Angin Utara & Matahari ~ 2

941 51 0
                                    


Dal Po mendapat pesan dari Chan Soo yang mengingatkannya pada pesta pindah rumah malam ini. Juga mengingatkan untuk datang dengan “hati yang ringan, tangan yang berat”. Chan Soo berpesan agar Dal Po mengajak Yoo Rae.

Dal Po mengajak Yoo Rae pergi bersamanya dan In Ha. Yoo Rae malah bertanya untuk apa ia pergi bersama Dal Po.

“Untuk apa aku pergi bersama orang yang sudah memiliki kekasih?”

“Apa kau menyimpan kemarahan padaku atau semacamnya akhir-akhir ini?” tanya Dal Po yang masih juga tidak mengerti sikap Yoo Rae.

“Yah, kau itu tidak ada apa-apanya bagiku. Rasa sukaku semakin berkurang.”

“Terserah,” kata Dal Po pasrah. Kalau begitu apa Yoo Rae akan pergi sendirian?

Tidak, jawab Yoo Rae. Ia mengajak Ho Chul tapi Ho Chul berkata ia sedang sibuk. Yoo Rae melihat Gyo Dong lewat.

“Cap Hwang, apa kau mau datang ke pesta pindah rumah Petugas Ahn?”

“Okay.”

Dal Po dan Yoo Rae terkejut.

“Apanya yang okay?” tanya Yoo Rae.

“Bukankah barusan kau mengajakku ke pesta pindah rumah? Aku akan pergi.”

Dal Po dan Yoo Rae sangat terkejut hingga tak bisa berkata-kata. Yoo Rae bertanya ada apa dengan Gyo Dong. Kenapa ia setuju untuk ikut?

“Dia ikut karena kau mengajaknya,” ujar Dal Po.

“Karena itu, kenapa?”

“Itulah yang ingin kutanyakan. Kenapa kau mengajaknya ikut?”

“Karena aku tidak mengira ia mau ikut,” kata Yoo Rae bingung.

Bayangkan pergi ke pesta teman lalu bosmu ada di sana. Awkward >,< Begitu juga yang dirasakan In Ha dan keluarga Chan Soo, bahkan Dal Po dan Yoo Rae. Sementara Gyo Dong dengan cuek melahap makanan yang ada, kesukaannya adalah daging panggang.

In Ha berbisik kenapa Gyo Dong bisa ikut. Dal Po berbisik ia juga tidak tahu kenapa. Yoo Rae bertanya berapa yang ditawarkan Presdir Park sebagai uang damai.

“Melihat tebalnya amplop itu, kurasa akan cukup untuk melunasi rumah ini dan membayar sekolah anak-anak kami juga,” kata Ji Hee tak bisa menyembunyikan penyesalannya.

Dal Po jadi tak enak hati. Ia berterima kasih karena mereka tidak menerima amplop itu dan tetap teguh.

“Iya, tapi apakah kau tidak merasa hadiahmu terlalu kecil?” sindir Chan Soo. In Ha dan Dal Po menghadiahi mereka peralatan dapur, sabun pembersih dan tissue toilet.

“Tapi kurasa kedua orang itu bahkan tidak membawa apapun,” tambahnya lagi. Kata-katanya itu ditujukan pada Gyo Dong dan Yoo Rae.

“Ancaman selalu datang setelah sogokan. Rekam semua pembicaraan dengan pihak Presdir Park. Jika ada petunjuk adanya ancaman, segera beritahu salah satu reporter kami,” Gyo Dong malah menasihati. Maksudnya agar Chan Soo berhati-hati pada ancaman yang mungkin datang.

“Iya, aku mengerti,” kata Chan Soo. Lalu ia berbisik pada istrinya untuk diam-diam mengambil piring daging panggang dari meja begitu ada kesempatan.  

“Ada apa ini? Bukankah kau pernah mengatakan Capmu sangat cool?” bisik In Ha lagi.

“Aku tahu… ia membuatku malu dalam banyak cara hari ini,” keluh Dal Po.

Selesai makan, Yoo Rae memangku putera sulung Chan Soo dan membuat selfie.

In Ha menggendong anak bungsu Chan Soo dengan Dal Po di sisinya. Mereka melihat foto keluarga Chan Soo dan berkata keluarga mereka terlihat sangat bahagia. Ji Hee berkata Dal Po dan In Ha juga bisa seperti itu. Ia memotret mereka.

PinocchioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang