"Tidak seburuk seperti penampilan, ia baik namun aku bukan seperti putri yang di selamatkan pangeran."
-Auristesya-
***
Tepat pukul 17.45 sore langit sudah mulai gelap, dan rintikan air perlahan turun membuat Tesya semakin kesal di tempatnya.
Ingin rasanya ia berlari menembus hujan yang sudah mulai deras itu daripada harus berdiam sendirian, ia bangkit mencoba melangkahkan kakinya perlahan namun sakitnya malah kian menjadi. Padahal saat jatuh siang tadi kakinya tak terasa sesakit ini.
"Aww sakit banget." Tesya memijat kaki kanannya, berharap sedikit mengurangi rasa sakitnya disana.
"Lo dimana si kak?"
Tesya berdecak kesal melihat ponselnya yang sudah mati, kalau tau seperti ini Tesya pasti akan memilih ikut pulang bersama Risa atau Kirana.
Angin semakin berhembus kencang menerpa tubuh Tesya yang hanya terbalut seragam sekolah khas Garsa, perlahan petir sudah mulai nampak diatas sana membuat Tesya terkejut.
Pusing kembali menyerang kepalanya, Tesya menghembuskan nafas panjang.
"Jangan takut Sya kak Vyda bentar lagi pasti dateng."
Duarrrr!
"AAA MAMA!" Tesya terlonjat kaget saat tiba-tiba petir terdengar begitu keras.
Tesya mengeratkan pelukan pada tubuhnya, jalanan sudah benar-benar sepi dan lingkungan sekolahnya pun seperti sudah tak berpenghuni, apa ia benar-benar sendirian disini. Air hujan yang semakin deras berhasil mengenai sepatunya hingga basah kuyup.
Duarr! Duarrrr!
Tesya memejamkan matanya, adzan magrib sudah berkumandang dan ia masih disini ditemani suara hewan malam dan derasnya hujan dengan petir yang sesekali berdengar.
Saat Tesya membuka matanya ia terkejut mendapati sosok bertubuh tinggi dengan topi hitam di ujung jalan sana, sosok itu berjalan mendekat membuat Tesya berdiri berniat cepat-cepat pergi dari tempatnya.
Nyeri dikakinya semakin terasa saat ia mulai melangkah, Tesya meringis lalu menatap sosok itu lagi tapi kini sosok itu malah berdiam dibawah guyuran hujan dengan posisi tetap kearah Tesya.
Tesya dibuat bingung sampai ia pun berhenti melangkah, dan sekarang sosok itu malah menjauh menghilang dalam rintikan hujan. Siapa sebenarnya dia jarak dan suasana saat ini membuat Tesya sulit melihat wajahnya.
Tak ingin berlama-lama dalam kebingungannya Tesya kembali melangkah, jujur saat ini ia benar-benar takut apalagi mendapati orang tadi seperti memperhatikannya lalu kemudian menghilang begitu saja.
Tesya meringis, kenapa rasanya semakin sakit saja. Kepalanya pun makin pusing.
"Gue harus pulang sekarang, sebelum makin malem."
Tesya melangkah menembus hujan, ia melangkah sangat pelan membuat baju nya basah kuyup hanya dengan hitungan detik.
Deg!
"Dia lagi."
Sosok itu kembali nampak di hadapannya, jantungnya semakin kencang berdegup menebak-nebak siapa sosok di ujung jalan sana.
"Gue gamau orang itu jahatin gue."
Tesya langsung membalikan tubuhnya berusaha berlari namun nihil ia hanya melangkah lebih besar saja, rasanya sakit terus bertambah saat ia berusaha berjalan cepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/206684914-288-k339798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTESYA
Подростковая литература[REVISI SETELAH TAMAT] "Sya kayanya lo harus rubah strategi deh, kejar dia secara blak-blakkan. Ngejar dia secara elegant ga jamin lo dapetin dia" *** "Pokoknya kak marvin harus jadi pacar aku atau suami aku giman...