Ratu Salju ~ 1

3.1K 95 3
                                        


Dal Po sedang tertidur di kamarnya, terdengar suara memanggil nama Ha Myung untuk Sarapan. Dal Po meminta waktu 5 menit lagi lalu menarik selimutnya, tapi ia tersadar karena nama Ha Myung yang di panggil oleh ibunya.

Saat ia keluar kamar melihat ayah dan ibunya sudah ada di meja makan, ayahnya sedang menceritakan bagaimana ia selamat dalam kebakaran, terlihat juga Jae Myung yang sedang memasang dasi dari kejauhan. Dal Po berlari mencubit pipi ayahnya, seperti ingin memastikan kalau ini hanya mimpi.

Tapi ia bisa mencubit pipi ayahnya, Jae Myung berteriak kalau adiknya itu baru setengah terbangun jadi merasa ia masih ada di dalam mimpi. Mata Dal Po berkaca-kaca seperti masih tak percaya.

"Sebuah mimpi yang sangat buruk" ucap Dal Po pada ayahnya.

Dal Po menceritakan ayahnya yang kabur dari kecelakaan dan bersembunyi. Kakaknya pergi dan ia bersama ibunya melarikan diri, matanya melihat sang ibu yang sudah ada di depannya.

"aku menjalani hidupku dengan membenci ayah dan Jae Myung, dan aku bahkan tidak mencoba untuk menemukan mereka." cerita Dal Po yang dianggapnya sebagai mimpi.

Ibunya menenangkannya karena itu hanya mimpi anaknya saja, ia menyuruh Dal Po duduk dan sarapan. Dal Po memengang tangan ibunya dan menaruhnya di pipi, sambil menyakinkan kalau itu hanya mimpi yang konyol.

"Ini hanya perlu dipanaskan selama 30 detik, kan?" terdengar suara seorang wanita.

Dal Po kaget dan kesal melihat In Ha ada saat ia makan dengan keluarganya. Ia sudah menduga itu hanya mimpi saja. In Ha duduk disamping Dal Po sambil menanyakan bagaiaman ayah Dal Po bisa selamat dari gedung yang terbakar.

"Tumpukan kotoran itu menyelamatkan hidupku!" cerita ayah Dal Po

In Ha dan ibunya merasa itu sangat jijik sekali menceritakan saat makan. Dal Po tak percaya, ia menanyakan pada ayah dan kakaknya siapa In Ha. Jae Myung yang bersiap-siap kekantor mengatakan kalau In Ha adalah keponakan yang paling manis.

"Ini sudah pasti mimpi..... Aku tidak mau bangun..." ucap Dal Po sambil duduk melemas dan mata berkaca-kaca

Tangannya memegang taplak rajutan yang ada diatas meja, tapi ia merasakan taplak itu kasar di tangannya, dengan tersenyum ia mengatakan kalau itu bukan mimpi. Ibuny heran apa sebenarnya yang terjadi pada anaknya karena ia kelihatan aneh.

[4 Oktober 2013]

Dal Po memegang rajutan rok In Ha sambil mengigau kalau itu bukan mimpi. In Ha seperti kesal dengan Dal Po yang tidak bangun malah memegang ujung roknya. In Ha menduga-duga apa yang dimimpian Dal P sekarang.

"Rasanya kasar kulitku" ucap Dal P yang menginggau

In Ha menyuruh Dal Po bangun, tapi Dal Po malah mendekatkan rok rajutnya ke wajahanya. In Ha mengumpat Dal Pol itu mesum. Terdengar teriakan kesakitan dari gedung apartment.

Dal Po mengadu pada ayahnya kalau wajahnya itu membiru karena pukulan In Ha, tangannya memegang telur dan disuap-suap disamping dahinya.

"Apa yang kau lakukan pada wajah tampannya?"ucap kakeknya marah

"Dan jujur saja, Wajah paman tidak tampan.Wajahnya seperti itu, jadi dia tidak punya pilihan selain untuk..."

Tangan Dal Po langsung menjapit mulut In Ha supaya tak banyak bicara, In Ha ingin marah tapi kakek memukul dahinya dengan sendok.

"Anak nakal! Jangan berbicara tentang pamanmu seperti itu!Karena ini orang-orang memanggilmu 'Penyihir Blak-blakan" umpat kakeknya.

In Ha membela diri kalau ia pintar dan cantik tapi menurutnya dunia itu tak adil padanya. Selama ini ia tak pernah melakukan kesalahan tapi ia hanya melakukan sesuatu dengan jujur. Ayah In Ha yang sedang makan ikut berbicara juga.

PinocchioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang