Jeno benar- benar kesal. Bundanya sama sekali tak memperbolehkannya untuk memakan yupi lagi. "Ugh! Unda natal!"
Jeno yang tadinya melempar lempar bola karetnya di pekarangan rumah menoleh pada pagar. Ia ingat, ayahnya baru saja keluar, bisa saja pagar lupa dikunci.
"Uwaa~" Benar, gerbang tak terkunci.
Dengan segera Jeno membuka gerbang dengan pelan agar bundanya tak mendengar niatnya. Bayi Jung itu ingin ke mbak rose untuk meminta permen yupi. Pasti mbak cantik itu akan memberinya satu genggam permen yupi.
"Xixi~"
Sementara itu, bertepatan dengan keluarnya Jeno dari gerbang rumahnya. Datanglah sosok Jungwoo yang memang hendak mencari Jaehyun.
"Bentar, ini Jeno bukan sih? Kayak yang di post kak Jaehyun di Ig."
Brumm brumm
Jungwoo yang kepo segera memberhentikan mobilnya tepat di depan Jeno. Turun dari mobil dan menemui putra sahabatnya.
"Adek namanya Jeno ya?"
Jeno yang kaget mengangguk ragu, ia juga tak kenal orang di depannya ini. "Um capa?"
"Ah~ Aku Jungwoo, dulunya sih calon istri ayahmu."
"Huh?"
"Kalo dia nggak ketemu kak Doyoung, sudah pasti kak Jaehyun jadi suamiku."
"Um biyang apa? Noie ndak tau~" Ayolah, otak Jeno tak mampu berpikir sampai sejauh itu.
"Ah, tak perlu dipikirkan, ayo ikut om jalan jalan~" Si Jungwoo mendekat, ia ingin menggandeng tangan Jeno dan mengajaknya ke dalam mobil.
"No~!" Tolak Jeno sambil menepis tangan Jungwoo. Si bayi Jung itu ingat pesan bundanya agar tidak ikut sembarang orang.
"Kenapa? Om itu teman ayahmu."
"Teman ayah? Oyang baik?"
"Iya dong~ Ayo ikut om~"
"Yupi um yupi!"
"Apapun buat Jeno."
Mari kak Doyoung, kita sama sama merasakan rasanya ditinggal orang yang disayang.
Setelah berhasil mengajak Jeno, Jungwoo pun mengemudikan mobilnya menuju mall terdekat. Pria bermarga Kim itu melupakan niat awalnya yang ingin bertemu dengan Jaehyun.
Sesampainya mereka di mall, mata si Jeno langsung berbinar. Sudah lama ia tak diajak kesini oleh Jaehyun atau Doyoung. Beruntung sekali ia bertemu dengan teman ayahnya. Om cantik yang baik hati. Pikirnya.
Jungwoo yang menyadari mall begitu penuh segera membawa Jeno ke gendongannya. Tentu saja ia tak ingin mengambil resiko menghilangkan anak orang.
"Rame ya Jen~"
"Hu'um!"
bruk
"Auh!"
Jungwoo yang tak berhati-hati tanpa sengaja tangannya menubruk sebuah pilar yang tinggi menjulang.
"Huh? Um ndak papa? Cini cini tanan um~" Jeno lantas membawa tangan Jungwoo yang terluka.
Cup
Jungwoo tertegun. Jeno mencium tangannya?
"Xixi~ Unda biyang kalo tatit cium cembuh~"
"A-ah! Begitu?"
"Hu'um! Tanan macih tatit?"
"Nggak, udah sembuh kok. Ayok kita ke timezone." Si Jungwoo lalu menarik tangannya yang masih dipegang oleh Jeno.
Kenapa ia merasa malu di hadapan Jeno?
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Jeno Daily
FanfictionDaily life Jeno kecil dengan kedua orang tua yang begitu menyayanginya~