Impian di Tengah Musim ~ 2

991 42 0
                                    


In Ha terkejut saat ia bangun keesokan harinya ia melihat ayahnya berdiri di dekat tempat tidurnya dengan mengenakan celemek. Celemek berbunga-bunga.

"Ayah, kenapa berpakaian seperti itu?"

"Ayah rasa kau tidak pada tempatnya untuk menilai penampilan Ayah sekarang," ujar Dal Pyung. Karena In Ha lebih berantakan darinya.

In Ha bertanya apa yang terjadi padanya semalam. Dal Pyung berkata seharusnya ia yang bertanya demikian. Bagaimana bisa puterinya menjadi monster dan pada umurnya sekarang ia yang menyediakan sup pereda mabuk untuk puterinya.

In Ha beralasan setidaknya ia masih bisa pulang semalam dan hal itu lebih baik dibandingkan kebiasaan mabuk anak-anak muda jaman sekarang.

"Dal Po yang menggendongmu pulang."

"Dal Po?" ujar In Ha kaget.

"Ayah pasti melakukan hal yang buruk pada dunia ini di kehidupan yang lalu hingga merasakan akibatnya sekarang. Hapus liurmu yang menetes dari dagumu."

"Liur?" In Ha buru-buru bercermin dan berusaha menghapus bekas liurnya....dengan liur

Namun ia sudah berdandan cantik saat ia tiba di meja makan untuk sarapan. Kakeknya, ayahnya, dan Dal Po sudah lebih dulu duduk di sana. In Ha bertanya apakah Dal Po yang mengantarnya pulang karena ia tidak ingat apapun.

"Iya, apa kau benar-benar tidak ingat apapun?" tanya Dal Po.

"Tidak," In Ha menggeleng.

Dal Pyung berkata syukurlah In Ha tidak ingat. Karena jika tidak pasti sudah merasa malu hingga tak berani mengangkat kepala. Kakek menegur In Ha karena minum terlalu banyak. Apa penyebabnya? Apa karena In Ha sedih?

"Tidak. Hiks." In Ha terpaksa mengaku ada sesuatu yang membuatnya sedih.

Ia bingung untuk menjawab ketika ayah bertanya apa yang menyebabkannya sedih. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia sedih karena Dal Po. Karena itu Dal Po buru-buru berkata In Ha mengalami masalah dengan para atasannya di tempat kerja.

"Ia terus mengoceh tentang para atasannya saat aku menggendongnya pulang semalam."

"Benarkah?" tanya In Ha yang memang tidak ingat.

Dal Po membenarkan. In Ha pun menarik nafas lega, mengira ia benar-benar mengoceh tentang para atasannya semalam.

Tapi ketika ia kembali ke kamar, ia teringat Dal Po berbicara dengannya.

"Jadi lupakan tentang itu...sama seperti kau melupakan segala hal saat kau mabuk, lupakan juga yang ini."

In Ha bertanya-tanya ingatan apa itu. Apakah itu ingatan semalam?

Ia pun ke kamar Dal Po. Ia menanyakan bagaimana pertemuan Dal Po dengan Jae Myung kemarin. Ia menelepon berkali-kali tapi tidak diangkat. Dal Po meminta maaf dan beralasan ia tidak mengangkatnya karena sibuk saling menceritakan kehidupan mereka selama ini.

In Ha bertanya apa saja yang mereka bicarakan. Kami hanya berbicara, jawab Dal Po. In Ha sebenarnya agak kecewa dengan jawaban singkat itu.

"Pasti menyenangkan," ujarnya.

"Iya," kata Dal Po sambil tersenyum.

In Ha berkata ia terlalu mabuk semalam untuk mengingat apapun tapi apa yang Dal Po katakan padanya semalam. Dal Po berkilah ia tidak mengatakan apapun. In Ha terlihat tidak begitu percaya.

Dal Po berkata mungkin semalam ia mengatakan sesuatu mengenai In Ha yang benar-benar berat saat digeondong. Ia balik bertanya apa yang terjadi kemarin hingga In Ha minum sendirian.

PinocchioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang