"Mumin belantem ama ilon man!"

10K 925 82
                                    

"Jeno diem disini aja ya, bunda mau siap-siap bentar." Doyoung membawa Jeno ke karpet bulu depan tv kamar. Ia memperlihatkan kartun robocar poli pada bayinya sebelum keluar kamar.

"Hu'um!" Jeno mengangguk patuh dengan mulut yang penuh kue bayinya.

Bangunin Jaehyun nanti aja deh, yang ada malah lama. Doyoung menoleh ke arah Jeno, Jeno aman lah, kuenya juga masih banyak. Keluarlah Doyoung dari kamarnya untuk bersiap-siap.

Merasa bosan dengan apa yang ditonton, Jeno menoleh ke arah ranjang.

Ayah!

Dengan kaki-kaki mungilnya Jeno berlari menemui ayahnya.

Begitunya sampai di samping ranjang, Jeno merasa sedikit kecewa. Ayahnya masih bergelung dalam selimut yang hangat.

"Yah!"

Hening. Jaehyun tak akan bangun hanya karena suara cempreng Jeno.

"Ayah!"

Jaehyun bergerak. Bukan untuk bangun, tapi hanya untuk menyamankan posisi tidurnya.

Karena Jeno merasa kesal, Jeno menaiki ranjang yang sedikit lebih rendah dari dirinya dengan susah payah.

Bruk!

Jeno dengan tubuh gempalnya melompat ke ayahnya yang masih tertidur lelap.

"Aduh!" Jaehyun terkejut bukan main. Ia merasa seperti tertimpa batu. Berat sekali!

Melihat ayahnya yang merespon dirinya, senyum Jeno mengembang, "Ayah~~"

Jaehyun dengan sangat-sangat terpaksa mendudukkan tubuhnya, inginnya kesal dengan putranya, tapi lihatlah senyum Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun dengan sangat-sangat terpaksa mendudukkan tubuhnya, inginnya kesal dengan putranya, tapi lihatlah senyum Jeno. Bayinya melihatnya dengan berbinar, polos dan tak tau apa yang baru ia lakukan.

"Sayangnya ayah, kenapa disini? Mana bunda?" Jaehyun mengangkat Jeno ke pangkuannya.

"Unda di lual! Xixi~" si kecil Jung itu kembali tersenyum.

"Okey~~"

"Eh Jeno sudah mandi ya~~" Bau semerbak bedak bayi menguar dari tubuh Jeno. "Tampan sekali~"

"Yak unda~~ xixi~"

"Kayak ayah dong!"

Cup cup cup

Jaehyun sudah tak bisa lagi menahan gemas untuk tidak mencium pipi gembil Jeno.

"Ayah!" Jeno memberontak, ia risih dicium ayahnya, apalagi ada kumis tipis yang menusuk pipinya.

"Oke-oke ayo ke bunda," baru saja Jaehyun hendak keluar dari kamarnya dengan Jeno di gendongannya, pintu kamarnya sudah terbuka.

"Jae kau berangkat siang kan? Aku mau keluar, aku nitip Jeno ya, udah aku mandiin kok, udah makan juga, oke?" Doyoung berbicara layaknya seorang rapper. Ia sudah terlambat sebenarnya. Tapi ia juga tak bisa meninggalkan Jeno dan Jaehyun dalam keadaan kelaparan.

Baby Jeno DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang