Perjalanan Dua Tahun ~ 2

1.3K 38 0
                                    


"Dari mana semua berita itu datang? Tidak ada cara menemukannya di dunia ini." terdengar suara Dal Po

Di lobby kantor polisi masih berjejer wartawan yang menunggu berita, Yoo Rae berdiri didekat tembok sambil menelp.

"atasan kami akan membunuh kita jika kita tidak menemukan insiden melaporkan, saat itu aku tahu Bahwa ada beragam manusia di dunia ini."

Terlihat gambaran atasan mereka yang berteriak dan marah-marah secara bergantian. Yoo Rae mengucapkan permintaan maafnya. Hyun Gyu menanyakan apakah Yoo Rae menangis. Yoo Rae menyangkalnya kalau hidungnya itu hanya tersumbat.

"Kami selalu mendapatkan masalah."

In ha sempat tertidur di dalam taksi, saat ponselnya berbunyi ia langsung mengatakan kalau ia tak tidur. Tapi cegukan terdengar, akhirnya ia mengakui kalau ia sempat tertidur.

"Kita akan mendapatkan masalah jika kita ketiduran."

Yoo Rae menerima telp sambil memakan kimbap segitiga, Hyun Gyu memarahi Yoo Rae yang masih bisa makan dalam keadaan seperti ini, padahal ia sendiri sedang makan cemilan. Yoo Rae yang sedang makan di tangga langsung meminta maaf.

"Kami mendapat masalah jika kami makan"

"Apa kau membual bahwa kau belum makan?"tanya il Joo.

Bum Joo membenarkan dirinya memang belum makan dengan di iringi ucapan permintaan maafnya.

"Dan kau mendapatkan masalah jika tidak makan."

Wajah Bum Joo kembali bersedih dan bergumam memanggil ibunya karena ia harus memasuki dunia yang begitu kejam seperti sekarang.

In Ha datang membawa tas plastik dan memberikan sebungkus kimbap segitiga supaya mereka bisa bertemu hari lainnya. Bum Joo berterimakasih, sambil membuka bungkus kimbap Ia merasa orang yang menemukan makanan itu harus diberikan hadiah nobel.

"Apa kau serius tidak pernah melihat kimbap segitiga sebelumnya?" ucap In Ha heran lalu memberikan telur yang sudah ia kupas pada Bum Joo.

Bum Joo memberikan putih telurnya pada In Ha karena ia tak suka, wajah In Ha sumringah karena ia juga tak suka dengan kuning telur. Ia memberikan kuning telur pada Bum Joo sementara di tangannya ada putih telur milih Bum Joo.

"Apa kau yakin kau anak konglomerat?" tanya In Ha tak percaya

" Kenapa? Sulit dipercaya? Apa kau merasa terganggu?" ucap Bum Joo

"Tidak Jika benar, maka menurutku kau adalah konglomerat yang baik. Kau tidak memamerkan uangmu,dan kau juga tidak bertingkah sombong." puji In Ha

Bum Joo tersenyum berterimakasih karena In Ha sudah memujinya, tiba-tiba keduanya melihat suara seseorang dengan teriakan memanggil polisi. Wajah Bum Joo dan In Ha langsung cemberut.

"Ibu, ada seseorang yang pandai menyesuaikan diri di dunia yang keras ini, lebih dari siapapun" gumam Bum Joo

Dal Po membawakan jeruk untuk salah seorang polisi sambil berbicara, ia mengambil hati dengan bisa mengantar polisi kemana pun karena ia dulu seorang sopir taksi dan bisa tahu banyak lokasi. Wajah In Ha dan Bum Joo kesal karena polisi itu berbicara dengan Dal Po.

"Apa kau membaca pikiranku? Bagaimana kau tahu?Aku tidak bisa membawamu,jadi lain kali saja." tolak si polisi

In Ha dan Bum Joo langsung berlari menghampiri polisi dan protes karena polisi tadi tidak ada kasus dan kasus domestik yang lain.

"Itu memang benar, karena tidak ada kasus kecil di divisi pembunuhan." jelas si polisi lalu pergi.

Dal Po meminum kopinya dengan santai, In Ha memperlihatkan wajah cemberutnya kembali ke tangga tempat mereka duduk. Bum Joo dan Dal Po saling memberikan wajah saling mengejek satu sama lain, setelah itu Bum Joo ikut duduk disamping In Ha.

PinocchioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang