sepuluh

1.8K 297 29
                                    

Kurang ajar sekali kepalanya sempat berpikiran senonoh, mengagumi ketampanan Taeyong diam-diam. Kepalanya memang pantas diganjar beberapa pukulan.

"Kau kenapa, sih, bodohnya lagi kumat, ya?" sindir Lea melihat Dita memukul kepalanya sendiri tanpa alasan jelas.

Sebelum Dita menjawab, seseorang meneriaki namanya. Haechan.

"Dita, sini bantu kami!" Beserta lambaian tangan dari kejauhan.

Dita mengeluh. Di sekitar Haechan mengerumun para bujang, mengitari kompor, pemanggang dan alat masak. Menonton dan beberapa ikut membantu Taeyong masak.

Bayangkan seorang Dita yang belum pernah berpacaran dan tidak pernah akrab menjalin pertemanan dengan laki-laki seusianya, bergabung di antara mereka yang ia akui tampannya luber-luber.

Ditakutkan, jantung Dita mendadak kena sawan. Bisa berabe kalau sampai gugup, karena biasanya gugupnya bawa sial.

Entah bakal kacau seperti apa nanti jadinya. Barangkali memecahkan perkakas, atau lebih gila lagi membakar salah satu tenda.

Kalau bukan dorongan dua sahabatnya di kanan kiri, Dita pasti masih sibuk berjibaku dengan ketakutan-ketakutannya sendiri.

"Kenapa bengong, ayo hampiri mereka," desak Jinny.

Andai tak ingat mereka bersahabat baik, Dita sudah menyumpal mulut mereka yang tersenyum jail dengan pasir di kakinya.

"Bilang saja, aku sakit perut."

Untuk alasan tidak masuk akalnya itu, Dita sama sekali tidak berbohong. Perutnya secara ajaib melilit. Berlebihan, sih, kedengarannya, mau bagaimana lagi dia sudah bilang tadi, gugupnya bawa sial.

"Nasi goreng buatan Dita paling enak di dunia, lho. Tidak ada duanya!"

Teriakan Lea barusan, berhasil menciptakan binar di wajah para bujang yang perhatiannya langsung tertuju pada Dita.

Makin ke sini Dita mulai berpikir kritis, semenjak sahabatnya dan dia mulai bersinggungan dengan geng Taeyong melalui hubungan Soodam dan Jungwoo, rasa-rasanya Lea dan Jinny makin menyengsarakan Dita.

Ya, walaupun sebelum ini pun menjengkelkan, tapi kali ini mereka berhasil menyulap Dita menjadi penyabar ulung atas sikap laknat mereka yang berlipat-lipat.

Bahkan saat seseorang pemuda yang mengenalkan dirinya Ten meraih tangan Dita, Lea dan Jinny justru mendorong-dorong Dita, cuek derita yang mengukir di wajah Dita.

"Kita semua gak sabar mencoba makanan baru." Begitu antusiasnya Ten sampai-sampai tidak sadar telah menyeret Dita dengan paksa. Dita pikir cuma Haechan yang menyebalkan, nyatanya ada yang lebih menyebalkan. 

"Tapi aku belum pernah masak untuk banyak orang. Tidak enak bagaimana?" Alibi yang bagus Dita.

Memasak untuk dua puluh tiga mulut, ditambah ketiga sahabatnya. Total dua puluh enam. Bisa dibayangkan berapa takar beras yang harus ditanak?

"Enggak usah cemas, kami bakal bantu, kok." Perkataan Ten tidak cukup menghibur Dita.

"Nasinya sudah matang!" Salah satu dari mereka berteriak dari rumah Taeyong.

"Bawa ke sini, Mark. Dita akan memasakkan kita nasi goreng." Sambil mencincang bombai, Taeyong menimpali yang segera dipatuhi Mark dalam gerakan 'ok' dengan jarinya.

"Sementara, tidak usah masak banyak. Karena ada banyak macam-macam menu yang akan kita buat." Taeyong menambahi kepada Dita.

Gadis itu mengangguk grogi. "Kalau begitu aku ke rumahku ambil bumbu. Di sini tidak ada." izinnya dan langsung mendapat lampu hijau.

Tetangga Menyebalkan 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang