19-《 sebuah usaha yang gagal》

96 9 0
                                    

Pernah gak kamu ngerasain ketika harapan kamu itu tinggi, yakin kamu akan melihat sekilas senyumnya hari ini, namun dengan mudahnya hancur karna kamu tau dia pergi.
Pergi dengan yang lain, lalu kamu berharap dia kembali, berharap dia tau jika saat ini kamu sedang patah hati?

-Auristesya-

***

"Kenapa Del?" Tanya Tesya to the point.

10 menit setelah bel istirahat berbunyi Tesya mendapat pesan dari Delya. Alhasil disinilah dia didepan kelas XI IPA 3. Padahal Tesya baru saja mau menyantap makanannya dikantin namun tidak jadi.

"Ciee yang baru ngejar gebetannya ampe lorong 3."

Pipi Tesya langsung bersemu saat mendengar ucapan itu tak tau alasanya namun dia merasa aneh dan malu.

"HAHAHA, lo blushing?" Delya tertawa kencang tak tau tempat, sampai beberapa guru yang baru keluar dari samping kelas melihat ke arah mereka ber-2.

"Delya jangan dibiasakan tertawa seperti itu," ucap salah satu guru yang baru melewatinya.

Delya langsung menahan tawanya dan mengangguk pada sang guru begitupun dengan Tesya.

"Oke gini. Di koridor 3 kan lo bilang mau nemuin Kak Marvin. Nah gue mau ikutan!" Serunya penuh semangat.

"Lo-"

"Gausah tanya gue tau dari mana, gue hampir tau semua yang anak-anak sini lakuin termasuk lo."

Tesya memutar bola matanya malas lalu, "kalo cewek itu gimana?"

Delya mengikuti arah telunjuk Tesya, lalu menelan ludahnya susah payah.

"Gimana Del?"

"Gue bilang hampir bukan semua," delik Delya sambil memukul pelan telunjuk Tesya yang menunjukan kearah gadis itu.

"Seanterio sekolah ini pun tau kalo dia itu misterius, aneh, dan tertutup. Jadi mana gue tau dia ngelakuin apa aja."

"Dulu gue pernah kepoin dia eh malah mistis jatohnya, jadi gue berenti dari pada gue nyesel nantinya."

Setelah ucapan itu mereka ber-2 sama-sama terdiam sambil memandang kearah bangku taman yang berada di dekat pohon rindang, tepat dimana seorang gadis duduk dengan rambut terurai dan buku ditangannya.

"Gue merinding Del."

Delya menganguk menyetujui ucapan Tesya.

"Apa ini yang disebut mayat hidup?" Tanya Tesya.

"Lo pikir dia mumy? Zombie, gitu?"

"Engga sih kalo mumy kan badannya digulung-gulung gitu, kalo Zombie kan makan manusia dia engga tu, oh gue tau apa jang-"

Ucapan Tesya langsung terhenti saat gadis pucat itu menatap tepat kearah mereka dengan tatapan sulit dijelaskan.

Tesya buru-buru berbalik dan pergi dari sana, sadar dengan kepergian Tesya, Delya pun ikut berbalik sambil melempar senyum tipis pada wanita itu.

***

"Kita harus kemana lagi Del? Cape banget gue."

"Ruang sekretariat eskul. Udah. Ke tempat biasa dia ngumpul. Udah. Tapi tetep aja gak ada," keluh Tesya.

"Gue juga bingung Sya, lo tau ga selain tempat yang tadi kita lewatin?"

"Gue biasanya ketemu dia di kantin doang."

AURISTESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang