Hari ini sekolah libur karna sekarang hari minggu, biasanya anak muda zaman sekarang akan menghabiskan waktu dengan hangout bareng teman-temannya. Tapi tidak dengan Ressa, gadis itu dengan nyamannya masih bergelung dalam selimut sambil menonton anime naruto dari laptopnya.
Hingga sebuah suara mengganggunya...
"RESSA!! EH DUGONG!! BANGUN LO" ucap seseorang yang tak lain adalah Vian seraya masuk ke kamar Ressa, lalu duduk di tepi ranjang.
"Lo ngapain aja sih!" Ucap Vian sambil menarik laptop Ressa agar menghadap ke arahnya.
"Ck , ganggu aja lo!!" Jawab Ressa sambil menarik kembali laptopnya.
"Yaelah nonton naruto ternyata lo" ucap Vian.
"Eh Ress, di bawah ada Rena dkk tuh" ucap Vian lagi, yang berhasil membuat Ressa mem-pause videonya dan menegakkan tubuh jadi duduk."Serius lo? Ngapain mereka kesini?" Tanya Ressa terkejut.
"Mana gue tau, tadi dia ngobrol sama bokap lo. Kayaknya penting gitu" jelas Vian dengan ekspresi tak ingin peduli.
"Cuih, dasar caper" umpatnya.
"Lo nggak berniat nyamperin mereka gitu?" Tanya Vian.
"Nggak sudi gue, kurang kerjaan aja" jawab Ressa santai.
"Hmm.. Gimana kalau kita jalan-jalan aja , itung-itung refreshing" usul Vian.
"Benar juga, tapi nggak usah ngajak Dion ya?" Jawab Ressa antusias.
"Kenapa? tumben lo, biasanya juga nempel. Apa jangan-jangan kalian marahan ya?" Tanya Vian menggoda dengan menaikturunkan alisnya.
"Nggak kali, gue nggak mau aja ganggu waktunya dia, biarin dia ngedate sama Retta minggu ini" jawab Ressa malas.
"Serius nih, lo nyerah gitu aja?" Tanya Vian menatap Ressa serius.
"Maksud lo?" Tanya Ressa balik seolah tak mengerti.
"Gue tau kali kalau lo itu suka sama Dion, keliatan banget kali. Terus lo nyerahin dia sama Retta gitu aja?"
"Huft, masalahnya itu Dion nggak cinta sama gue. Jadi nggak mungkin kan gue paksa Dion buat cinta sama gue? bisa jadi sahabatnya aja gue bersyukur banget" ucap Ressa lalu turun dari ranjangnya.
Tanpa sadar perkataan Ressa tadi juga menyindir Vian habis-habisan, benar juga, bisa menjadi sahabat sekaligus saudaranya Ressa, menjadi sedekat itu sama Ressa, membuat Vian sudah cukup bersyukur, ia takkan meminta lebih.
"Lo tunggu disini bentar gue mau mandi" ucap Ressa lagi lalu ia mengambil pakaian dari lemarinya.
15 menit berlalu dan akhirnya Ressa keluar dengan pakaian yang sudah rapi, celana jeans dan kaos putih polos.
Ia menyisir rambutnya dan mengucirnya, lalu menaburkan sedikit bedak bayi di wajahnya dan terakhir lip balm. Lalu mengambil jaket denimnya yang di gantung, tak lupa dompet dan ponsel.
Sedangkan Vian hanya diam sambil terus memperhatikan, Ressa memasukkan dompetnya di saku celana dan mengantungkan jaket di pundak lalu ponselnya masih tetap di genggamannya.
"Udah belum?" tanya Vian setelah melihat Ressa selesai dengan urusannya.
"Udah" jawabnya
"eh bentar, sepatu gue ketinggalan" ucapnya lagi lalu mengambil sepatu converse biru navy dari lemarinya."eh Vian.. tunggu gue" ucap Ressa sambil mengejar Vian yang sudah berjalan duluan.
"CEPET, LO LELET BANGET" jawab Vian sambil berdiri di ujung tangga.
Ressa pun menghampirinya dan Vian langsung merangkul gadis itu, lalu mereka beriringan menuruni tangga.
Dan benar saja apa yang di katakan Vian. Di ruang tamu ada Rena, Revan dan, Gamma yang sedang mengobrol dengan Andreas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antaressa
JugendliteraturAntaressa TAMAT [TELAH DIREVISI] "Berjuanglah untuk hidupmu meskipun nggak ada yang mau memperjuangkan mu" -Ressa Dia Reva Antaressa. Gadis yang dijuluki preman sekolah karena penampilan urakannya, dia yang hobbynya bolos, telat dan kumpul bareng co...