Pakaian Baru Kaisar ~ 1

999 43 0
                                    

Dal Po berkata baginya In Ha adalah In Ha, bukan puteri Cha Ok, bukan pula keponakannya.

"Dal Po, maksudku Ha Myung..."

"Kau bisa memanggilku Dal Po," kata Dal Po cepat. Ia berkata ia sudah melakukan segala daya upaya tapi hasilnya tetap sama. Setiap kali ia memikirkan ayahnya, kakaknya, ibu In Ha, ia tahu tidak seharusnya ia memiliki perasaan seperti ini.

"Tapi aku tidak bisa melepasmu. Jadi mari kita..."

In Ha menjawab perkataan Dal Po yang belum selesai dengan berjinjit menciumnya.

"Aku juga merasakan hal yang sama," katanya. Mereka tersenyum satu sama lain.

In Ha menunggu di tepi jalan sementara Dal Po berusaha mencari taksi tapi tak ada taksi yang berhenti. Akhirnya In Ha menghampiri Dal Po dan mengajaknya ke tempat yang lebih ramai agar lebih mudah mendapatkan taksi.

Dal Po mengkhawatirkan kaki In Ha yang luka karena untuk ke tempat ramai mereka harus berjalan cukup jauh.

"Apa kau mau singgah ke rumahku sebentar?" tanyanya.

"Rumahmu? Rumah yang mana?"

"Rumah tempat aku tinggal sekarang," jawab Dal Po. Letaknya di seberang jalan.

"Hai, apa kaubilang?!" seru In Ha kaget sambil menyilangkan tangannya di depan dengan sikap waspada. "Aku tidak bisa!"

"Kenapa kau bersikap berlebihan?" tanya Dal Po heran. "Memangnya kau pikir apa yang akan terjadi? Apa kau berpikiran kotor?"

"Tidak, bukan seperti itu," In Ha menggeleng.

In Ha menjelaskan bahwa ajakan Dal Po itu terdengar aneh baginya. Apa Dal Po tidak tahu apa arti ajakannya itu? Memangnya apa artinya, Dal Po balik bertanya. Ia hanya ingin mengobati In Ha.

"Aku sering membawa kucing terlantar ke rumah dan merawat mereka jika mereka terluka. Hanya itu artinya."

"Apa kau membandingkan aku dengan kucing terlantar?" protes In Ha.

Dal Po berkata keadaan In Ha saat ini memang seperti kucing terlantar. Ia menyuruh In Ha naik ke punggungnya. In Ha berkata ia akan tinggal hanya 5 menit di rumah Dal Po karena ia merasa tidak nyaman jika lebih lama dari itu.

"Bahkan 5 menit terlalu lama untukku," ledek Dal Po. Maka ia pun menggendong In Ha pulang.

In Ha memperhatikan Dal Po yang sedang membalut luka di kakinya dengan perban. Ia terlihat salah tingkah dan berkata ia bisa melakukannya sendiri. Tapi Dal Po menyuruhnya duduk dengan tenang.

"Mengapa kau membiarkan lukamu hingga seperti ini tanpa mengatakan apapun?" tanyanya.

"Aku benar-benar tidak menyadarinya," kata In Ha. Ia bahkan tidak merasakan sakit.

Dal Po selesai membalut luka In Ha dalam waktu 4 menit. In Ha berterima kasih dan buru-buru hendak pergi. Dal Po berkata ia akan mengantar In Ha keluar dan mencarikannya taksi.

Mereka berpegangan tangan berjalan ke pintu. Tiba-tiba terdengar suara kakek memanggil Dal Po. Keduanya terkejut.

"Kak, apa kau di rumah?" terdengar suara Dal Pyung.

In Ha terkejut ayahnya juga datang. Ia bertanya apa yang harus mereka lakukan.

"Kurasa aku mendengar sesuatu di dalam. KAKAK!!" panggil Dal Pyung.

Dal Po berkata mungkin lebih baik jika mereka berterus saja mengenai hubungan mereka pada ayah In Ha dan Kakek Choi. Tapi In Ha tidak setuju. Ia tidak boleh memberitahu mereka sekarang. Tidak seperti ini.

PinocchioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang