Ressa memarkirkan mobil di garasi dan keluar di susul oleh Dian, lalu berjalan beriringan.
"HELOO!! I'M COOMIING!!" teriak Ressa sambil masuk ke dalam rumahnya.
"JANGAN TERIAK-TERIAK WOOY, INI BUKAN HUTAN!!" sahut Vian yang lagi bermain PS dengan Dion.
"Lo sendiri juga teriak dugong!" ucap Dion dengan menatap Vian datar.
"Ya gue refleks lah, Ressa dateng-dateng kaya mau ngajak ribut" jawab Vian malas.
"Udah lo berdua nggak usah ribut, nih lihat gue bawa apa" ucap Ressa melerai dengan wajah girangnya.
"Bawa apaan emang?" tanya Dion dan Vian bersamaan.
"Ini dia" jawab Ressa sambil menarik Dian ke hadapannya.
"Yaelah gue kira siapa" jawab Dion melengos melihat sepupu centilnya itu.
"Loh kok lo ada disini?" tanya Vian heran.
"Wahh kalian udah dateng aja nih, mama pikir bakalan lama" ucap Dinda yang tiba-tiba datang, Vian yang tak tau apa-apa hanya menatap mereka cengo.
"Hhh, iya nih ma soalnya di luar panas, nanti kulit kita kebakar gimana" jawab Ressa rempong.
"Ada-ada aja kamu, yaudah yok duduk, kok malah berdiri di sini sih" ucap Dinda sambil mengajak keduanya duduk di sofa.
"Yon lo tau nggak nyokap gue kenapa? soalnya kan lo ada disini sejak pagi nih" tanya Vian pada Dion, tingkat ke-kepoannya melonjak saat ini..
"Tanya aja sendiri ke mereka" jawab Dion acuh, ia malah sibuk dengan playstick di tangannya.
"Ck, lo nggak asik" jawab Vian lalu melanjutkan gamenya.
Kembali ke Ressa dan Dian, sekarang Dian sedang di cercah dengan seribu pertanyaan dari Dinda.
"Kalian habis dari mana aja nih?" Tanya Dinda tak mengalihkan perhatian dari Dian sedikitpun.
"Ehmm...kita cuma ke...bioskop terus ke cafe...dan eee..ke timezone" jawab Dian bingung, pasalnya dia dan Ressa memang tidak pergi kemana-mana
"Ohh, kalian sering bareng ya?" Tanya Dinda sangat antusias.
"Sering banget tan" jawab Dian tak kalah heboh.
"Oh gitu, kamu jangan panggil tante dong panggil mama aja ya" ucap Dinda dan Dian mengangguk dengan senang hati.
"Reva kalau di sekolah gimana Dian, dia pasti nakal ya?" Tanya Dinda melirik kearah Ressa yang fokus menonton televisi
"Heheh kalau itu sih nggak bisa di katakan nakal lagi tan eh...ma, udah jadi rahasia umum kalau Ressa..eh Reva maksudnya jadi preman sekolah" jawab Dian lalu cekikikan.
"Eh enak aja lo, jangan percaya ma, Reva itu bukan preman, Reva juga sama kok sama pelajar lain, tapi entah kenapa mereka takut sama aku" ucap Ressa tak terima dan melakukan pembelaan.
"Iya, itu karena penampilan kamu sayang. coba aja kamu kalau ke sekolah agak rapi dikit, mungkin mereka nggak akan takut sama kamu" jawab Dinda.
"Haduuh ma" ucap Ressa jelas menolak "kalau Reva berpenampilan kaya cewek-cewek lain, yang ada cowok-cowok pada kesemsem nanti sama aku" jawab Ressa dengan pedenya.
"Orang aku jadi brandal aja banyak yang ngejar, apalagi kalau jadi primadona" tambahnya dengan menaik-turunkan alisnya.
"Iya-iya mama tau, dan sekarang mama tanya, kenapa hari ini kamu tiba-tiba berpenampilan kaya gini? Mama sampai pangling loh lihatnya" tanya Dinda menatap Ressa dari atas sampai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antaressa
Novela JuvenilAntaressa TAMAT [TELAH DIREVISI] "Berjuanglah untuk hidupmu meskipun nggak ada yang mau memperjuangkan mu" -Ressa Dia Reva Antaressa. Gadis yang dijuluki preman sekolah karena penampilan urakannya, dia yang hobbynya bolos, telat dan kumpul bareng co...