03- 《yeayy dianter pulang kak Marvin》

254 85 26
                                    

Tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan setiap kekagumanku kepadamu. Namun yang pasti aku disini menunggu kepastian juga titik terang yang tak pernah muncul dan malah menyakiti perasaan.

-AURISTESYA-

***

BRAK!!

Tesya tidak sengaja menabrak seorang gadis dibelakangnya yang sedang membawa jus  strawberry hingga mengenai bajunya dan gelasnya pecah karna terjatuh kelantai dengan keras. Itu Felys, Inez, dan Elena.

"Kak Fe- Fe-lys." Tesya terbata perasaannya berubah menjadi tegang Tesya takut kakak kelasnya Felys melakukan hal yang bisa menyakiti dirinya. Tesya tau Felys bukan orang baik yang mau suka rela memberikan maafnya pada sembarang orang walau kesalahannya hanya seujung kuku.

"Ma-ma-af kak aku ga sengaja." Tesya berusaha membersihkan minuman yang tumpah dibaju Felys karnanya.

Yaa semua orang tau bukan Felys jika dia membiarkan orang itu lepas tanpa hukuman dan pembalasan darinya.

BRUGH!

Tesya terhempas dilantai dengan sebelah tangannya yang tepat terjatuh di atas pecahan gelas. Tepat disana tangan kanannya berdarah dengan kepingan-kepingan kaca kecil yang masih menempel ditangan kanannya.

Risa tak terima sahabatnya diperlakukan seperti itu dia langsung berusaha membersihkan pecahan kaca yang menempel ditangan kanan Tesya yang mulai tercampur dengan cairan merah kental.

"Fel bisa lo ganti tempat? Selera gue jadi ilang," ucap Marvin dengan wajah dingin tak peduli.

Bahkan, bukan hanya Marvin yang melihatnya semua orang mulai mengerubuni meja-meja dekat kejadian itu ada yang terlihat sangat merasa kasian pada Tesya, tapi ada juga yang mengejek Tesya karna sudah berani kepada Felys. Mereka hanya diam karna tak tahu harus berbuat apa.

"Ini baru permulaan dan sekarang gue mau bikin lo lebih menderita!" Felys mengambil 2 gelas milik temannya Inez dan Elena yang pertama berisi jus alpukat dan jus kedua berisi jus strawberry.

Felys menumpahkan kedua jus yang ada ditangannya diatas kepala Tesya hingga rambut dan baju Tesya sudah tak serapi tadi pagi, ini bukan tidak rapi tapi benar benar sudah tak karuan Felys membungkukkan tubuhnya dan menarik dagu Tesya hingga akhirnya dia mendongak kearahnya.

Tesya hanya bisa terdiam dan menangis atas apa yg telah kakak kelasnya lakukan. Apa boleh buat Tesya tak mungkin bisa melawan. Wajar dia menangis dia tidak sengaja menumpahkannya sedangkan Felys membalasnya lebih kejam.

Orang-orang masih terus berdiam tak membantunya malah yang lebih parah diantara mereka ada yg sengaja mengabadikannya lewat rekaman video. Tak ada yg berani jika ini bersangkutan dengan Felys karna Felys bisa menghabisi orang-orang yang berusaha menjadi pahlawan.

"Denger gue ya, jangan pernah lo berani sama gue karna gue bisa lakuin yang lebih parah dari ini!" Felys mendorong dagu Tesya keras membuat kepalanya bertubrukan dengan meja kantin. Seketika Tesya merasakan pusing dan pandangannya kabur dari efek benturan yang terlalu keras. Keningnya mengeluarkan sedikit darah dan juga lebam.

Risa yang mulai kesal langsung berdiri untuk membalas perlakuan Felys pada Tesya.

"Sorry kak dia ga sengaja ya kenapa lo bales dia kaya gini?!" Tanya Risa didekat Felys.

Tapi percuma saja Risa langsung ditarik oleh kedua teman Felys dan menahan tangannya yang memberontak.

Felys tersenyum senang lalu kembali menginjak tangan kanan Tesya yang tadi berdarah karna terkena pecahan kaca.

AURISTESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang