Our baby

7.5K 727 26
                                    

[semua dlm chapter ini adlh flashback]

Tiga bulan berlalu sejak kelahiran bayinya. Namun, Doyoung masih setia tertidur lelap di brankar. Tertidur dengan nafasnya yang teratur sukses membuat Jaehyun selalu sesak.

Jaehyun melirik ponselnya. "Hah~ Sudah malam rupanya." Gumamnya.

"Sayang, silau tidak lampunya?" Jaehyun menatap Doyoung yang bersinar tersorot cahaya lampu.

Hening, tak ada yang menjawab tanya Jaehyun kecuali suara monitor Doyoung yang terus terdengar.

"Silau ya?" Jaehyun membawa telapak tangan kirinya untuk menghalangi sinar lampu.

"Kapan bangun? Tanganku sedikit pegal hehe."

Sungguh ia lelah. Setiap hari dalam 3 bulan ini harus berada disini, mencium bau obat yang menyengat, dan tak mendengar suara apapun dari yang terkasih.

"Apa Tuhan menghukumku karena mencintaimu?" Suara Jaehyun begitu lirih. "Kenapa sangat berat mencintaimu hiks!" Begitu pusing Jaehyun memikirkan istrinya yang tak bangun-bangun.

Kedua tangannya beralih pada tangan Doyoung yang dingin, "dingin ya? Sini sini aku peluk." Dalam tangisnya, Jaehyun mendekap tangan Doyoung erat.

"Masih hiks dingin tidak?"

"Ah, basah ya~" Segera Jaehyun mengusap air matanya yang menetes pada tangan istrinya, "maaf, aku nggak sekuat itu hiks! Aku nangisan hiks!"

Lama Jaehyun menangis, akhirnya ia lelah juga. Sang ayah baru itu menelungkup di brankar istrinya dan mulai tertidur. Tak lupa membawa tangan istrinya untuk di peluk.

"Eunghh."

Dalam tidurnya, sayup-sayup Jaehyun mendengar sesuatu, tak hanya sekali ia mendengar lenguhan, hampir 3 kali ia mendengar. Awalnya Jaehyun hanya mengira dia hanya mimpi. Tapi Jaehyun yakin kalau ia tak benar-benar tidur.

Doyoung! Sontak Jaehyun yang langsung bangun.

Ia menatap istrinya lamat-lamat. Berharap mendapatkan pergerakan atau apapun.

Bermenit-menit pun berlalu, Jaehyun menghela nafas kecewa. Istrinya masih tertidur pulas.

Mungkin efek lelah. Jaehyun pun memutuskan untuk kembali tidur. Tak begitu memikirkan apa yang ia dengar, rasanya sudah terlalu sering ia bermimpi seperti ini.

Namun baru saja ia menutup matanya, suara itu kembali terdengar, bahkan memanggil namanya, "Jae~"

"Doyoung! Kau bangun?!" Tak memikirkan dirinya yang bisa pusing jika tiba-tiba berdiri, Jaehyun segera menatap istrinya.

Namun tak ada jawaban dari istrinya. Tapi Jaehyun bisa melihat kelopak mata Doyoung berusaha untuk membuka.

"Ini siapa?" Tanya Jaehyun sambil menunjuk dirinya sendiri. Pertanyaan bodoh itu terdengar begitu sang istri membuka matanya.

Hening

Lidah Doyoung masihlah kelu untuk menjawab. Ia hanya berkedip beberapa kali.

"Ah~ Syukurlah kau tak melupakanku!" Sebenarnya Doyoung begitu bukan untuk menjawab Jaehyun, ia hanya menyesuaikan bias cahaya yang masuk pada matanya.

"Ah ah! Aku panggilkan dokter sebentar, jangan tutup matamu sayang atau aku akan marah!"

.

Setelah beberapa hari, barulah Doyoung dapat merespon semua rangsangan yang diberikan oleh sekitarnya. Kondisinya berangsur membaik dan malam ini ia dipindahkan ke ruang rawat inap.

Awalnya begitu berpindah kamar Doyoung ingin menanyakan perihal sang putra pada Jaehyun. Tapi sang suami hanya menunjukkan fotonya dan bercerita tentang putranya yang diasuh mama Doyoung dan Kai, tak lebih dari itu. Ketika ditanya lebih lanjut Jaehyun hanya menjanjikan jika besok Jaehyun akan menelfon bayinya.

Baby Jeno DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang