"Morning!"
Nina menatap gue yang tengah tersenyum manis menyapa dia dengan mata membulat. Padahal menurut mantan-mantan gue, senyum gue ini bikin mereka kepanasan, tapi kenapa sama Nina nggak mempan? Anjrit, apa jangan-jangan pesona gue udah ilang?
(Biar kalian ga lupa, gue mau Eganya diaaa, tapi terserah kalean juga mo visualnya siapa, okee)
"DARREN GAMALIEL HAREGA???" teriak Nina nggak percaya.
"Yes, i am. The one and only, Mbak Karenina Andaria Halsen," kelakar gue nggak habis pikir dengan tingkahnya.
(Dan gue mau Ninanya diaaaa valid no debat no kecot)
"J-jadi..." Nina berdeham menyembunyikan keterkejutannya. "Jadi yang semalem bukan mimpi?"
Gue menaikkan sebelah alis. Nina pinter juga ngelawak.
"Mau sarapan? Kebetulan gue lagi bikin omelette. Of course dengan bahan seadanya di kulkas lo."
Nina masih menatap gue lekat. "Wajah lo kenapa?"
Gue tetep nunduk agar Nina nggak ngeliat bibir bawah gue yang sobek. "Hadiah kecil dari Al."
"Kok bisa berantem?"
"Biasa, Nin. Cowok. Lo mau makan nggak?"
"Nggak mau."
"Lo belum makan apa-apa kan? Gue buatin ya? Dikit aja."
"Nggak mau, Egaaaa."
"Gue harus gimana sih biar lo mau makan sama gue?"
Kayak dulu lagi, tambah gue dalam hati.
Nina kayaknya paham sama tatapan memelas gue dan dia milih untuk mengalihkan pandangan.
"Kok sepi? Vira mana?" tanya dia.
"Pulang," jawab gue cuek.
"Pulang?"
"Iya."
"Kapan?"
"Tadi malem."
"Kok dia nggak ngabarin gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, FRIEND
RomanceAda yang bilang jika sahabatan antara cowok dan cewek itu mustahil. Gue sih nggak setuju. Bagi gue yang punya sahabat cewek secantik Nina, nggak ada tuh perasaan-perasaan aneh selama hampir jalan 4 tahun kita sahabatan. Tapi gue rasa gue akan bisa k...