Berseragamkan baju TK, Jeno berdiri kaku di depan kelas.
"I-ini Noie~"
"Noie?" Sunny, si ibu guru segera menatap kertas absensinya, bukannya namanya Jeno ya?
Begitu dilihat, kan bener Jeno~
"Ini Jung Jeno anak anak~ Panggilannya Jeno ya~" Ujar Sunny kepada murid-muridnya sembari tersenyum manis. "Katakan hai pada teman-temannya sayang~"
Ibu Sunny, guru yang mendampingi Jeno di depan, ia adalah saudara Tiffany. Jadi, Jeno mengenalnya dengan baik. Wanita itu sama sekali tidak menakutkan, senyumnya bahkan tak luntur sejak awal perkenalan murid-muridnya.
Akan tetapi Jeno menggeleng kaku. Bagaimana tidak? Semua anak di kelas bahkan menatapnya penuh tuntutan. Terlebih ini baru pertama kalinya ia menjadi pusat perhatian.
"Ah, kalo gitu ibu saja deh yang bilang, selamat datang di kelas A Jeno~ Ayo anak anak katakan hai pada teman kita~"
"Hai~!"
Serempak semua siswa di kelas A menyapanya. Suara yang dihasilkan begitu keras, dan itu membuat Jeno langsung teringat kejadian perundungan atas dirinya.
Sedetik kemudian mata Jeno tak fokus, dia mundur perlahan hingga tubuhnya menatap papan tulis.
Ketakutan tergambar jelas di wajahnya.
"U-unda~" Jeno menoleh ke arah jendela, di luar sana, ada sang bunda yang menatapnya sambil tersenyum.
Dari tatapannya, Doyoung seakan mengatakan, 'kau anak yang hebat, jangan takut!'
Namun, tangan Jeno semakin dingin. Ujung bajunya yang tadinya rapi harus berantakan karena sejak perkenalan tangannya tak pernah berhenti memilin baju.
"Hiks!"
Sontak, semua yang ada pada kelas sontak menatap heran bocah gempal yang ada di depan sana.
Dan itu semakin membuat Jeno menganggap semua pasang mata yang menatapnya seperti ancaman. Noie mau puyang~ Ayah~
"Jeno~ Ibu dengar dari bunda, Jeno suka iron man ya?" Si Sunny mencoba mengambil atensi Jeno. Ia tau jika bocah di sampingnya ini akan menangis.
Tapi Jeno bergeming. Tubuh gempalnya serasa semakin mengecil, semua yang ada di hadapannya seperti monster menakutkan.
"Unda Hiks!" Suara isakkan Jeno semakin keras.
"Ibu juga ada iron man~" Bujuk Sunny lagi.
"Huh?"
Berhasil
Jeno yang sejak tadi menatap sang bunda mulai menoleh ke arah Sunny.
"Jeno mau?"
"M-mau~ hiks!"
"Kalau gitu Jeno nggak boleh nangis, nanti baru ibu pinjemin iron man. Gimana~?" Dengan segera Jeno mengusap air matanya. Ilon man!
"Hu'um!"
"Ah, ibu boleh tanya? Jeno suka apa aja?"
"Unda~"
"Apa apa?"
"Mamanoie!"
Sunny mengernyit. Ah, inget! Doyoung dipanggil unda sama ni anak.
"Oh~ Bunda~"
"Hu'um!"
"Selain bunda, ada yang lain?"
"Ilon man~" Sunny terdiam, ini ia tak salah dengar? Jaehyun kalah dengan iron man? Yang membeli kalah dengan yang dibeli?
"A-aa Terus terus?"
"Ayah xixi~"
Astaga baru ayahnya!
"Oh jadi iron man dulu baru ayah? Kasian sekali ayahnya~"
Mendengar itu Jeno tertawa keras, "Xixixi~"
"Masih ada lagi?"
"Makli~"
"Siapa itu?"
"Teman Noie xixi~"
"Ada lagi?"
"Njun, Nana, Echan! Icung Bu gulu~!"
"Banyak sekali ya? Tapi Jeno, semua yang ada kelas ini juga sayang sama Jeno. Jadi, Jeno juga harus sayang sama kita ya?"
Jeno terdiam. Matanya menelisik semua orang yang ada di kelas. Setelah ia pikir-pikir, mereka seumuran, polos dan tidak menakutkan. Kecuali anak yang ada di pojok belakang, dia besar dan persis seperti Woojin. Noie ndak mau oyang itu!
"Gimana Jeno?"
"N-noie mau puyang~"
"Lah," Sunny tak bisa berkata-kata, kenapa jadi gini? Aku sudah membujuknya berulang kali ya Tuhan~ Bahkan dia sudah tertawa!
"Unda~ Puyang~" Jeno pun berlari kencang keluar kelas, ia harus bisa membawa bundanya pulang. Kalau sang bunda tidak mau, Jeno sudah berencana untuk berguling-guling di lantai. Pokoknya harus pulang.
Sabar Sunny, untung dia cucu kak Tiffany, sabar~
"Hah~ Baik, sekarang giliran Kim Seungmin maju kedepan~ Ayo Seungmin~"
Biarkan Jeno diurus guru yang lain. Pun Seohyun, guru yang sedang berjaga dibelakang kelasnya sudah menyusul Jeno untuk kembali dibujuk.
.
.
.
END~[Mari kita boyongan~ Xixi~]
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Jeno Daily
FanficDaily life Jeno kecil dengan kedua orang tua yang begitu menyayanginya~