LO, NYOKAP LO AJA NGGAK NGAKUIN KALAU LO ANAKNYA"
"DASAR BITCH!! SEMUA COWOK LO DEKATI, BAHKAN DION YANG UDAH PUNYA PACAR PUN!!"
"SADAR DONG LO ITU PEMBAWA SIAL!!!"
"LO NGGAK PERNAH DI HARAPKAN!!"
BRAK!!
Ressa memukul pintu lokernya dengan sangat kencang hingga beberapa murid yang lewat terkejut, dari tulisan-tulisan ini ia tau siapa yang melakukannya.
"Sabar ress, lo jangan emosi dulu. Kalau lo emosi mereka bakalan tambah seneng, buktikan sama mereka kalau lo itu nggak seperti yang mereka katakan" ucap Dian menenangkan, sambil terus mengelus punggung Ressa.
"Iya lo benar, gue harus sabar. Gue nggak boleh kebakar emosi, makasi ya udah ingetin gue, kalau lo nggak ada mungkin sekarang gue udah cakar wajah orang yang nulis semua ini" jawab Ressa dan Dian langsung memeluknya dari samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antaressa
Teen FictionAntaressa TAMAT [TELAH DIREVISI] "Berjuanglah untuk hidupmu meskipun nggak ada yang mau memperjuangkan mu" -Ressa Dia Reva Antaressa. Gadis yang dijuluki preman sekolah karena penampilan urakannya, dia yang hobbynya bolos, telat dan kumpul bareng co...