Di Roof Top dengan pemandangan sungai di depannya.
In Ha terus memegang kalungnya, Dal Po meminta In Ha cepat berbicara karena udara sudah semakin dingin. In Ha melepas tanganya dari kalungnya dan mulai berbicara.
"Aku tidak iri padamu. Aku senang kau menjadi reporter, dan aku sama sekali tidak membencimu." ucap In Ha
Dal Po heran dengan In Ha yang masih membahas hal itu, ia tahu semua bohong karena In ha terus cegukan. In Ha rasa Dal Po tak tahu kenapa dirinya itu terus cegukan.
"Ini dimulai saat aku menyangkal perasaanku terhadapmu." cerita In Ha, mata Dal Po langsung melotot kaget, menatap In Ha yang berdiri di sampingnya.
In Ha mengakui dirinya menyukai Dal Po dan saat ia menyadarinya itu berusaha menyangkal. Menurutnya itu tak masuk akal dan tidak di perbolehkan tapi cegukan itu tetap saja tak berhenti. Dal Po memalingkan wajahnya, menurutnya pengakuan In Ha itu bohong dan sangat konyol.
In Ha pindah berdiri di depan Dal Po yang memalingkan wajahnya, ia mengatakan kalau ia tak berbohong dan sekarang cegukannya berhenti. Dia yakin Dal Po itu tahu kalau dirinya itu takan akan berbohong makan itu sebabnya ia tak bisa menyembunyikan perasaannnya pada seseorang.
"Meskipun jawabannya sudah jelas dan meskipun aku tahu betul bahwa kau adalah pamanku dan ini tidak benar...Aku tetap harus mengakui perasaanku karena cegukan sialan ini." ungkapnya
Keduanya saling menatap, dengan mata berkaca-kaca In Ha meminta Dal Po untuk berpura-pura tidak pernah mendengar penngakuannya karena ia akan melakukan apapun untuk menghilangkan perasan pada Dal Po.
Mata Dal Po melirik kesana kemari sambil tertunduk. In Ha berjanji akan tetap memanggil Dal Po "paman" sepanjang waktu dan akan berkencan dengan pria lain. Ia meminta supaya Dal Po bisa melupakan semua yang ia katakan. Dal Po mengerti, In Ha mengucapkan terimakasih dan berjalan pergi.
"Bagaimana jika tidak berhasil?" ucap Dal Po dengan air mata yang mengalir di pipinya
In Ha berhenti berjalan menengok dengan wajah binggung, menatap punggung Dal Po.
"Bagaimana jika kau sudah berusaha dan melakukan segala yang kau bisa tapi perasaanmu masih tetap ada untuk waktu yang lama?" tanya Dal Po
Ia menhapus air matanya lalu membalikan badannya, ia menanyakan tentang apa yang terjadi dengan mereka nanti. Keduanya saling menatap lalu berbarengan menunduk tak bisa saling menatap kembali.
" Kita tidak boleh membiarkan itu terjadi. Kita adalah keluarga." ucap In Ha
Dal Po menunduk mendengar penyataan In ha. Lalu In Ha rasa tak perlu ada yang dikhawatirkan karena perasaanya itu belum terlalu jauh dan ia yakin bisa segere mengakhiri perasaanya pada Dal Po. Ia berjalan lebih dulu, sambil sedikit melirik. Dal Po berdiri sendirian di rooftop.
"Pasti menyenangkan...jika bisa melakukannya." ucap Dal Po dengan mata kembali berkaca-kaca.
In Ha masuk ke dalam rumah, kakek sedang memotong kue tart, In Ha tersenyum karena ayahnya itu tidak melupakan hari ulang tahunnya. Kakek dan ayahnya saling berpandangan karena tak tahu kalau In Ha ulang tahun. Kakek memarahi Dal Peng karena tak tahu anaknya ulang tahun.
Dal Po masuk, wajahnya kaget melihat kue yang tadi ia beli ada diatas meja. Kakek menanyakan kenapa wajah Dal Po seperti itu, Dal Po menyembunyikan kebohonganan dengan berkata tidak apa-apa.
"Tadi ada nenek yang aku tolong saat mencari alamat bersama cucunya, dan aku tidak meminta imbalan apapun.Lalu ia memberiku kue ini sebagai ucapan terima kasih atas bantuan yang aku berikan." cerita ayah In Ha
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinocchio
RandomDrama Korea "Pinocchio" adalah drama Korea terbaru yang tayang perdana pada tanggal 12 November 2014. Drama komedi romantis ini lama ditunggu-tunggu para pecinta drama yang ingin menyaksikan kolaborasi dua aktor muda Korea yang memiliki popularitas...