"Unda~ ayo beli cinga~"

6.9K 796 96
                                    

[masih kosong kah?]

[Minhyun pengen buat April mop tadi, tapi gr" ada ide gajadi buat April mop]
[Eh ternyata kosong ya ahaha]
[Wattynya yg nge April mop kalian lo ya bukan Minhyun ahaha]

Ketika embun terakhir menetes dari ujung daun, terlihat pasangan ayah dan anak tengah duduk di pekarangan rumahnya yang hijau. Mereka adalah bagian keluarga Jung yang hanya bersantai menikmati angin pagi yang menyejukkan.

Si kecil Jeno, asyik bersandar di dada ayahnya. Mata sipitnya tak lepas dari birunya langit juga mulutnya yang tak berhenti mengunyah cookiesnya.

"Ayah ayah~ Tu apa?" Tangannya yang menggenggam cookies menunjuk suatu benda yang terbang di langit.

Sang ayah mengikuti arah pandang putranya, "Eoh, itu pesawat sayang."

"Cawat?" Mata Jeno yang berbinar menatap ayahnya penuh tanya.

"Pesawat itu kayak bis sayang, tapi lewat sana," Jaehyun menunjuk langit, "Kalau Jeno mau ke tempat yang jauh, Jeno bisa naik itu."

"Ke lumah makli boyeh?"

"Jen, rumahnya Mark loh disamping kita, tuh kelihatan jemurannya." Jaehyun menunjuk jemuran keluarga Lee yang bersembunyi di balik pagar tembok rumahnya.

"Xixi~ Ndak boyeh ya~" Kening Jeno lalu berkerut, "Ehm, lumah Casseu boyeh?"

"Ndak bisa sayang, ke rumah Lucas kalo pakai mobil loh bisa."

"Telus Noie naik cawat ke lumah capaa~?" Jeno berdiri dan berbalik menghadap ayahnya.

"Emangnya Jeno punya uang buat naik pesawat?"

"Unya~" Jeno mengangguk cepat.

"Mana?"

"Dicini~ xixi~" Jeno menepuk-nepuk saku celana ayahnya. Tempat dimana Jaehyun selalu menyimpan dompetnya.

 Tempat dimana Jaehyun selalu menyimpan dompetnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini kan uang ayah, bukan uang Jeno."

"N-noie ndak unya uang." Bibir mungil itu mengerucut.

"Minta bunda aja~ Uang bunda lebih banyak dari isi dompet ayah~ Bunda paling kaya."

"Boyeh?"

"Boleh dong~ Bilang aja Jeno mau ke sini," lalu si Jaehyun berbisik pada Jeno.

Setelah si ayah membisikkan sesuatu padanya, lantas Jeno segera masuk ke rumah dan mencari bundanya."Unda~" 

"Bunda di dapur sayang~" Segera Jeno berlari menuju dapur.

"Unda~"

"Apa sayang?"

"Noie mau lihat cinga." Cicit Jeno. Ia sedikit takut bundanya menolak.

"Singa? Kita lihat ke kebun binatang aja besok Minggu."

"No! Noie ndak mau ke lumah jelapah~"

"Terus?"

"Afika unda~ naik cawat~"

Baby Jeno DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang